Connect with us

Litbang Kompas: Pemilih Mengambang Lebih Yakin Jokowi-Maruf Bisa Atasi 4 Masalah di Debat Pertama

Jiplak Visi Misi, prabowo, jokowi, pemilih mengambang, debat pilpres, jokowi-maruf
Jokowi dan Prabowo saat mengambil undian nomor urut Pilpres 2019.(Istimewa)

Jakarta – Litbang Kompas merilis hasil survei terkait keyakinan pemilih terhadap pasangan calon presiden-wakil presiden dalam mengatasi masalah hukum, hak asasi manusia, korupsi, dan terorisme. Pemilih mengambang (undecided voters) lebih yakin Jokowi-Maruf bisa mengatasi 4 masalah tersebut bila terpilih kembali di pilpres 2019.

Hasil survei Litbang Kompas ini disiarkan di Kompas.id dan Harian Kompas, Kamis, (17/01). Litbang Kompas melakukan survei pada 9-10 Januari 2019 di 17 kota besar terhadap responden berusia minimal 17 tahun dengan menggunakan metode telepon. Tingkat kepercayaannya mencapai 95 persen.

Survei ini mencari tahu persepsi publik terkait keyakinan mereka terhadap kontestan pilpres dalam mengatasi empat masalah di debat pilpres, yakni penegakan hukum, jaminan hak asasi manusia, pemberantasan korupsi, dan penanggulangan terorisme.

Hasilnya, di dua kelompok yang sudah menentukan pilihan, para pemilih ini sama-sama yakin capres-cawapres pilihan mereka bisa mengatasi empat permasalahan tersebut.

Di kelompok pemilih Jokowi-Maruf, 88,5 persen responden yakin Jokowi bisa menegakkan hukum dengan baik bila terpilih. Sebanyak 72,1 persen dari pemilih Jokowi-Maruf juga tidak yakin Prabowo-Sandi bisa mengatasi persoalan hukum.

Angka tersebut juga serupa muncul di pemilih Prabowo-Sandi. Sebanyak 85,4 persen pemilih Prabowo-Sandi yakin keduanya bisa menegakkan hukum dengan baik bila terpilih. 84,8 persen pemilih Prabowo-Sandi juga tak yakin Jokowi-Maruf bisa mengatasi persoalan hukum.

Hasil serupa muncul di tiga variabel lain. Ini menunjukkan pendukung kedua kontestan pemilihan presiden 2019 sudah memiliki keyakinan kuat akan calon mereka masing-masing.

Baca Juga

 

Pemilih Mengambang Lebih Yakin dengan Jokowi-Maruf

Namun, tentu yang menarik dilihat dari survei ini adalah keyakinan pemilih mengambang terhadap 4 isu di debat pilpres pada malam nanti (Kamis, 17/01).

Seperti diketahui, berdasarkan survei Litbang Kompas pada Oktober 2018, pemilih mengambang masih cukup besar, yakni 14,7 persen. Sementara, untuk sebaran elektabilitas, Jokowi-Maruf masih unggul dengan 52,6 persen dibandingkan Prabowo-Sandi yang punya elektabilitas 32,7 persen. Nah, 14,7 persen pemilih mengambang ini akan menentukan siapa presiden dan wakil presiden Indonesia periode 2019-2024.

Kembali ke survei Litbang Kompas. Berdasarkan survei, pemilih mengambang ini lebih yakin kepada pasangan nomor urut 01. Jika paslon nomor urut 01 ini menang, sebanyak 45,2 persen pemilih mengambang ini yakin Jokowi-Maruf bisa mengatasi masalah penegakan hukum.

Sementara itu, bila Prabowo jadi presiden, sebanyak 40,5 persen pemilih mengambang tidak yakin Prabowo bisa mengatasi masalah hukum. Hanya 38,1 persen saja yang yakin dengan Prabowo.

Demikian juga di penanggulangan terorisme. Sebanyak 50 persen pemilih mengambang yakin Jokowi-Maruf bisa atasi terorisme bila terpilih.  Angka ini lebih besar dibandingkan keyakinan untuk Prabowo-Sandi yang hanya 45,2 persen.

Soal pemberantasan korupsi, paslon nomor urut 01 ini lebih dipercaya pemilih mengambang. Total 49,4 persen massa pemilih mengambang percaya pada Jokowi-Maruf dalam pemberantasan korupsi. Sementara, yang percaya Prabowo-Sandi bisa berantas korupsi hanya 21,3 persen dari massa mengambang.

Kedua paslon ini imbang soal isu HAM. Baik Jokowi-Maruf maupun Prabowo-Sandi sama-sama punya skor yang sama. Jokowi-Maruf dipercaya 35,2 persen pemilih mengambang untuk menuntaskan kasus HAM. Sementara, Prabowo-Sandi 35,7 persen.

Melihat hasil survei ini, Jokowi-Maruf bisa lebih menarik massa pemilih mengambang. Debat pilpres 2019 nanti harus bisa dimanfaatkan oleh pasangan calon nomor urut 01 untuk mendulang swing voters. Apalagi, berdasarkan survei Litbang Kompas, 66,7 persen swing voters merupakan penonton televisi.

Dwi

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat

Oleh

Fakta News
Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyesalkan nilai impor Migas (Minyak dan Gas) nasional dari Singapura yang semakin hari bukan semakin berkurang, melainkan semakin meningkat. Menurutnya, hal ini merupakan kabar buruk bagi pengelolaan Migas nasional.

Hal tersebut diungkapkannya menyusul rencana Menteri ESDM yang akan menaikkan impor BBM menjadi sebesar 850 ribu barel per hari (bph), terutama dari Singapura. “Pemerintah jangan manut saja didikte oleh mafia migas. Harus ada upaya untuk melepas ketergantungan impor migas. Paling tidak impor migas ini harus terus-menerus dikurangi. Jangan sampai pemerintah tersandera oleh mafia impor migas,” ungkap Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Untuk itu, lanjut Politisi dari Fraksi PKS ini, perlu adanya terobosan berarti terkait upaya pembangunan dan pengelolaan kilang minyak nasional di tanah air. Pasalnya, Sejak Orde Baru belum ada tambahan pembangunan kilang minyak baru, sementara rencana pembangunan Kilang Minyak Tuban, sampai hari ini tidak ada kemajuan yang berarti.

“Masa kita kalah dan tergantung pada Singapura, karena kita tidak punya fasilitas blending dan storage untuk mencampur BBM. Padahal sumber Migas kita tersedia cukup besar dibandingkan mereka,” tambahnya.

Mulyanto berharap Pemerintah mendatang perlu lebih serius menyelesaikan masalah ini. Hal itu jika memang ingin mengurangi defisit transaksi berjalan sektor migas serta melepas ketergantungan pada Singapura. Diketahui, Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan untuk mencampur berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari berbagai kilang dunia, untuk menghasilkan BBM yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

“Karena kita tidak memiliki fasilitas ini maka kita terpaksa mengimpor BBM sesuai dengan spesifikasi kebutuhan kita dari negara jiran tersebut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, produksi minyak nasional saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan mencapai 840 ribu barel per hari. Kekurangan tersebut harus ditutupi melalui impor, dengan 240 ribu barel per hari berasal dari minyak mentah dan 600 ribu barel per hari dari BBM.

Baca Selengkapnya

BERITA

Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional

Oleh

Fakta News
Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024). Foto : DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, diharapkan mampu memulihkan ekonomi nasional, selain mempromosikan pariwisata Bali lebih luas lagi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memberi sambutan pembuka pada pertemuan Komisi VI dengan sejumlah direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH. Komisi VI berkepentingan mengetahui secara detail progres pembangunan proyek strategi nasional tersebut.

“Ini proyek strategis nasional  (PSN) yang diharapkan mampu  memulihkan ekonomi nasional melalui kebangkitan pariwisata Bali. Proyek BMTH diharapkan mampu membangkitkan kembali sektor pariwisata Bali pasca pandemi Covid 19,” katanya saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024).

Dijelaskan Martin, PSN ini dikelola PT. Pelindo  III  yang merupakan mitra kerja Komisi VI DPR RI. Proyek ini membutuhkan dukungan berbagai pihak, seperti PT. Pertamina Patra Niaga, PT. Pertamina Gas Negara, dan pihak terkait lainnya, agar bisa bekerja optimal dalam memulihkan ekonomi nasional. Pariwisata Bali yang sudah dikenal dunia juga kian meluas promosinya dengan eksistensi BMTH kelak.

Proyek ini, sambung Politisi Fraksi Partai Nasdem tersebut, memang harus dikelola secara terintegrasi. Namun, ia menilai, progres pembangunan BMTH ini cenderung lamban. Untuk itu, ia mengimbau semua BUMN yang terlibat agar solid berkolaborasi menyelesaikan proyek tersebut.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya