Connect with us
Perdagangan

Mendag Buka Akses Warung dan Pedagang Pasar ke Grosir, Aprindo Akan Kaji Dulu

Jakarta – Menteri Perdagangan (Permedag) Enggartiasto Lukita, akan menerbitkan aturan terkait suplai barang dari grosir besar ke pedagang pasar dan warung tradisional Oktober ini.

Enggartiasto mengatakan selama ini pasar dan warung tradisional kurang kompetitif dan terkesan stagnan karena harga barang yang dijual ke konsumen sudah cukup tinggi. Hal itu karena mereka mendapatkan pasokan barang dengan harga tinggi. Sementara bagi toko ritel modern mampu menjual barang dengan harga yang lebih murah dibandingkan pasar atau warung tradisional karena akses barang yang didapatkannya harganya lebih miring.

Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk mendekatkan grosir besar tersebut ke pedagang pasar dan warung tradisional. Dengan keterjangkauan akses tersebut dipastikan nantinya mereka dapat menjual barang-barangnya lebih murah dari yang selama ini ditetapkan.

“Jadi supaya memberikan solusi, akses kepada sumber barang dengan harga yang sama, maka pengusaha ritel modern yang satu wajib yang satu tidak, maka wajib menyediakan grosir yang dijual ke pasar tradisional berdasarkan membership dengan harga yang tidak boleh berbeda dengan harga yang diambil tokonya,” kata Enggar dalam sambutannya di acara diskusi terkait peningkatan daya saing industri ritel di Museum Nasional Indonesia, Rabu (4/10).

Ketentuan terkait penyediaan toko grosir yang diperuntukkan bagi pasar dan warung tradisional ini diklaim sebagai upaya pemerintah untuk menyamakan harga suplai barang sehingga margin yang didapatkan oleh mereka bisa lebih besar. Namun begitu bagi pedagang pasar dan warung tidak diwajibkan untuk memanfaatkan toko grosir itu manakala dari berbagai pertimbanga tidak sesuai.

Pemerintah hanya menyediakan akses kepada mereka untuk mendapatkan barang dagangan dengan harga yang lebih kompetitif. Mendag juga menjamin toko grosir yang nantinya siap berpatner dengan pedagang pasar dan warung tradisional tetap mendapatkan keuntungan.

“Warung tidak dipaksa dia bisa memilih (mau memanfaatkan toko grosir atau tidak), yang penting aksesnya disediakan dulu, emang terkesan ini pemaksaan kepada yang besar – besar ini, tapi yang pasti mereka tidak rugi,” ucapnya. 

Asprindo akan kaji aturan baru Kementerian Perdagangan

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengaku masih akan pikir-pikir terkait dengan upaya Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang akan menetapkan aturan untuk pasokan barang dari pedagang besar ke warung-warung atau pasar tradisional. Aprindo mengaku masih belum memiliki konsep bagaimana mekanisme penyaluran barang ke pedagang tradisional dengan ketentuan harga yang sama.

Sekretaris Jenderal Aprindo, Solihin, mengatakan akan segera membicarakan dan menyikapi rencana Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, tersebut. Menurutnya tidak semua peritel memiliki toko grosir khusus untuk memenuhi permintaan barang di toko-toko ritelnya. Sehingga perlu ada penyatuan pendapat agar suplai barang dari toko grosir ke peritel dan pedagang tradisional dapat berjalan sesuai harapan.

“Ini yang akan kita bicarakan sore ini, sekarang Menteri (Mendag) minta peritel (termasuk pemilik toko grosir besar) harus bina warung dengan harga beli yang sama, kita akan koordinasi dengan teman-teman bagaimana mengimplementasikan kemauan Kemendag ini, kita belum bisa komentar teknis nya, kita sedang pikirkan,” kata Solihin di Museum Nasional Indonesia Jakarta, Rabu (4/10).

Pria yang juga menjabat sebagai Corporate Affairs Director Alfamart ini menilai wacana Kemendag itu cukup baik, namun perlu ada keseragaman pemahaman bahwa peritel dan pemilik toko grosir besar bersama pedagang warung pasar tradisional memiliki satu visi untuk penyamaan harga dalam kulakannya. Gagasan penyeragaman harga kulakan ini dianggap tidak akan sampai mengurangi pendapatan yang didapat oleh pedagang grosir.

“Format grosir atau namanya perkulakan memang sasarannya ke pedagang nah yang kedua whole saler dapat barang dari distributor yang memang harganya segitu,” ujarnya.

KR

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Suntikan PMN Diharapkan Tambah Keuntungan Negara, Demi Kesejahteraan Rakyat

Oleh

Fakta News
Suntikan PMN Diharapkan Tambah Keuntungan Negara, Demi Kesejahteraan Rakyat
Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman saat mengikuti kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/4/2024). Foto: DPR RI

Badung – Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman berharap BUMN Pariwisata dan Aviasi mampu hasilkan keuntungan bagi negara. Sebab, BUMN tersebut telah memperoleh suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang nilainya cukup besar.

“Komisi VI sudah mendukung upaya peningkatan kinerja BUMN Pariwisata dan Aviasi antara lain melalui persetujuan PMN. Sudah seharusnya ada perbaikan fasilitas dan layanan yang mereka hadirkan setelah memperoleh suntikan dana pemerintah melalui PMN agar bisa menghasilkan keuntungan untuk negara,” jelas Mahfudz di sela-sela kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/4/2024).

Politisi PKS ini mengimbuhkan BUMN Pariwisata sudah semestinya berorientasi profit (mengejar keuntungan) agar mampu berkontribusi pada pemasukan negara. Negara seperti Jepang, Malaysia saat ini sangat serius mengelola industri pariwisatanya. Bagaimana Jepang berusaha memanjakan para wisatawan yang berkunjung ke negaranya agar tiap tahun semakin bertambah.

“Malaysia juga melakukan semacam rekayasa engineering, misalnya sekolah di sana lebih murah, biaya berobat general check up di sana juga lebih murah sehingga orang tertarik ke sana. Kalau orang sudah ke sana walau tujuannya berobat, sekolah itu kan nantinya butuh menginap, belanja dan akan meningkatkan penerimaan devisa negara tersebut,” tukasnya.

Legislator asal Dapil Jawa Barat VI meliputi Kota Bekasi dan Kota Depok ini menilai bahwa BUMN Pariwisata dan Aviasi perlu melakukan upaya dan terobosan yang luar biasa dan menarik, apalagi Bali sudah menjadi tujuan wisata utama masyarakat dunia. Tinggal variabel masalahnya yang perlu diperhatikan misalnya infrastruktur, daya dukung ekosistem pariwisata harus dikelola dengan baik.

“Seperti di Bali ini kurang fasilitas kendaraan umum, apakah ini bagian dari produk kebijakan daerah. Betapapun itu kendaraan umum menurut saya diperlukan untuk masyarakat Bali termasuk wisatawan juga,” katanya.

Masalah lainnya, menumpuknya wisatawan di Bali seharusnya bisa diarahkan ke Nusa Tenggara Barat, ada Lombok, Senggigi, dimana daya dukung kultural dan kebijakan pemerintah daerahnya perlu ada paradigma baru di sana. Perlu juga edukasi kepada masyarakat agar dapat ramah dengan wisatawan yang datang dari berbagai mancanegara.

“Paket wisata yang menawarkan destinasi alternatif selain Bali menurut saya sangat baik dan perlu dilakukan agar wisatawan mancanegara mengenal lebih banyak daerah di Indonesia. Sama halnya saat kita keluar negeri juga ditawarkan paket kunjungan ke berbagai destinasi,” tutupnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Oleh

Fakta News
BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali
Anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah saat diwawancarai Parlementaria usai mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI di Denpasar. Foto: DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali. Akses pekerjaan dan ekonomi harus dibuka secara luas.

Anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah menyampaikan hal ini usai mengikuti pertemuan dengan para direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH tersebut, Senin (22/4). “Pelibatan masyarakat harus optimal. Masyarakat jangan sebagai bagian dari korban atau tikus mati di lumbung padi. Jangan sampai Bali go international tapi masyarakatnya secara ekonomi semakin menurun,” ucapnya.

Seperti diketahui, PT. Pelindo sedang membangun BMTH di Benoa, di atas areal ratusan hektar. Selain tempat bersandar kapal-kapal besar, kelak BMTH juga menjadi destinasi wisata, pusat perbelanjaan, konser musik, gerai UMKM, dan lain-lain. Semua fasilitas untuk para wisatawan yang datang dibangun, seperti kesehatan, keamanan, dan kebutuhan ekonomi lainnya.

Erma, sapaan akrab Siti Mukaromah berharap, pembangunan BMTH yang masif tidak meninggalkan masyarakat lokal. Akses pekerjaan jangan hanya diberikan kepada para pendatang atau orang asing. Masyarakat Bali harus dipastikan bisa ikut menikmati proyek strategis nasional itu.

“Jangan sampai orang Bali menjadi pengangguran ketika orang luar atau asing mendapatkan pekerjaan. Kita berharap, ketika membangun sebuah koneksi wisata dan pelabuhan harus betul-betul dipastikan masyarakat bisa menikmati,” seru Politisi PKB ini.

Baca Selengkapnya