Connect with us
DPR RI

Pemerintah Harus Tekan Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok Sebelum Ramadan

Pemerintah Harus Tekan Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok Sebelum Ramadan
Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani saat meninjau Pasar Cihapit Bandung mengecek harga-harga kebutuhan pokok jelang bulan ramadan. Foto: DPR RI

Jakarta – Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani mendapat keluhan kenaikan harga kebutuhan pokok yang turut berdampak terhadap produksi produk makanan. Untuk itu, Puan meminta Pemerintah segera melakukan langkah-langkah untuk menekan kenaikan harga kebutuhan pokok sebelum memasuki bulan puasa (bulan ramadan).

“Pemerintah harus siapkan instrumen agar harga-harga tetap stabil jelang ramadan. Stabilkan harga dengan operasi pasar, manajemen stok, dan perlancar distribusi agar harga-harga stabil,” tegas Puan dalam keterangan yang diterima tim Parlementaria, Senin (6/3/2023).

Diketahui, Puan kembali mendatangi pasar tradisional untuk mengecek harga-harga kebutuhan pokok jelang bulan ramadan. Kali ini Puan meninjau Pasar Cihapit di Bandung, Jawa Barat. “Ini perlu dilakukan agar menekan inflasi. Sehingga saudara-saudara kita bisa melaksanakan ibadah puasa di bulan ramadan dalam suasana kondusif,” tambah Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

Kedatangan Puan ke Pasar Cihapit, Senin (6/3/2023), diawali dengan sarapan di Warung Bu Eha yang berada di dalam pasar, sekitar 150 meter dari gerbang pasar. Warung yang sudah berdiri sejak tahun 1947 itu memiliki kedekatan sejarah dengan Keluarga Puan.

Menurut Bu Eha, sang mertua merupakan teman Presiden pertama RI Soekarno sehingga tak heran di Warung Bu Eha banyak terpampang foto-foto kakek Puan tersebut. Bung Karno juga kerap mampir ke rumah keluarga Bu Eha.

Warung Bu Eha pun merupakan langganan Putra Bung Karno saat masih mahasiswa, yakni Guntur Soekarnoputra. Di awal kemerdekaan, Warung Bu Eha memiliki menu yang disukai orang Belanda dengan gaya prasmanan. Saat ini penyajiannya pun masih sama meski menunya sekarang berbasis masakan Sunda.

Di Warung Bu Eha, Puan menikmati nasi merah dengan lauk daging gepuk, perkedel, kikil serta sayur pare dan buntil daun singkong lengkap dengan sambalnya. Puan tampak lahap menikmati masakan Warung Bu Eha sambil mendengarkan cerita Bu Eha mengenai keluarganya yang sering datang ke warungnya.

Usai sarapan, Puan langsung berkeliling Pasar Cihapit untuk mengecek harga-harga kebutuhan pokok. Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu berhenti di sejumlah kios untuk berinteraksi dengan pedagang dan warga yang tengah berbelanja.

Salah satu kios yang didatangi Puan adalah kios sayur milik Bu Sri. Keduanya berdialog mengenai harga sayur yang saat ini sudah mulai ada kenaikan harga.

“Apa saja yang sudah mulai naik harganya?” tanya Puan.

“Cabe rawit, Bu. Tadinya Rp 60 ribu per kg dari sananya sekarang sudah Rp 70-80 ribu per kg,” jawab Sri.

“Dampak ke penjualan gimana?” timpal Puan.

“Biasanya orang beli banyak, karena harga naik jadi dikurangin belinya,” jawab Sri kembali.

Menurut Sri, biasanya harga-harga sayur dan kebutuhan pokok akan naik signifikan sepekan sebelum puasa. Harga akan semakin melejit jelang Idul Fitri.

“Nanti mau Lebaran naik lagi lebih mahal. Cabe bisa sampai Rp 100 ribu per kg, kadang-kadang malah sampai Rp 120 ribu per kg,” tuturnya.

Puan kemudian menanyakan harga kebutuhan pokok lainnya seperti telur ayam, gula, dan minyak.

“Telur dan gula biasanya mau puasa naik sampai Rp 10-20 ribu. Kalau minyak yang biasa (non-subsidi) sampai sekarang juga masih mahal, bu,” jelas Sri.

Di kios Ibu Sri, Puan sekaligus berbelanja sayuran seperti pare dan terong ungu. Ia juga mampir untuk membeli makanan tradisional di kios Pak Menir Kumis dan gula jawa di kios Bu Meni.

Selama berkeliling Pasar Cihapit, Puan menjadi sasaran foto dan swafoto para pedagang dan pengunjung. Banyak pedagang dan pengunjung pasar yang meminta foto bersama dengan Puan saat berpapasan.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat

Oleh

Fakta News
Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyesalkan nilai impor Migas (Minyak dan Gas) nasional dari Singapura yang semakin hari bukan semakin berkurang, melainkan semakin meningkat. Menurutnya, hal ini merupakan kabar buruk bagi pengelolaan Migas nasional.

Hal tersebut diungkapkannya menyusul rencana Menteri ESDM yang akan menaikkan impor BBM menjadi sebesar 850 ribu barel per hari (bph), terutama dari Singapura. “Pemerintah jangan manut saja didikte oleh mafia migas. Harus ada upaya untuk melepas ketergantungan impor migas. Paling tidak impor migas ini harus terus-menerus dikurangi. Jangan sampai pemerintah tersandera oleh mafia impor migas,” ungkap Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Untuk itu, lanjut Politisi dari Fraksi PKS ini, perlu adanya terobosan berarti terkait upaya pembangunan dan pengelolaan kilang minyak nasional di tanah air. Pasalnya, Sejak Orde Baru belum ada tambahan pembangunan kilang minyak baru, sementara rencana pembangunan Kilang Minyak Tuban, sampai hari ini tidak ada kemajuan yang berarti.

“Masa kita kalah dan tergantung pada Singapura, karena kita tidak punya fasilitas blending dan storage untuk mencampur BBM. Padahal sumber Migas kita tersedia cukup besar dibandingkan mereka,” tambahnya.

Mulyanto berharap Pemerintah mendatang perlu lebih serius menyelesaikan masalah ini. Hal itu jika memang ingin mengurangi defisit transaksi berjalan sektor migas serta melepas ketergantungan pada Singapura. Diketahui, Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan untuk mencampur berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari berbagai kilang dunia, untuk menghasilkan BBM yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

“Karena kita tidak memiliki fasilitas ini maka kita terpaksa mengimpor BBM sesuai dengan spesifikasi kebutuhan kita dari negara jiran tersebut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, produksi minyak nasional saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan mencapai 840 ribu barel per hari. Kekurangan tersebut harus ditutupi melalui impor, dengan 240 ribu barel per hari berasal dari minyak mentah dan 600 ribu barel per hari dari BBM.

Baca Selengkapnya

BERITA

Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional

Oleh

Fakta News
Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024). Foto : DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, diharapkan mampu memulihkan ekonomi nasional, selain mempromosikan pariwisata Bali lebih luas lagi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memberi sambutan pembuka pada pertemuan Komisi VI dengan sejumlah direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH. Komisi VI berkepentingan mengetahui secara detail progres pembangunan proyek strategi nasional tersebut.

“Ini proyek strategis nasional  (PSN) yang diharapkan mampu  memulihkan ekonomi nasional melalui kebangkitan pariwisata Bali. Proyek BMTH diharapkan mampu membangkitkan kembali sektor pariwisata Bali pasca pandemi Covid 19,” katanya saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024).

Dijelaskan Martin, PSN ini dikelola PT. Pelindo  III  yang merupakan mitra kerja Komisi VI DPR RI. Proyek ini membutuhkan dukungan berbagai pihak, seperti PT. Pertamina Patra Niaga, PT. Pertamina Gas Negara, dan pihak terkait lainnya, agar bisa bekerja optimal dalam memulihkan ekonomi nasional. Pariwisata Bali yang sudah dikenal dunia juga kian meluas promosinya dengan eksistensi BMTH kelak.

Proyek ini, sambung Politisi Fraksi Partai Nasdem tersebut, memang harus dikelola secara terintegrasi. Namun, ia menilai, progres pembangunan BMTH ini cenderung lamban. Untuk itu, ia mengimbau semua BUMN yang terlibat agar solid berkolaborasi menyelesaikan proyek tersebut.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya