Connect with us
DPR RI

Negara Harus Lebih Cepat Respon Perkembangan Industri

Negara Harus Lebih Cepat Respon Perkembangan Industri
Anggota Komisi VII DPR RI Nurhasan Zaidi dalam RDP Komisi VII DPR RI dengan Kepala BSKJI dan Dirjen Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian RI, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (19/5/2022). Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Nurhasan Zaidi menekankan negara harus hadir dengan lebih cepat merespon perkembangan dan tumbuhnya industri yang semakin hari semakin cepat. Menurutnya, pertumbuhan industri kini tumbuh luar biasa cepat, sehingga negara harus mampu mengimbangi agar tidak terlambat dalam mengantisipasinya.

“Tentunya era industri luar biasa tumbuhnya. Industri kan seringkali tumbuh lebih cepat dari apa yang kita desain, sehingga ya memang orang dagang, orang bisnis cepet banget mikirnya. Belum kita atur regulasinya, mereka sudah lebih cepat. Itu namanya juga orang bisnis, (kalau) bukan orang bisnis ya terlambat mengantisipasinya,” ujarnya dalam RDP Komisi VII DPR RI dengan Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) dan Dirjen Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian RI, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (19/5/2022).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menambahkan, salah satu tantangan dalam menghadapi perkembangan industri kini adalah adanya transisi dari era pertanian ke era industri. Transisi ini, menurutnya telah berpengaruh terhadap berubahnya gaya hidup suatu daerah. Untuk itu, tidak hanya dibutuhkan perencanaan yang matang dalam menghadapi transisi tersebut, tetapi juga implementasi dan sinergitas yang baik dengan perusahaan dan pemerintah daerah.

“Kadang-kadang para perusahaan industri di kawasan itu juga susah diajak sinergi, mau dewe­-nya aja pak. Jadi bapak (Kepala BSKJI dan Dirjen KPAII) di atas kertas bagus, tapi implementasinya belum, belum lagi persoalan kawasan industri yang kawasan hijau lah, bapak bilang industri hijau, tapi nyatanya semau-maunya juga pak, urusan-urusan seperti persoalan perizinan, persoalan limbah, persoalan apa ini siapa yang mengendalikan, nah itu persoalan lain,” imbuh Nurhasan.

Lebih lanjut, transformasi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) ke Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) di Kementerian Perindustrian diharapkan mampu merespon tantangan perkembangan industri dengan lebih baik. “Negara tidak boleh lebih lambat dari perusahaan industri, negara ini punya power yang kuat, kita sering, mereka lebih cepat dari kita,” tegas legislator dapil Jawa Barat IX ini.

Sehingga, dengan transformasi yang lebih implementatif tersebut, negara diharapkan mampu menjadi kontrol yang baik dalam mengantisipasi dan menghadapi perkembangan industri yang semakin cepat. “Ini lagi-lagi kontrol pak, jadi kontrol, arahan dari Kementerian Perindustrian tingkat pusat ini penting pak, jadi langkah-langkah bapak juga saya apresiasi dalam beberapa hal, tetapi antisipasi kedepan juga tentu tugas kita bersama kita DPR dan eksekutif,” tutupnya.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat

Oleh

Fakta News
Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyesalkan nilai impor Migas (Minyak dan Gas) nasional dari Singapura yang semakin hari bukan semakin berkurang, melainkan semakin meningkat. Menurutnya, hal ini merupakan kabar buruk bagi pengelolaan Migas nasional.

Hal tersebut diungkapkannya menyusul rencana Menteri ESDM yang akan menaikkan impor BBM menjadi sebesar 850 ribu barel per hari (bph), terutama dari Singapura. “Pemerintah jangan manut saja didikte oleh mafia migas. Harus ada upaya untuk melepas ketergantungan impor migas. Paling tidak impor migas ini harus terus-menerus dikurangi. Jangan sampai pemerintah tersandera oleh mafia impor migas,” ungkap Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Untuk itu, lanjut Politisi dari Fraksi PKS ini, perlu adanya terobosan berarti terkait upaya pembangunan dan pengelolaan kilang minyak nasional di tanah air. Pasalnya, Sejak Orde Baru belum ada tambahan pembangunan kilang minyak baru, sementara rencana pembangunan Kilang Minyak Tuban, sampai hari ini tidak ada kemajuan yang berarti.

“Masa kita kalah dan tergantung pada Singapura, karena kita tidak punya fasilitas blending dan storage untuk mencampur BBM. Padahal sumber Migas kita tersedia cukup besar dibandingkan mereka,” tambahnya.

Mulyanto berharap Pemerintah mendatang perlu lebih serius menyelesaikan masalah ini. Hal itu jika memang ingin mengurangi defisit transaksi berjalan sektor migas serta melepas ketergantungan pada Singapura. Diketahui, Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan untuk mencampur berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari berbagai kilang dunia, untuk menghasilkan BBM yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

“Karena kita tidak memiliki fasilitas ini maka kita terpaksa mengimpor BBM sesuai dengan spesifikasi kebutuhan kita dari negara jiran tersebut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, produksi minyak nasional saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan mencapai 840 ribu barel per hari. Kekurangan tersebut harus ditutupi melalui impor, dengan 240 ribu barel per hari berasal dari minyak mentah dan 600 ribu barel per hari dari BBM.

Baca Selengkapnya

BERITA

Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional

Oleh

Fakta News
Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024). Foto : DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, diharapkan mampu memulihkan ekonomi nasional, selain mempromosikan pariwisata Bali lebih luas lagi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memberi sambutan pembuka pada pertemuan Komisi VI dengan sejumlah direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH. Komisi VI berkepentingan mengetahui secara detail progres pembangunan proyek strategi nasional tersebut.

“Ini proyek strategis nasional  (PSN) yang diharapkan mampu  memulihkan ekonomi nasional melalui kebangkitan pariwisata Bali. Proyek BMTH diharapkan mampu membangkitkan kembali sektor pariwisata Bali pasca pandemi Covid 19,” katanya saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024).

Dijelaskan Martin, PSN ini dikelola PT. Pelindo  III  yang merupakan mitra kerja Komisi VI DPR RI. Proyek ini membutuhkan dukungan berbagai pihak, seperti PT. Pertamina Patra Niaga, PT. Pertamina Gas Negara, dan pihak terkait lainnya, agar bisa bekerja optimal dalam memulihkan ekonomi nasional. Pariwisata Bali yang sudah dikenal dunia juga kian meluas promosinya dengan eksistensi BMTH kelak.

Proyek ini, sambung Politisi Fraksi Partai Nasdem tersebut, memang harus dikelola secara terintegrasi. Namun, ia menilai, progres pembangunan BMTH ini cenderung lamban. Untuk itu, ia mengimbau semua BUMN yang terlibat agar solid berkolaborasi menyelesaikan proyek tersebut.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya