Connect with us
Sri Mardiyati

Pembudidaya Lebah Madu Jawa dari Boyolali Langganan Istana Negara

Sri Mardiyati mengatur kotak tempat lebah liar bersarang dan memproduksi madu (foto: Galih Prasojo)

Boyolali – Lebah madu memang sudah sepantasnya dijadikan pengembangan usaha secara lebih fokus. Memadainya areal hutan Indonesia, sekitar 195 juta hektare, membuat pengembangan lebah madu kian menjanjikan. Apalagi kini juga sudah menjadi tren bisnis usaha lantaran hasilnya pun menggiurkan.

Namun perlu diketahui, usaha lebah madu tidaklah mudah seperti yang dibayangkan, terutama lebah madu Jawa. Bila kurang memperoleh penanganan yang baik, tentu kualitasnya akan rendah. Artinya, diperlukan pengembangan dan keterampilan yang ekstra, peralatan memadai, penanganan koloni, serta modal.

Salah satu petani lebah madu Jawa yang patut dijadikan contoh adalah Sri Mardiyati. Petani dari Boyolali ini sudah 5 tahun membudidayakan lebah madu Jawa. Tujuannya malah tak sekadar bisnis, melainkan juga bernilai edukasi. Sebab koloni lebah Jawa bagaimanapun memang sudah semakin langka. Atas dasar itu pula, akunya, budi daya lebah Jawa menjadi jauh lebih sulit dibanding lebah madu pada umumnya.

Di pekarangannya yang seluas 4.000 meter persegi di samping rumahnya di Karangbulu Mudal, Boyolali Kota, ada sekitar 100 gelodok atau kotak kayu sebagai tempat sarang lebah. Lebah itu bisa dipanen setelah berumur 3 sampai 4 bulan.

Selama ini, berbagai tantangan dihadapinya. Mulai dari hama, termasuk burung, cicak, lebah besar dan kupu-kupu. Bahkan tak jarang juga lebahnya sendiri juga pergi meninggalkan sarang setelah dipanen.

“Setelah kami panen, ada dua kemungkinan. Bisa juga lebah itu berkembang biak ketika kami pijah. Tetapi bisa juga lebah itu punah, karena setelah kami panen lebah itu pergi,” jelasnya.

Tak cuma itu, pendeknya usia lebah, yakni sekitar 80 hari membuat Sri Mardiyati harus pintar-pintar atur strategi. Singkatnya, ia harus bisa memanennya sebelum lebahnya memasuki akhir usianya.

Foto: Tri Widodo

Foto: Tri Widodo

Strategi Pemasaran dan Jadi Langganan Istana
Hal ini juga tak kalah sulit. Sri Mardiyati mengaku tidak menjualnya melalui toko-toko. Ia lebih memilih membiarkan konsumen yang datang agar bisa melihat langsung keaslian produk dari lebah-lebahnya. Bahkan ia juga mengajak konsumennya untuk panen bersama. Dengan begitu, selain berbisnis, ia juga bisa memberikan edukasi kepada konsumen akan lebah madu jawa yang memang sudah langka tersebut.

“Budidaya lebah ini kami gunakan untuk melatih adik-adik Pramuka, Menwa, pelajar dan pemuda secara gratis. Minimal mereka bisa mengenal lebah,” ujar Sri Mardiyati yang juga guru SMA Negeri 2 Boyolali itu.

Salah satu edukasi yang ia berikan adalah adanya perbedaan budidaya lebah lokal dengan lebah Australia yang secara umum dibudidayakan orang saat ini. Lebah sama-sama ditempatkan di gelodok atau kotak kayu, namun pada gelodok lebah madu Australia diberi sekat-sekat dari kasa sebagai sarangnya.

Sedangkan pada lebah Jawa, si lebah membuat sarang sendiri yang disebut tala. Bukaan kotak juga bukan dari atas, tapi dari samping. Pintu bukaannya dari jaring kawat sehingga lebah bisa dengan mudah masuk. Jaring kawat kemudian ditutup menggunakan kardus.

“Lebah bisa berkembang maksimal di dalam kotak,” ucapnya.

Menurutnya lagi, lebah yang dibudidayakan bisa hidup dengan baik jika didukung lingkungan yang sekitarnya banyak tumbuh berbagai tanaman yang menjadi nektar. “Lebah ini bisa hidup jika ada nektar. Makanan yang dicari lebah yang berasal dari bunga-bunga. Di sekitar banyak sekali tanaman jagung, kelengkeng, jambu yang mendukung untuk nektar ini,” imbuhnya.

Secara fisik, lebah Jawa dengan lebah Australia pun berbeda. Lebah Jawa lebih kecil dan lebih hitam, sedangkan lebah Australia lebih besar dan kuning.

“Lebah Jawa juga lebih galak,” tandasnya.

Kualitas produk dari Sri Mardiyati memang sudah dikenal banyak orang. Bahkan madu yang dihasilkan dari budidaya lebahnya jadi langganan Istana Negara.

Novianto

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat

Oleh

Fakta News
Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyesalkan nilai impor Migas (Minyak dan Gas) nasional dari Singapura yang semakin hari bukan semakin berkurang, melainkan semakin meningkat. Menurutnya, hal ini merupakan kabar buruk bagi pengelolaan Migas nasional.

Hal tersebut diungkapkannya menyusul rencana Menteri ESDM yang akan menaikkan impor BBM menjadi sebesar 850 ribu barel per hari (bph), terutama dari Singapura. “Pemerintah jangan manut saja didikte oleh mafia migas. Harus ada upaya untuk melepas ketergantungan impor migas. Paling tidak impor migas ini harus terus-menerus dikurangi. Jangan sampai pemerintah tersandera oleh mafia impor migas,” ungkap Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Untuk itu, lanjut Politisi dari Fraksi PKS ini, perlu adanya terobosan berarti terkait upaya pembangunan dan pengelolaan kilang minyak nasional di tanah air. Pasalnya, Sejak Orde Baru belum ada tambahan pembangunan kilang minyak baru, sementara rencana pembangunan Kilang Minyak Tuban, sampai hari ini tidak ada kemajuan yang berarti.

“Masa kita kalah dan tergantung pada Singapura, karena kita tidak punya fasilitas blending dan storage untuk mencampur BBM. Padahal sumber Migas kita tersedia cukup besar dibandingkan mereka,” tambahnya.

Mulyanto berharap Pemerintah mendatang perlu lebih serius menyelesaikan masalah ini. Hal itu jika memang ingin mengurangi defisit transaksi berjalan sektor migas serta melepas ketergantungan pada Singapura. Diketahui, Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan untuk mencampur berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari berbagai kilang dunia, untuk menghasilkan BBM yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

“Karena kita tidak memiliki fasilitas ini maka kita terpaksa mengimpor BBM sesuai dengan spesifikasi kebutuhan kita dari negara jiran tersebut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, produksi minyak nasional saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan mencapai 840 ribu barel per hari. Kekurangan tersebut harus ditutupi melalui impor, dengan 240 ribu barel per hari berasal dari minyak mentah dan 600 ribu barel per hari dari BBM.

Baca Selengkapnya

BERITA

Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional

Oleh

Fakta News
Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024). Foto : DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, diharapkan mampu memulihkan ekonomi nasional, selain mempromosikan pariwisata Bali lebih luas lagi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memberi sambutan pembuka pada pertemuan Komisi VI dengan sejumlah direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH. Komisi VI berkepentingan mengetahui secara detail progres pembangunan proyek strategi nasional tersebut.

“Ini proyek strategis nasional  (PSN) yang diharapkan mampu  memulihkan ekonomi nasional melalui kebangkitan pariwisata Bali. Proyek BMTH diharapkan mampu membangkitkan kembali sektor pariwisata Bali pasca pandemi Covid 19,” katanya saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024).

Dijelaskan Martin, PSN ini dikelola PT. Pelindo  III  yang merupakan mitra kerja Komisi VI DPR RI. Proyek ini membutuhkan dukungan berbagai pihak, seperti PT. Pertamina Patra Niaga, PT. Pertamina Gas Negara, dan pihak terkait lainnya, agar bisa bekerja optimal dalam memulihkan ekonomi nasional. Pariwisata Bali yang sudah dikenal dunia juga kian meluas promosinya dengan eksistensi BMTH kelak.

Proyek ini, sambung Politisi Fraksi Partai Nasdem tersebut, memang harus dikelola secara terintegrasi. Namun, ia menilai, progres pembangunan BMTH ini cenderung lamban. Untuk itu, ia mengimbau semua BUMN yang terlibat agar solid berkolaborasi menyelesaikan proyek tersebut.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya