Lawan Thailand Positif, Sekarang Giliran Filipina
Kuala Lumpur – Timnas Indonesia berhasil menahan Thailand dengan skor 1-1 pada laga pembuka Grup B SEA Games 2017 di Stadion Shah Alam, Malaysia, Selasa (15/8). Meski unggul dalam statistik permainan, hasil ini tetap dianggap positif dan sesuai target oleh pelatih timnas, Luis Milla Aspas.
“Kami tahu sore ini pertandingan sulit karena lawan bermain bagus. Tapi mentalitas para pemain kami juga bagus,” kata Milla, dalam jumpa pers setelah laga.
Jalannya pertandingan sendiri cukup keras. Garuda muda Indonesia tampak sudah bisa menjalankan instruksi Luis Milla dengan sangat baik. Hanya saja memang, meski mampu mendominasi permainan sejak menit pertama, mereka justru ketinggalan lebih dulu dari Thailand.
Gol pengejut tersebut datang di menit ke-14. Blunder kiper Kartika Adjie yang gagal menangkap bola crossing pelan, dimaksimalkan oleh Chaiyawat Buran untuk mengubah skor menjadi 1-0. Walau terus mencoba meningkatkan intensitas serangan, pertahanan Thailand cukup sulit ditembus. Pergerakan Osvaldo Haay menjadi yang paling merepotkan tim Gajah Putih. Beberapa kali tusukan pemain Persipura Jayapura di sisi kiri itu mampu menembus kotak penalti. Sayang akurasi umpan silangnya masih belum terukur.
Di babak kedua, Indonesia langsung tancap gas dengan bermain agresif, bahkan langsung mendapat kans emas melalui Febri Hariyadi yang berada dalam posisi sangat bebas saat bola umpan silang Rezaldi Hehanusa datang padanya. Namun sayang tendangan pemain Persib Bandung itu masih belum membahayakan gawang Thailand.
Akhirnya, kerja keras Garuda Muda membuahkan hasil ketika laga menginjak satu jam. Aksi Osvaldo di kotak terlarang dihentikan paksa oleh bek Thailand sehingga wasit tidak ragu menunjuk titik putih. Septian David Maulana yang ditugaskan sebagai eksekutor menjalankan perannya dengan sempurna untuk membuat skor berubah menjadi 1-1. Menariknya ada diskusi cukup panjang yang dilakukan pemain Indonesia kala menentukan siapa yang akan menendang penalti.
Thailand pun segera merespons gol Indonesia. Praktis Hansamu Yama dan lainnya harus ekstra rajin membentengi pertahanan dari gelombang serangan. Indonesia hanya bisa sesekali mencoba melawan lewat serangan balik, namun selalu kandas. Hingga akhirnya, tidak ada gol tambahan tercipta dari kedua tim. Indonesia dan Thailand pun harus puas berbagi angka pada laga perdana mereka di SEA Games 2017.
Meski imbang, Milla menganggap ini menjadi modal yang baik. Setelah bertempur kontra Thailand, Evan Dimas dan kolega dijadwalkan bertanding melawan Filipina. Laga tersebut bakal dilangsungkan di Stadion Shah Alam, esok.
“Pertandingan mendatang lebih sulit menghadapi Filipina. Semoga ini jadi modal motivasi untuk laga selanjutnya,” tambah pelatih asal Spanyol tersebut.
Lebih jauh, mantan pemain Barcelona itu menuturkan bila timnya kesulitan mengimbangi permainan cepat yang diterapkan Thailand. Maka dari itu, ia menuturkan usai menyamakan kedudukan pasukannya memperlambat tempo.
“Kami tahu, hari ini kami lawan tim kuat. Setelah cetak gol kami cukup lelah, mereka bisa menguasai bola. Jadi kami harus istirahat dengan memainkan bola di daerah sendiri,” ujarnya.
Sedangkan menurut Evan Dimas, keadaan rumput stadion yang kurang baik menjadi salah satu kendala pada laga tersebut. Mengingat, beberapa kali pemain timnas Indonesia terjatuh tanpa adanya benturan dari lawan. “Lapangan cukup licin karena kami belum coba lapangan sebelumnya dan langsung main tadi. Tapi alhamdulillah, kami bersyukur dengan hasil ini,” kata Evan, setelah pertandingan.
Lebih lanjut, pemain dari klub Bhayangkara FC tersebut juga mengingatkan rekan-rekannya, bahwa satu poin dari laga ini merupakan langkah awal dari perjalanan mereka di SEA Games 2017. Sebab, masih ada empat partai lainnya yang harus dijalani Hansamu Yama Pranata dan kolega.
“Tentu jangan berpuas diri dulu, jalan masih panjang, masih ada pertandingan selanjutnya. Hasil hari ini tentu sangat berpengaruh ke pertandingan selanjutnya. Semoga ini bisa membawa hal yang lebih baik hingga pertandingan terakhir,” ujarnya.
W. Novianto
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.