Connect with us
Migas

Memaksimalkan Hasil Migas lewat Teknologi Digital

Teknologi Digital
Kevin Smith saat menjelaskan pentingnya analisis data dalam industri migas.(Twitter Pertamina)

Jakarta – Teknologi digital saat ini sangat membantu dalam memaksimalkan hasil minyak bumi dan gas. Hal tersebut diungkapkan dalam sesi diskusi “Digital Oil Field” di acara Pertamina Digital Expo 2018, Jumat (27/4).

Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, dalam sambutannya mengatakan budaya digital yang telah menjadi bagian dari kinerja perusahaan akan membantu pembuatan keputusan yang lebih cepat dan akurat. Ia menambahkan, Pertamina harus memaksimalkan pertumbuhan teknologi digital.

“Saya percaya teknologi digital menjadi jawabannya. Jika tidak beradaptasi, maka kita bisa tenggelam,” kata Syamsu Alam dalam Pertamina Digital Expo 2018, Jumat (27/4).

“Kita harus mengubah budaya dan bagaimana visi kita, bagaimana kita berpikir dan bekerja, serta membuat strategi,” ujarnya lagi.

Analisis Big Data dan Artificial Intelligence

Diskusi yang dipandu oleh Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman ini menghadirkan tiga pakar teknologi digital dalam kilang minyak. Pertama, Rajeev Goyal dari Honeywell, kedua Kevin Smith dari Chevron Pacifik Indonesia, dan ketiga Richard Saudale dari Halliburton.

Rajeev Goyal dalam diskusi tersebut menjelaskan aspek-aspek penting mengaplikasikan teknologi digital di industri migas. Ketiganya adalah kompetensi, produktivitas, dan keamanan.

Baca Juga: Canangkan Transformasi Digital, Pertamina Gencarkan Pemanfaatan Teknologi

Menurutnya, pengolahan big data secara real time sangat penting sekali. Untuk itu, perusahaan perlu sekali menyiapkan infrastruktur big data dan sumber daya manusia yang kompeten.

“Perusahaan perlu memaksimalkan penggunaan data untuk mengoptimalkan operasional perusahaan dan mengurangi biaya produksi,” kata Rajeev.

Pendapat ini diamini oleh Kevin Smith. Menurutnya, dengan perkembangan teknologi digital sekarang, data merupakan sesuatu yang sangat krusial, termasuk dalam industri migas. Kevin pun menjelaskan tiga tahapan penerapan teknologi digital dalam operasional perusahaan migas.

Yang pertama, kata Kevin, adalah mempelajari dan memahami data. Tahap kedua, menganalisis data yang terkumpul dalam sistem cloud. Ia menambahkan, tim ahli yang mampu menganalisis data secara statistik mutlak harus dimiliki oleh perusahaan migas.

Tahap terakhir adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis data tersebut. “Ketiga tahapan ini secara sinergis menambah usia operasional pompa, mengurangi jumlah down oil dan tentu saja efisiensi biaya operasional perusahaan,” tambahnya.

Selain soal analisis data, salah satu teknologi digital yang bisa dikembangkan untuk memaksimalkan hasil migas adalah artificial intelligence (AI). Richard Saudale mengatakan bahwa AI dalam ladang minyak bisa digunakan untuk mengamati fluktuasi kecepatan pompa di sumur-sumur migas.

AI ini akan bisa mengetahui waktu-waktu yang paling efektif dan efisien untuk dimaksimalkan dalam meningkatkan produktivitas migas.

Dengan AI yang dilengkapi big data, kinerja operasional perusahaan akan makin efektif dan efisien. “Dengan teknologi ini, kita bisa me-reduce driving time dan lain-lain hingga 30%,” ujarnya.

Nah, efisiensi ini tentu saja akan meningkatkan revenue perusahaan migas.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat

Oleh

Fakta News
Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyesalkan nilai impor Migas (Minyak dan Gas) nasional dari Singapura yang semakin hari bukan semakin berkurang, melainkan semakin meningkat. Menurutnya, hal ini merupakan kabar buruk bagi pengelolaan Migas nasional.

Hal tersebut diungkapkannya menyusul rencana Menteri ESDM yang akan menaikkan impor BBM menjadi sebesar 850 ribu barel per hari (bph), terutama dari Singapura. “Pemerintah jangan manut saja didikte oleh mafia migas. Harus ada upaya untuk melepas ketergantungan impor migas. Paling tidak impor migas ini harus terus-menerus dikurangi. Jangan sampai pemerintah tersandera oleh mafia impor migas,” ungkap Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Untuk itu, lanjut Politisi dari Fraksi PKS ini, perlu adanya terobosan berarti terkait upaya pembangunan dan pengelolaan kilang minyak nasional di tanah air. Pasalnya, Sejak Orde Baru belum ada tambahan pembangunan kilang minyak baru, sementara rencana pembangunan Kilang Minyak Tuban, sampai hari ini tidak ada kemajuan yang berarti.

“Masa kita kalah dan tergantung pada Singapura, karena kita tidak punya fasilitas blending dan storage untuk mencampur BBM. Padahal sumber Migas kita tersedia cukup besar dibandingkan mereka,” tambahnya.

Mulyanto berharap Pemerintah mendatang perlu lebih serius menyelesaikan masalah ini. Hal itu jika memang ingin mengurangi defisit transaksi berjalan sektor migas serta melepas ketergantungan pada Singapura. Diketahui, Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan untuk mencampur berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari berbagai kilang dunia, untuk menghasilkan BBM yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

“Karena kita tidak memiliki fasilitas ini maka kita terpaksa mengimpor BBM sesuai dengan spesifikasi kebutuhan kita dari negara jiran tersebut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, produksi minyak nasional saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan mencapai 840 ribu barel per hari. Kekurangan tersebut harus ditutupi melalui impor, dengan 240 ribu barel per hari berasal dari minyak mentah dan 600 ribu barel per hari dari BBM.

Baca Selengkapnya

BERITA

Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional

Oleh

Fakta News
Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024). Foto : DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, diharapkan mampu memulihkan ekonomi nasional, selain mempromosikan pariwisata Bali lebih luas lagi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memberi sambutan pembuka pada pertemuan Komisi VI dengan sejumlah direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH. Komisi VI berkepentingan mengetahui secara detail progres pembangunan proyek strategi nasional tersebut.

“Ini proyek strategis nasional  (PSN) yang diharapkan mampu  memulihkan ekonomi nasional melalui kebangkitan pariwisata Bali. Proyek BMTH diharapkan mampu membangkitkan kembali sektor pariwisata Bali pasca pandemi Covid 19,” katanya saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024).

Dijelaskan Martin, PSN ini dikelola PT. Pelindo  III  yang merupakan mitra kerja Komisi VI DPR RI. Proyek ini membutuhkan dukungan berbagai pihak, seperti PT. Pertamina Patra Niaga, PT. Pertamina Gas Negara, dan pihak terkait lainnya, agar bisa bekerja optimal dalam memulihkan ekonomi nasional. Pariwisata Bali yang sudah dikenal dunia juga kian meluas promosinya dengan eksistensi BMTH kelak.

Proyek ini, sambung Politisi Fraksi Partai Nasdem tersebut, memang harus dikelola secara terintegrasi. Namun, ia menilai, progres pembangunan BMTH ini cenderung lamban. Untuk itu, ia mengimbau semua BUMN yang terlibat agar solid berkolaborasi menyelesaikan proyek tersebut.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya