Komitmen Ganjar dan Mahfud Bagi Kesejahteraan Anggota TNI – Polri
Capres-Cawapres Ganjar dan Mahfud MD berlatar belakang keluarga sederhana, sehingga keduanya sangat sensitif dalam isu kesejahteraan, termasuk bagi anggota TNI-Polri dengan pangkat rendah. “Dalam isu Hankam, selain menghadirkan sistem pertahanan yang solid, Ganjar-Mahfud juga berkomitmen meningkatkan kesejahteraan prajurit, utamanya strata bintara dan tamtama. Ganjar-Mahfud ingin menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar prajurit dan keluarga, seperti pendidikan anak dan perumahan. Sebagai anak seorang bintara polisi, tentu Mas Ganjar bisa merasakan keprihatinan kehidupan anggota TNI dan Polri,” demikian disampaikan Ammarsjah Purba (Wakil Ketua TPN).
Karakteristik pengabdian personel TNI dan Polri berbeda dengan aparatur sipil negara (ASN) pada umumnya, sehingga diperlukan tawaran ide spesifik, Capres Ganjar Pranowo akan menjelaskan peta jalan peningkatan kualitas kesejahteraan anggota TNI dan Polri dalam debat capres besok malam (7/1). “Perbaikan kesejahteraan prajurit TNI dan Polri ini sangat krusial dalam mewujudkan profesionalisme, bagaimana anggota TNI bisa tenang menjaga kedaulatan NKRI, dan anggota Polri senantiasa menjaga rasa aman masyarakat setiap waktu,” jelas Ammar.
Latar belakang keluarga sangat menentukan dalam pembentukan karakter seseorang, termasuk bagi Ganjar. Sebagai anak anggota Polri berpangkat rendah, sudah dipastikan Ganjar memiliki komitmen yang tinggi terhadap nasib prajurit biasa. “Ganjar Pranowo – Mahfud MD menaruh perhatian terhadap kesejahteraan prajurit TNI dan Polri. Mereka berkomitmen untuk menyediakan program kuliah gratis bagi anak prajurit TNI dan anggota Polri di perguruan tinggi negeri. Program itu masuk dalam 21 program prioritas Ganjar-Mahfud. Kuliah gratis untuk anak prajurit dan Bhayangkara,” tambah Ammar.
Salah satu permasalahan yang kerap dialami oleh para anggota TNI dan Polri yang sudah berkeluarga adalah pembiayaan pendidikan anaknya. Memang prajurit dan bhayangkara memiliki tantangan tersendiri untuk mampu membiayai pendidikan tinggi anak-anak mereka. “Dalam pandangan pasangan Ganjar-Mahfud, program tersebut bisa menjadi penghargaan atas pengabdian para prajurit TNI dan Polri. Dengan begitu bisa berdampak positif pada kinerja mereka, juga memotivasi prajurit untuk dapat bekerja profesional,” jelas Ammar.
Ganjar sempat merasakan hidup seadanya sebagai anak seorang polisi yang tak berpangkat tinggi. Maka dari itu, Ganjar menilai kesejahteraan para personel penting untuk diperbaiki. “Mas Ganjar ini anaknya polisi Brimob, pangkatnya tidak tinggi, tentu saja bisa merasakan betul bagaimana prajurit itu hidup dalam kondisi seperti itu. Tinggal di barak atau asrama, fasilitas penting itu diprioritas untuk kita perbaiki kelak,” jelas Ammar.
Saat masih menjadi Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo sering turun langsung melihat kondisi lapangan, salah satunya meninjau kondisi kantor Polsek atau markas Koramil, sehingga Ganjar paham betul kondisi lapangan. “Bila Mas Ganjar dan Prof Mahfud diberi kesempatan menjadi presiden dan wapres, perumahan dan pendidikan anak-anak anggota TNI – Polri akan memperoleh perhatian penuh,” demikian Ammar menutup penjelasannya.
Dono Prasetyo
Koordinator Media Center Rumah Bersama Pelayanan Rakyat (RBPR)
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.