Connect with us
PT Rekayasa Industri

Komitmen Rekind Atas TKDN Kelistrikan Nasional Mendulang Apresiasi

Komitmen Rekind Atas TKDN Kelistrikan Nasional Mendulang Apresiasi

Jakarta – Performa PT Rekayasa Industri (Rekind) dalam memberikan pelayanan terbaik di bidang Engineering, Procurement dan Construction (EPC) terus mendulang apresiasi positif dari banyak kalangan, satu di antaranya, apresiasi yang disematkan Majalah Listrik Indonesia.

Satu-satunya perusahaan EPC milik bangsa tersebut dianugerahi penghargaan “Komitmen dalam Implementasi TKDN Kelistrikan.”  Rekind dinilai memiliki kiprah besar dalam mendukung perwujudan industri energi nasional, melalui pembangunan pembangkit tenaga listrik.

Dan yang lebih membanggakan lagi, dalam pembangunan tersebut Rekind selalu mengedepankan produk-produk lokal sebagai dukungan terhadap pemerintah dalam mewujudkan aspek Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Ini merupakan penghargaan ketiga yang diperoleh Rekind sepanjang tahun 2021. Sebelumnya, oleh World Safety Organisation (WSO) Safety Culture Award (WISCA), Rekind dinobatkan untuk meraih penghargaan 4 Stars (silver) for Implemented Safety Culture Program in Organisation.

Bahkan Direktur Utama Rekind, Alex Dharma Balen disematkan penghargaan CEO Concern Award 2021, atas komitmennya dalam mengedepankan Health, Safety, and Environment (HSE) di setiap project yang dikerjakan Rekind.

Penghargaan atas komitmen Rekind atas TKDN Kelistrikan  diserahkan oleh Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa M.K., M.T. sebagai Guru besar UI dan Rektor STT PLN kepada Direktur Utama Rekind Alex Dharma Balen  di Binakarna, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan  Kamis (18/3).

“Sejak awal kami selalu berkomitmen untuk selalu mengedepankan produk-produk dalam negeri yang berkualitas untuk mendukung setiap kegiatan project. Kalaupun ada komponen yang harus diimpor, itu merupakan pilihan terakhir, karena kami yakin Indonesia juga memiliki  banyak produk berkualitas dalam menunjang kegiatan di bidang industri EPC,” tegas Direktur Utama Rekind, Alex Dharman Balen.

Rekind bukan pemain baru di bidang energi, khususnya dalam kemampuannya membangun pembangkit listrik. Kiprahnya sudah memasuki 40 tahun. Upaya satu-satunya perusahaan EPC milik bangsa tersebut dalam mewujudkan energi Listrik di Indonesia tergambar dengan berdirinya IPP PLTU 2 x 25 MW, di wilayah Mamuju, Sulawesi Barat.

Proyek ini, lanjut Alex Dharman Balen  dikerjakan oleh anak usaha Rekind, PT Rekind Daya Mamuju (RDM) sebagai perwujudan dukungan Rekind dalam percepatan implementasi Proyek Strategis Nasional, terkait proyek percepatan pembangkit tenaga listrik 35.000 MW, khususnya elektrilitas di wilayah Sulawesi Barat.

“IPP PLTU Mamuju merupakan investasi Rekind yang sudah mendapat Commercial Operating Date (COD) dari PT PLN (Persero) pada September 2018 dan kini memasuki tahap komersial,” tambahnya.

Di Sambelia, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rekind juga tengah menyelesaikan proyek PLTU Lombok CFSPP FTP-2 (2x50MW). Keterlibatannya bersama Rafako S.A (perusahaan pabrikan Boiler asal Polandia) dipercaya untuk mendukung program kelistrikan nasional di bawah naungan PT PLN (Persero), khususnya mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi di pulau Lombok, NTB.

Dalam mewujudkan ketahanan energy dalam negeri, Rekind juga terlibat dalam pembangunan Proyek PLTP Rantau Dedap berkapasitas 98,4 MW (2 unit). Dalam proyek ini Rekind dipercaya untuk paket pekerjaan EPC Geothermal Power Plant, termasuk dengan Steam Gathering System dan Wellpad. Proyek ini berlokasi di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan.

Melalui penguasaan teknologi dan inovasi serta didukung kemampuan sumber daya manusia di bidang rancang bangun dan perekayasaan industri, Rekind terus memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan panas bumi di Indonesia. Sejak kali pertama berkecimpung dalam bidang panas bumi, Rekind telah mengerjakan 16 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia dengan jumlah kapasitas sebesar 1009 MW. Rekind juga telah menyelesaikan 7 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di tanah air dengan kapasitas sebesar 1769 MW.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya