Connect with us

PDB Ekonomi Kreatif Semakin Mendekati Rp1000 Triliun Pertama

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf(foto: asiapacificmediaforum.com)

Jakarta – Guna memenuhi kebutuhan data ekonomi kreatif (ekraf), Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) kembali menjalin kerjasama penyusunan data ekraf dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Kerjasama yang dilakukan tahun 2017 ini, dilakukan untuk mengukur kinerja Sektor Ekonomi Kreatif di tahun sebelumnya, yakni tahun 2016.

Untuk itu, angka yang ditampilkan di akhir tahun 2017 ini, sesuai dengan kerjasama antara Bekraf dengan BPS, adalah data kinerja tahun sebelumnya, yakni kinerja tahun 2016. Untuk kinerja 2017, akan disajikan di akhir tahun depan. Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf mengungkapkan, kerjasama ini dilakukan demi menjaga kesinambungan serta memperkaya data ekraf Indonesia.

“Data Statistik Ekraf diharapkan dapat menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan strategis pengembangan ekraf Indonesia, dan sekaligus sebagai tolak ukur efektivitas dari program-program strategis yang sudah dilakukan Bekraf”, ujar Triawan.

Hasil pengukuran data statistik menunjukkan, bahwa kinerja ekraf Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan sepanjang tahun sebelumnya. Produk Domestik Bruto (PDB) ekraf pada tahun 2016 naik mencapai Rp. 922,58 triliun dengan nilai kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 7,44%.

gambar statistik bekraf

Dengan kata lain, PDB ekraf tahun 2016 itu, meningkat dari tahun sebelumnya (2015) yang hanya sebesar Rp. 852,56 triliun atau 7,38% terhadap PDB nasional. Angka ini, juga diiringi dengan pesatnya laju pertumbuhan ekraf sebesar 4,95% di tahun 2016, dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sekitar 4,41%.

Kenaikan juga terjadi pada aspek tenaga kerja (TK). Aktivitas di sektor ekraf tahun 2016, mampu menyerap tenaga kerja hingga mencapai 16,91 juta orang (14,28% terhadap TK Nasional), atau tumbuh 5,95% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 15,9 juta orang (13,9% terhadap TK Nasional),  dengan pertumbuhan sekitar 5,22%.

Ekonomi kreatif juga memberikan sumbangan devisa yang signifikan bagi negara.  Nilai ekspor ekraf di tahun 2016, naik menjadi US$19,98 miliar,  atau lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar US9,36 miliar.

Dengan naiknya nilai kontribusi ini, Triawan Munaf mengaku optimistis, ke depan ekraf dapat berkembang lebih maju lagi seiring membaiknya ekosistem ekraf Indonesia.

“Hal ini sejalan dengan keinginan Bapak Presiden untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia”, ujar Triawan.

Kerjasama ini merupakan kali kedua Bekraf berkolaborasi dengan BPS dalam menyusun data ekraf. Hasil Survei BPS-Bekraf pada tahun berjalan, akan dipublikasikan di akhir tahun berikutnya. Sehingga kinerja sektor Ekonomi Kreatif tahun 2017 akan disajikan di akhir tahun 2018.

Untuk tahun ini, ruang lingkup kerjasama BPS-Bekraf meliputi updating data makro Ekraf (PDB, tenaga kerja dan ekspor), profil usaha subsektor berdasarkan Sensus Ekonomi 2016, Aktivitas ekraf dalam Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia (KBJI), data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan Tabel Input-Output (I-O) Ekraf. Hasil lengkap dari kerjasama tersebut akan disampaikan pada Press Conference yang akan diselenggarakan oleh Bekraf dan BPS.

M Riz

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat

Oleh

Fakta News
Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyesalkan nilai impor Migas (Minyak dan Gas) nasional dari Singapura yang semakin hari bukan semakin berkurang, melainkan semakin meningkat. Menurutnya, hal ini merupakan kabar buruk bagi pengelolaan Migas nasional.

Hal tersebut diungkapkannya menyusul rencana Menteri ESDM yang akan menaikkan impor BBM menjadi sebesar 850 ribu barel per hari (bph), terutama dari Singapura. “Pemerintah jangan manut saja didikte oleh mafia migas. Harus ada upaya untuk melepas ketergantungan impor migas. Paling tidak impor migas ini harus terus-menerus dikurangi. Jangan sampai pemerintah tersandera oleh mafia impor migas,” ungkap Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Untuk itu, lanjut Politisi dari Fraksi PKS ini, perlu adanya terobosan berarti terkait upaya pembangunan dan pengelolaan kilang minyak nasional di tanah air. Pasalnya, Sejak Orde Baru belum ada tambahan pembangunan kilang minyak baru, sementara rencana pembangunan Kilang Minyak Tuban, sampai hari ini tidak ada kemajuan yang berarti.

“Masa kita kalah dan tergantung pada Singapura, karena kita tidak punya fasilitas blending dan storage untuk mencampur BBM. Padahal sumber Migas kita tersedia cukup besar dibandingkan mereka,” tambahnya.

Mulyanto berharap Pemerintah mendatang perlu lebih serius menyelesaikan masalah ini. Hal itu jika memang ingin mengurangi defisit transaksi berjalan sektor migas serta melepas ketergantungan pada Singapura. Diketahui, Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan untuk mencampur berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari berbagai kilang dunia, untuk menghasilkan BBM yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

“Karena kita tidak memiliki fasilitas ini maka kita terpaksa mengimpor BBM sesuai dengan spesifikasi kebutuhan kita dari negara jiran tersebut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, produksi minyak nasional saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan mencapai 840 ribu barel per hari. Kekurangan tersebut harus ditutupi melalui impor, dengan 240 ribu barel per hari berasal dari minyak mentah dan 600 ribu barel per hari dari BBM.

Baca Selengkapnya

BERITA

Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional

Oleh

Fakta News
Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024). Foto : DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, diharapkan mampu memulihkan ekonomi nasional, selain mempromosikan pariwisata Bali lebih luas lagi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memberi sambutan pembuka pada pertemuan Komisi VI dengan sejumlah direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH. Komisi VI berkepentingan mengetahui secara detail progres pembangunan proyek strategi nasional tersebut.

“Ini proyek strategis nasional  (PSN) yang diharapkan mampu  memulihkan ekonomi nasional melalui kebangkitan pariwisata Bali. Proyek BMTH diharapkan mampu membangkitkan kembali sektor pariwisata Bali pasca pandemi Covid 19,” katanya saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024).

Dijelaskan Martin, PSN ini dikelola PT. Pelindo  III  yang merupakan mitra kerja Komisi VI DPR RI. Proyek ini membutuhkan dukungan berbagai pihak, seperti PT. Pertamina Patra Niaga, PT. Pertamina Gas Negara, dan pihak terkait lainnya, agar bisa bekerja optimal dalam memulihkan ekonomi nasional. Pariwisata Bali yang sudah dikenal dunia juga kian meluas promosinya dengan eksistensi BMTH kelak.

Proyek ini, sambung Politisi Fraksi Partai Nasdem tersebut, memang harus dikelola secara terintegrasi. Namun, ia menilai, progres pembangunan BMTH ini cenderung lamban. Untuk itu, ia mengimbau semua BUMN yang terlibat agar solid berkolaborasi menyelesaikan proyek tersebut.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya