Nurul Arifin Minta Komitmen Pemerintah dalam Relokasi Lanud Soewondo
Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin meminta pemerintah menunjukkan komitmen dan keseriusan terkait dengan wacana pemindahan Pangkalan Udara (Lanud) Soewondo dari Kota Medan ke Hamparan Perak, Deli Serdang. Ia juga mempertanyakan kompensasi-kompensasi yang akan diterima TNI AU dengan adanya perpindahan ini. Hal tersebut diungkapkannya saat melakukan kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Lanud Soewondo pada Senin (10/10/2022) lalu.
“Kompensasi apa sih pak yang diberikan kepada TNI AU kalau misalnya ini (Lanud Soewondo) direlokasi? Apakah sepadan dengan apa yang Bapak miliki? Ini kan punya institusi ya, ini marwah kalau bisa disebut,” ujar Nurul kepada Komandan Lanud Soewondo, Kolonel Pnb Reka Budiarsa dalam rapat.
Menanggapi pertanyaan Nurul, Reka Budiarsa menjelaskan bahwa telah TNI AU telah dijanjikan lahan seluas 1.170 ha untuk dijadikan lokasi Lanud Soewondo yang baru. Pihaknya juga telah mendirikan 1 pos di Hamparan Perak setelah adanya serah terima lahan. Sebelumnya, pangkalan TNI AU ini menempati lahan sekitar 500 ha termasuk bekas Bandara Polonia dan berlokasi yang tepat berada di jantung Kota Medan.
Kepada Parlementaria, politisi Partai Golkar ini juga menegaskan bahwa perlu adanya komitmen yang tegas dari pemerintah terkait dengan relokasi yang akan dijalankan. Menurutnya tak hanya luasan tanah namun bangunan dan fasilitas di dalam nya juga harus diperhatikan.
“Kita ini ada satu komitmen, untuk pertukaran. Jadi ada satu relokasi (Lanud Soewondo) yang dijanjikan oleh pemerintah dari Bandara Polonia untuk pindah ke Hamparan Perak dan (dengan luas) dari 500 hektar menjadi sekitar 1.100 hektar. Nah, komitmennya yang diperlukan adalah apa-apa saja yang dibutuhkan oleh Angkatan Udara kemudian juga fasilitas-fasilitasnya,” tambahnya.
Legislator Dapil Jawa Barat I itu juga mengungkapkan harapannya agar nantinya dapat dibangun berbagai sarana yang berkualitas untuk mendukung tugas-tugas TNI AU di lokasi lanud yang baru. Disampaikannya, semua pembangunan sepatutnya harus memiliki kualitas yang tinggi agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang.
“Nanti kiranya sampai pindah ke Hamparan Perak, tentu saja kami berharap lebih baik, yang lebih bagus dan lebih manusiawi. Kita berpikirnya tidak jangka pendek tapi untuk digunakan sebagai sarpras jangka waktu yang tidak terbatas. Jadi nanti dalam pembangunannya saya sih berharap tidak asal-asalan, jadi berkualitas,” ungkapnya.
Menutup pernyataannya, Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI ini juga berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah terutama setelah adanya pemindahan ini. Ia meminta agar pembangunan Lanud Soewondo menjadi prioritas terlebih setelah mengetahui adanya beberapa kali pergantian leading sector yang mengurus relokasi tersebut. Diungkapkan oleh Danlanud Soewondo dalam rapat, relokasi lanud saat ini berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves).
“Saya berharap di bawah Kementerian tersebut bisa lebih serius dan waktunya bisa dipenuhi dengan baik. Karena mungkin jauh dari pusat sih ya jadi kelihatannya tidak diprioritaskan padahal kalau melihat ini adalah bagian dari ujung pertahanan di Sumatera harusnya kita juga mempunyai perhatian yang sama dalam pertahanannya,” tutup Nurul.
Sebelumnya, Reka Budiarsa mengatakan dalam wacana pemindahan Lanud Soewondo ke Hamparan Perak maka di lokasi yang baru pangkalan TNI AU ini akan dilengkapi oleh 3 skuadron. Ia juga menegaskan bahwa kepindahan Lanud Soewondo baru akan dilakukan apabila fasilitas di Hamparan Perak telah sepenuhnya rampung dan dapat digunakan serta tidak ada pemindahan secara paralel.
Lokasi yang dipersiapkan bagi Lanud Soewondo di Hamparan Perak masuk dalam wilayah Administrasi Kabupaten Deli Serdang. Lahan yang sebelumnya dikuasai oleh PTPN II inni berjarak sekitar 29 kilometer arah barat laut dari lokasi Lanud saat ini yang berada di Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.