Menkop UKM Dorong Daerah Manfaatkan Sarinah Jadi Tempat Promosi UMKM
Jakarta – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mendorong pemerintah daerah untuk memanfaatkan Sarinah sebagai tempat promosi produk unggulan daerah masing-masing, terutama yang diproduksi oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Hal ini disampaikan Teten saat bersama kepala dinas koperasi dan UKM dari berbagai provinsi berkunjung ke Gedung Sarinah, Jakarta, beberapa waktu lalu. Kehadiran para kepala dinas tersebut di Jakarta adalah dalam rangka mengikuti gelaran Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transformasi Digital dan Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM Tahun 2022.
“Produk UMKM itu bisa jadi berkelas karena rumahnya sendiri dan narasinya sendiri. Dulu saya agak ngotot ke pengelola mal agar 20 persen space diberikan untuk UMKM. Tapi ternyata itu bukan rumah mereka, enggak bisa bersaing (pelaku UMKM). Nah ini Sarinah jadi rumah UMKM yang nyaman,” ujar Teten, dikutip dari laman resmi Kemenkop UKM, Rabu (30/03/2022).
Menkop UKM menambahkan, Sarinah dapat menjadi contoh nyata bagi pemerintah daerah untuk membangun rumah bagi UMKM. Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan gedung tua milik pemerintah yang diubah menjadi tempat oleh-oleh yang nyaman dan memiliki kualitas produk berdasarkan kurasi terlebih dahulu.
“Jadi ke depan UMKM itu harus punya narasi kuat untuk menjualnya dan punya tempat sendiri. Kita ini punya banyak gedung-gedung tua di banyak daerah. Jadi jangan lagi jualan di emperan, enggak bakal dihargai,” tuturnya.
Selain itu, Teten juga mendorong pemerintah daerah untuk memiliki agregator yang dapat menampung produknya, di mana nantinya dapat ditampilkan di Sarinah.
“Saya usul daerah itu harus punya agregator, baik itu koperasi atau perusahaan daerah yang membeli dulu produknya, nanti dari perusahaan daerah itu baru masuk ke Sarinah. Tentu nanti kurasi dan sebagainya antara agregator daerah dengan Sarinah. Kalau satu per satu kan akan rumit. Jadi peran agregator itu sangat penting dalam sistem produksi yang kecil atau mikro. Inikan sulit suplai mereka untuk stabil, baik kuantitas dan kualitas. Sehingga bisa di substitusi oleh yang lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) Sarinah Fetty Kwartati menyambut baik upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong produk UMKM untuk naik kelas.
“Sarinah yang baru ini sangat erat kaitannya dengan Kemenkop UKM. Kita bisa lakukan sinergi secara lebih luas, di mana dari hulu ke hilir dapat di-take care dengan baik serta Sarinah mampu memberikan akses kepada market dan capacity building sehingga UMKM dapat naik kelas,” kata Fetty.
Fetty mengungkapkan, Sarinah telah bertransformasi dan banyak melakukan pembenahan di segala bidang. Mulai dari konsep bisnis yang sekarang telah menjadi community mall, branding di mana Sarinah menjadi destinasi wajib kunjung serta menjadi ruang sosial dan budaya.
Sarinah juga menghadirkan beragam fitur baru, seperti culinary center, trading house, distrik seni, dan masih banyak lainnya. Ke depan, Sarinah juga akan melakukan kerja sama dengan berbagai dinas daerah untuk mengkurasi produk UMKM untuk ditampilkan di sana.
“Kami membahas kerja sama dari kepala dinas berbagai daerah yang juga melakukan kunjungan tadi, di mana masing-masing daerah dapat menjadi agregator dan melakukan kurasi dari produk mereka dan nantinya akan diseleksi kembali oleh Sarinah untuk ditampilkan kepada masyarakat,” ujar Fetty.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.