Komitmen Gubernur Sumbar, Kepri, dan Bengkulu Usai Dilantik untuk Penanganan COVID-19 dan Pulihkan Ekonomi
Jakarta – Ketiga Kepala Daerah yang baru saja dilantik Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, hari ini, Kamis (25/02/2021), mengungkapkan komitmennya untuk fokus dalam upaya penanganan COVID-19 serta pemulihan dan penguatan ekonomi.
Ketiga kepala daerah tersebut adalah Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad, dan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.
“Kita akan prioritaskan untuk bagaimana penanganan COVID-19. Selanjutnya adalah penguatan ekonomi masyarakat dan penguatan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah),” ujar Gubernur Sumbar Mahyeldi dalam keterangan persnya di Istana Negara, Jakarta, Kamis (25/2/2021).
Pihaknya, imbuh Mahyeldi, juga akan meningkatkan kemudahan akses permodalan bagi kurang lebih 590 ribu UMKM yang tersebar di seluruh daerah di Sumbar.
Lebih lanjut Mahyeldi mengatakan penguatan ekonomi masyarakat tersebut akan dilakukan berbagai sektor, seperti pertanian, peternakan, perikanan, kelautan, dan sektor lainnya.
Bersama Wakil Gubernur (Wagub) Audi Joinaldy, Mahyeldi juga berkomitmen untuk meningkatkan pariwisata serta pendidikan dan kebudayaan di Sumbar.
Hal senada juga disampaikan oleh Gubernur Kepri Ansar Ahmad yang bersama dengan Wakil Gubernur (Wagub) Marlin Agustina akan fokus pada penanganan COVID-19 dan upaya pemulihan ekonomi.
“Dalam membangun Kepri ke depan fokus/prioritas kita pada dua hal, pertama, penanganan COVID-19, kemudian yang kedua, kita fokus akan melaksanakan recovery ekonomi,” ujar Ansar Ahmad.
Menurut Ansar, pandemi COVID-19 harus ditangani dengan serius agar berbagai aktivitas ekonomi dan sosial dapat berjalan dengan baik.
Terkait pemulihan ekonomi, Gubernur Kepri mengatakan, wilayah yang dipimpinnya pernah mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen dengan kawasan Batam sebagai lokomotif utamanya.
Namun, di masa pandemi ini, ia mengakui adanya penurunan ekonomi yang signifikan. Hal itu disebabkan karena sebagian besar aktivitas ekonomi Kepri berorientasi ekspor dan pariwisata.
“Kami bersama Wakil Gubernur dan semua stakeholder di Kepri akan berusaha secepat mungkin melakukan usaha-usaha recovery ekonomi,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan akan melakukan upaya untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat di wilayahnya dengan mengoptimalkan pemanfaatan komoditas unggulan Bengkulu, baik di sektor pertanian, perkebunan, maupun hasil dari kawasan pesisir dan laut.
“Ada satu pulau terluar, Pulau Enggano, ini juga sangat potensial dalam rangka pengembangan pariwisata yang berbasis dengan wilayah pesisir laut, pengembangan komoditas kopi, kemudian sawit, karet, dan sebagainya,” ujar Rohidin.
Gubernur Bengkulu menekankan, pihaknya akan mengedepankan hilirisasi industri dalam pengembangan komoditas tersebut.
Lebih lanjut, Rohidin mengatakan akan mendorong pengembangan UMKM di wilayahnya, salah satunya dengan menyinergikan dengan sektor pariwisata. Di Bengkulu, ungkapnya, tengah dikembangkan Program Dedi Dewi (Desa Digital, Desa Wisata) yang sejalan dengan kebijakan Presiden Jokowi. Kopi sebagai komoditas unggulan Bengkulu, Rohidin mencontohkan, menjadi komoditas utama pada Warung Kopi Digital.
“Menyinergikan antara desa digital dengan desa wisata dari 1.431 desa di Bengkulu. Sehingga nantinya akan menjadi pemicu di mana warung kopi digital akan menggerakkan ekonomi pada tingkat desa, yang betul-betul selaras dengan era digitalisasi sekarang dan apalagi di era pandemi COVID-19,” tandasnya.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.