Connect with us

Mewujudkan Kampung Sejahtera di Desa Kohod

Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengunjungi desa miskin, Desa Kohod di Tangerang(foto: kabar-banten.com

Tangerang – Untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memberikan dukungan dalam bentuk penyediaan sejumlah infrastruktur dan fasilitas di berbagai daerah bahkan desa. Seperti yang dilakukan Kementerian PUPR di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.

Ibu Negara Iriana Joko Widodo didampingi Kartika Nurani Basuki Hadimuljono isteri Menteri PUPR, berkesempatan mengunjungi sekaligus meresmikan Desa Kohod sebagai Kampung Sejahtera, pada Rabu (2/8/2017). Kampung Sejahtera, merupakan program yang diinisiasi oleh Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja yang menggandeng lintas kementerian, lembaga, instansi, dan didukung pemerintah daerah.

Hadir pada acara tersebut Sekretaris OASE Kabinet Kerja Erni Guntarti Tjahjo Kumolo, para anggota OASE, Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) Rina Farida, dan Direktur Rumah Swadaya Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan R. Johny Fajar Sofyan Subrata.

Dukungan Kementerian PUPR pada Kampung Sejahtera, menurut Rina, meliputi penyediaan sejumlah infrastruktur dasar dan fasilitas sosial yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. “Seperti fasilitas air bersih, melalui pembangunan sumur air bersih dan sumur resapan, jalan poros dan jalan lingkungan, dan rumah sehat berupa Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA),” tutur Rina.

Selain itu, Kementerian PUPR juga membangun sarana pendukung lain seperti taman sempadan sungai, pembangunan gerbang atau gapura Desa Kohod. Kemudian membangun lapangan bulu tangkis, dan pergola, normalisasi Sungai Cisadane, normalisasi Kali Alar, pembangunan intake dan jaringan transmisi air baku Bojong Renged (wilayah Teluk Naga) dan pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

Dalam rangka peningkatan kualitas kawasan permukiman di Desa Kohod, lanjut Rina, Kementerian PUPR juga membangun sarana Mandi Cuci Kakus (MCK), Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), pengadaan tempat sampah dan container, pengembangan SPAM, dan pembangunan drainase lingkungan. “Untuk tahun 2017 ini, anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur di Kampung Pintu Air Desa Kohod tersebut mencapai Rp 1 miliar dan hampir seluruhnya sudah terserap,” ungkap Rina.

Biaya pembangunan infrastruktur ini tidaklah murah, untuk itu Rina berharap agar masyarakat ikut serta menjaga dan memelihara infrastruktur yang ada sehingga keberlanjutannya dapat memberikan manfaat untuk generasi selanjutnya.

Desa Miskin

Seperti diketahui, Desa Kohod ini merupakan salah satu gambaran desa miskin di Kabupaten Tangerang. Sekitar 60 persen dari 8000 jiwa penduduk desa ini, hidup dari bertani dan nelayan. Atas dasar kondisi tersebut, Desa Kohod ditetapkan sebagai satu dari tiga desa di Indonesia untuk percontohan Kampung Sejahtera.

Dalam kesempatan itu, Ibu Negara dan rombongan juga melakukan kunjungan ke Pos Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Terpadu (Posyandu), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)  Cahaya Lestari dan kebun bibit, serta pelayanan IVA Test untuk pemeriksaan dini kanker bagi ibu. Juga meninjau RISHA dan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)

Pembangunan RISHA di Kampung Pintu Air, Desa Kohod sebanyak 4 (empat) unit merupakan program Corporate Sosial Responsibility (CSR) PT. Waskita Karya dan PT. Indosemen.  Ke-empat unit RISHA tersebut, diserahkan kepada masyarakat yang kondisi rumahnya sudah tidak layak huni.

RISHA merupakan rumah layak huni dan terjangkau, yang dibangun secara bertahap dengan konsep knock down terdiri dari komponen seperti kolom, pondasi dan atap. Dalam proses pembangunannya, RISHA tinggal pasang dan menggabungkan panel-panel beton dengan baut. Dengan demikian pembangunan rumah ini dapat diselesaikan dengan waktu jauh lebih cepat yakni sekitar 7 hari untuk 1 unit tipe 36.  RISHA adalah hasil penelitian Balitbang Kementerian PUPR dan telah melalui proses pengembangan sejak 2004, rumah ini telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

Sementara itu, Direktur Rumah Swadaya Ditjen Penyediaan Perumahan R. Johny Fajar Sofyan Subrata menyebutkan, program BSPS juga dilakukan di Kampung Pintu Air, Desa Kohod. “Di Kohod terdapat 119 unit yang ikut dalam program tersebut, termasuk 19 unit rumah di Kampung Pintu Air,” jelasnya.

Program BSPS adalah program bantuan untuk meningkatkan kualitas rumah masyarakat menjadi layak huni baik dari aspek keselamatan, kesehatan, dan kecukupan luasan ruang. Program ini berbasis kelompok masyarakat sehingga masyarakat di beberapa daerah dapat saling membantu untuk menyelesaikan rumahnya.

Untuk Tahun 2017,  menurut Johny, secara nasional ditargetkan sebanyak 110.000 unit rumah yang mendapat BSPS. Anggaran yang dibutuhkan mencapat Rp1,9 triliun. Hingga Agustus 2017 progres penyaluran BSPS sudah mencapai 70%. “Saat ini sebagian besar masyarakat penerima bantuan sedang melaksanakan konstruksi rumahnya,” pungkasnya.

M Riz

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Suntikan PMN Diharapkan Tambah Keuntungan Negara, Demi Kesejahteraan Rakyat

Oleh

Fakta News
Suntikan PMN Diharapkan Tambah Keuntungan Negara, Demi Kesejahteraan Rakyat
Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman saat mengikuti kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/4/2024). Foto: DPR RI

Badung – Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman berharap BUMN Pariwisata dan Aviasi mampu hasilkan keuntungan bagi negara. Sebab, BUMN tersebut telah memperoleh suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang nilainya cukup besar.

“Komisi VI sudah mendukung upaya peningkatan kinerja BUMN Pariwisata dan Aviasi antara lain melalui persetujuan PMN. Sudah seharusnya ada perbaikan fasilitas dan layanan yang mereka hadirkan setelah memperoleh suntikan dana pemerintah melalui PMN agar bisa menghasilkan keuntungan untuk negara,” jelas Mahfudz di sela-sela kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/4/2024).

Politisi PKS ini mengimbuhkan BUMN Pariwisata sudah semestinya berorientasi profit (mengejar keuntungan) agar mampu berkontribusi pada pemasukan negara. Negara seperti Jepang, Malaysia saat ini sangat serius mengelola industri pariwisatanya. Bagaimana Jepang berusaha memanjakan para wisatawan yang berkunjung ke negaranya agar tiap tahun semakin bertambah.

“Malaysia juga melakukan semacam rekayasa engineering, misalnya sekolah di sana lebih murah, biaya berobat general check up di sana juga lebih murah sehingga orang tertarik ke sana. Kalau orang sudah ke sana walau tujuannya berobat, sekolah itu kan nantinya butuh menginap, belanja dan akan meningkatkan penerimaan devisa negara tersebut,” tukasnya.

Legislator asal Dapil Jawa Barat VI meliputi Kota Bekasi dan Kota Depok ini menilai bahwa BUMN Pariwisata dan Aviasi perlu melakukan upaya dan terobosan yang luar biasa dan menarik, apalagi Bali sudah menjadi tujuan wisata utama masyarakat dunia. Tinggal variabel masalahnya yang perlu diperhatikan misalnya infrastruktur, daya dukung ekosistem pariwisata harus dikelola dengan baik.

“Seperti di Bali ini kurang fasilitas kendaraan umum, apakah ini bagian dari produk kebijakan daerah. Betapapun itu kendaraan umum menurut saya diperlukan untuk masyarakat Bali termasuk wisatawan juga,” katanya.

Masalah lainnya, menumpuknya wisatawan di Bali seharusnya bisa diarahkan ke Nusa Tenggara Barat, ada Lombok, Senggigi, dimana daya dukung kultural dan kebijakan pemerintah daerahnya perlu ada paradigma baru di sana. Perlu juga edukasi kepada masyarakat agar dapat ramah dengan wisatawan yang datang dari berbagai mancanegara.

“Paket wisata yang menawarkan destinasi alternatif selain Bali menurut saya sangat baik dan perlu dilakukan agar wisatawan mancanegara mengenal lebih banyak daerah di Indonesia. Sama halnya saat kita keluar negeri juga ditawarkan paket kunjungan ke berbagai destinasi,” tutupnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Pertanyakan Bantuan Bank Dunia Bagi Negara Berkembang terkait Perubahan Iklim

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Pertanyakan Bantuan Bank Dunia Bagi Negara Berkembang terkait Perubahan Iklim
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti saat mengikuti pertemuan Global Young MP Initiative dengan WB & International Monetary Fund (IMF). Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mempertanyakan proyek dari Bank Dunia (World Bank/WB) terkait sustainable development alias pembangunan berkelanjutan. Dimana program itu bertujuan membantu negara-negara berkembang agar bergerak menciptakan masa depan yang berkelanjutan (sustainable future).

“Apa proyek dari World Bank terkait sustainable development untuk membantu negara-negara yang berkembang mencapai sustainable future. Misalnya, bantuan apa yang diberikan untuk negara berkembang agar bisa bersama-sama negara maju menyelesaikan isu besar perubahan iklim,” ujar Roro dalam pertemuan Global Young MP Initiative dengan WB & International Monetary Fund (IMF) seperti keterangan tertulisnya yang diperoleh Parlementaria, Rabu (24/4/2024).

Politisi Fraksi Partai Golkar ini menilai forum bersama WB dan IMF ini menjadi salah satu kesematan untuk mempelajari inovasi, temuan dan solusi terkait lingkungan hijau yang bisa diterapkan di Indonesia. Bahkan, terkait bantuan pembiayaan terhadap Indonesia. Hal ini akan menjadi afirmasi positif untuk membantu mempersiapkan generasi mendatang menuju pekerjaan yang lebih ramah lingkungan dalam perspektif ekonomi hijau.

Acara tersebut mengusung tema “Planting Seeds of Growth: Creating green jobs for young people and the planet”. Dengan menghadirkan anggota parlemen muda dunia untuk terlibat dengan pimpinan World Bank serta para pemimpin dunia mengenai masa depan lapangan pekerjaan dari perspektif ekonomi hijau untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem dan meningkatkan kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat dunia.

Berbekal pengalamannya menjadi aktivis lingkungan dan anggota Komisi VII DPR RI, ia juga menjabat sebagai panitia pengarah mewakili Regional Pasifik dan Asia Timur dalam Global Young MP Initiative. Dyah Roro Esti banyak membicarakan hal-hal yang telah ia lakukan di DPR RI terkait isu iklim dan lingkungan. Ia juga menekankan posisi DPR RI sebagai pendorong dari pemerintah dan organisasi dunia seperti Bank Dunia.

Ia juga sangat mengapresiasi kegiatan tersebut karena selain mempersiapkan transisi energi untuk kebaikan dunia secara umum, di sisi lain juga dipersiapkan sumber daya manusianya terkait lapangan pekerjaan. Karena ia menyadari bahwa kebutuhan tenaga kerja di sektor-sektor hijau muncul atas adanya kesadaran dunia akan permasalahan iklim.

Baca Selengkapnya

BERITA

Hindari Politik Transaksional, Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Oleh

Fakta News
Hindari Politik Transaksional, Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka
Wakil Ketua Komisi II DPR RI Junimart Girsang saat memimpin Kunjungan Kerja Reses, di Pekanbaru, Riau, Selasa (23/4/2024). Foto: DPR RI

Pekanbaru – Dalam kunjungan kerja Komisi II DPR RI bersama penyelenggara pemilu Provinsi Riau, Wakil Ketua Komisi II DPR RI Junimart Girsang menekankan pihaknya mempunyai beberapa catatan untuk ditindaklanjuti bersama KPU dan Bawaslu RI. Satu diantaranya, kata Junimart, terkait badan Adhoc Pilkada yang harus diseleksi lebih ketat dan terbuka, sehingga tidak terjadi pemilu yang sifatnya transaksional.

“Kemudian, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) ini sebagian besar kurang paham tentang teknis perhitungan suara. Oleh karena itu KPU Provinsi harus lebih selektif nantinya dalam menentukan PPK dan PPS nya. Lalu, tentang pelanggaran Pemilu juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Kami minta kepada KPU dan Bawaslu untuk menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi ketika dua perkara itu tidak dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU),” kata Junimart saat ditemui usai Kunjungan Kerja Reses, di Pekanbaru, Riau, Selasa (23/4/2024).

Meski demikian, Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini mengapresiasi terkait Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) di Riau, yang dinilainya merupakan salah satu provinsi yang sangat aktif dalam bersinergi dengan penyelenggara Pemilu serta unsur Forkopimda di Provinsi Riau dalam rangka NPHD.

“Tentunya hal ini menjadi percontohan untuk Provinsi lain, karena temuan kami di beberapa Provinsi belum berjalan. Kalau ini hanya satu yang belum, Kabupaten Meranti, saya kira itu hanya masalah teknis saja. Nanti Pak Gubernur bisa mengingatkan kepada pemerintah Kabupaten Meranti, ” kata Legislator Dapil Sumatera Utara III ini.

Lebih lanjut, Junimart tetap mengingatkan para penyelenggara pemilu, di Provinsi Riau khususnya, untuk terus melakukan sinergi dan sosialisasi terkait tahapan pemilukada. Karena menurut Junimart, pemilukada serentak ini akan lebih rumit dibanding dengan pemilu legislatif pada Februari lalu.

“Inikan seluruh Indonesia nantinya, dan ini bahkan menurut saya akan lebih capek daripada pemilu kemarin. Karena inikan seluruh kepala daerah di Indonesia. Tentu KPU, Bawaslu, dan pemerintah harus bersinergi, saling visi. Supaya betul-betul pemilukada serentak ini bisa sesuai dengan nafas nasional. Dan tentu harapan kita, tidak ada sengketa-sengketa nantinya,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya