Mengenali Ratusan Pahlawan dan Sejarah Lainnya di Diorama ANRI
Jakarta – Ada pengalaman menarik yang dialami Fakta.News, saat mengunjungi Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa (SPB), beberapa waktu lalu. Berlokasi di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang beralamat di Jalan Ampera Raya No.7, Jakarta Selatan, kami tak cuma disuguhkan sekadar patung atau foto-foto saja, tapi di dalamnya juga dapat melihat proses dinamika sejarah perjalanan Indonesia dari masa ke masa, dalam bentuk arsip yang disajikan dengan sentuhan teknologi informasi dan karya seni.
Bahkan bisa dikatakan inilah diorama tercanggih yang paling menarik dalam menceritakan perjalanan sejarah. Bagaimana tidak, jika mungkin banyak yang beranggapan arsip merupakan sekumpulan tumpukan kertas tua berupa tulisan dan foto yang lusuh, namun dalam diorama ANRI, arsip justru diwujudkan dalam bentuk karya seni yang bersentuhan dengan teknologi informasi.
Fakta.News tak sendiri hari itu. Ada banyak siswa-siswi SMA dan SMK yang datang lengkap dengan seragamnya. Awalnya kami mengira tengah ada study tour di sana. Namun setelah bertanya kepada pihak Humas ANRI, rupanya saat itu sedang ada kunjungan dari SMA dan SMK se-Jakarta. Acara tersebut sengaja diadakan sebagai bentuk apresiasi sekaligus upaya mengenalkan ANRI terhadap para pelajar. Fakta.News pun akhirnya memilih ikut rombongan calon generasi penerus bangsa itu.
Ditemani pemandu, kami mulai menelusuri Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa. Di sebelah kanan pintu masuk Ruang diorama, sebuah relief senyuman presiden sudah menyambut dengan judul “Senyummu Indonesiaku”. Para pemandu yang juga murah senyum kemudian menjelaskan secara singkat mengenai diorama yang diresmikan pada 31 Agustus 2009 tersebut. Mulai dari luasnya yang mencapai 750 m2 hingga terdiri dari 8 bagian kian membuat rasa penasaran kami, seperti apa kira-kira di dalamnya. Pastinya, kata salah satu pemandu, setiap hall punya daya tarik tersendiri dengan menampilkan petikan peristiwa dan episode tertentu perjalanan bangsa.
Rombongan pun memasuki Hall A. Di sini kami disuguhi sejumlah replika dari prasasti yang ditemukan di berbagai daerah di Indonesia—yang menggambarkan masa kerajaan nusantara. Data dan keterangan setiap prasasti pun disajikan dalam buku digital berlayar sentuh, sehingga pengunjung bisa menggali informasi lebih mudah dan interaktif. Dari sinilah perjalanan sejarah dimulai.
Memasuki Hall B, ditampilkan mulai dari masa kejayaan nusantara hingga masa penjajahan di bumi pertiwi. Selain dipresentasikan dalam mural perjuangan pahlawan, terdapat pula acrylic laser marking yang menceritakan profil singkat beberapa pahlawan nasional. Di tengahnya, ada tiruan bola dunia yang dihiasi lampu led yang menunjukkan lokasi perjuangan para pahlawan yang terhubungkan dengan monitor. Di sinilah rombongan mulai antusias mengoperasikannya secara interaktif melalui touch screen. Tak sedikit yang terkejut bahwa jumlah pahlawan yang baru mereka ketahui ternyata masih banyak.
“Entah kenapa di Diorama ini membangkitkan semangat sekali,” seru Febi Yolanda dari SMK 8.
Ya, informasi-informasi “tak familiar” pun masih banyak di hall lain—dan mengejutkan pengunjung. Menariknya, Diorama SPB telah disusun sedemikian rapi sehingga alur perjalanannya mudah dipahami. ANRI sengaja membaginya ke dalam beberapa episode (masa) sejarah, seperti kebangkitan nasional, proklamasi kemerdekaan, masa mempertahankan kemerdekaan, masa mengisi kemerdekaan, dan masa reformasi. Menjelang akhir diorama pun terdapat mini theatre yang menampilkan film perjuangan, tak terkecuali film pendek yang mengisahkan Presiden Soekarno sejak kecil.
“Ini cara terbaik untuk belajar sejarah,” sambung Dwi Nur dari SMK 6.
Nilai tambahnya lagi, sebagaimana fungsi arsip nasional sebagai bukti (evidence), diorama ANRI pun dilengkapi dengan bukti tulisan, suara, gambar, foto, video, dan benda, meskipun dalam bentuk replika. Tak ketinggalan, 3 versi Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pun ada di sini. Rombongan pun lumayan tertahan lama di bagian ini. Terlebih saat salah satu pemandu menuturkan bahwa dari ketiga versi Supersemar itu, tak satupun berkop surat Bintang Padi Kapas, sebagaimana kop surat Presiden. Sebab yang ada dua versi berkop surat Garuda, dan satu lagi tak kop surat. Ada pula versi yang ditulis dengan huruf seperti huruf komputer.
“Kaki saya lemas mendengar langsung rekaman pidato Bung Karno,” ujar Anggi Amelia dari SMK 12.
Belum cukup, di Diorama ini pula kita bisa mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam versi 3 stansa. Sebagai informasi, lagu Indonesia Raya yang saat ini menjadi lagu kebangsaan adalah versi 1 stansa. Tinggal menekan tombol yang tersedia, kita bisa menikmati lagu kebangsaan dengan aransemen musik aslinya.
Satu lagi yang sampai membuat rombongan tertahan tentu saja di Hall D yang bertema Masa Proklamasi. Di sinilah kita bisa membandingkan teks prokalamasi antara konsep tulisan tangan, yang diketik, dan diucapkan. Terlihat pula bagaimana naskah tersebut sebelum dan sesudah diedit.
Namun, menurut kami, ada satu lagi yang cukup menggugah hati. Yaitu pada surat dari Bung Karno kepada Panglima Besar Soedirman yang ditampilkan dalam tiga lembar kertas. Tak sedikit yang tersentuh dengan bahasa yang digunakan Bung Karno. Presiden pertama itu memanggil Jenderal Soedirman dengan sebutan Adinda, meskipun mereka berbeda pandangan pada saat perang kemerdekaan. Di sinilah bukti bahwa Bung Karno pandai merangkai kalimat dan mempengaruhi orang lain.
Kejutan lainnya juga ada pada hall yang menampilkan pahlawan revolusi. Di sini terlihat bahwa ada perbedaan antara yang ditampilkan dalam film G30S/PKI dengan hasil otopsi jenazah para jenderal yang ditemukan di sumur Lubang Buaya. Jika dalam adegan film para jenderal sempat disiksa (seperti disilet), namun hasil uji forensik menyatakan kematian para pahlawan revolusi itu karena luka tembak saja.
Jangan kaget bila begitu keluar dari Diorama SPB, Anda masih belum bisa “move on” dari rasa bangga dan cinta Indonesia. Sebab ANRI rupanya memang sengaja seakan mengajak pengunjungnya untuk kembali ke masa lalu. Sekaligus menunjukkan bahwa pengetahuan sejarah perjalanan bangsa bukan untuk mengetahui siapa yang salah dan benar, melainkan untuk menyadari bahwa bangsa ini terbentuk melalui proses sejarah yang panjang. Selain itu, agar kita juga sadar akan pentingnya Arsip Nasional.
Novianto
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.