Komisi XI Awasi Kinerja BI dan LPS Provinsi Kepri
Jakarta – Dengan adanya kenaikan harga-harga di komoditas pangan, Ketua tim kunjungan kerja reses Komisi XI DPR RI ke Kepulauan Riau, Marinus Gea, berharap, Bank Indonesia dapat bersinergi dengan instansi terkait agar ketersediaan bahan pangan di pasaran dan kestabilan harga dapat terjaga, terutama menjelang puasa dan Hari Raya Idul Fitri 2024.
“Kita mendorong ini tidak bisa dilakukan memang hanya dari sisi Bank Indonesia, karena ini harus dilakukan dari berbagai instansi, terutama soal karena yang mempengaruhi informasi inikan tergantung juga ketersediaan bahan pangan itu sendiri dan produksi ya,”ujarnya saat pertemuan Komisi XI DPR RI dengan jajaran Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan beserta jajaran, di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (2/3/2024).
Selain itu, Anggota Komisi XI DPR RI Bahtra juga memberikan penajaman kepada LPS terkait masih minimnya literasi masyarakat tentang tugas dan fungsi dari LPS. Dirinya juga berharap LPS untuk lebih aktif dalam mensosialisasikan peranannya kepada masyarakat agar semakin banyak masyarakat memiliki pemahaman yang baik terkait kebijakan- kebijakan LPS, terhadap kewajiban pelaku usaha jasa keuangan dan perlindungan konsumen.
Komisi XI DPR RI melaksanakan Kunjungan Kerja (Kunker) Reses Masa Persidangan III Tahun Sidang 2023-2024 ke Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada tanggal 29 Februari – 4 Maret 2024. Kunker Reses dipimpin oleh Marinus Gea dan diikuti oleh beberapa Anggota Komisi XI DPR RI dari berbagai fraksi.
Kunker Reses Komisi XI DPR RI dilaksanakan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan Komisi XI DPR RI terhadap mitra kerja Komisi XI DPR RI di Provinsi Kepri. Dalam kesempatan ini, Tim Kunker Reses Komisi XI DPR RI melaksanakan pertemuan dengan Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Juda Agung selaku Deputi Gubernur Bank Indonesia memaparkan bahwa, ekonomi Indonesia tumbuh lebih baik dari yang diperkirakan. Pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2023 tumbuh 5,04% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III 2023 sebesar 4,94% (yoy). Outlook 2024 diperkirakan tumbuh sebesar 4,7% – 5,5%. Inflasi volatile food pada Januari 2024 masih tinggi yang dipengaruhi oleh kenaikan harga beras dan bawang.
Selaras dengan Juda Agung, Suryono, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri menyampaikan, kondisi perekonomian di Kepri pada triwulan IV 2023 tumbuh sebesar 4,45% (yoy) atau 5,20% (ctc) dan merupakan yang tertinggi di Sumatera, seiring menguatnya pertumbuhan sektor pada sektor konstruksi dan industri pengolahan.
“Perekonomian Kepri diperkirakan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,0 hingga 5,8 persen pada 2024. Inflasi IHK Provinsi Kepri pada Januari 2024 sebesar 0,51% (mtm). Untuk itu sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah terus diperkuat dalam memgendalikan harga pangan,” katanya.
Sementara, implementasi QRIS di Kepri tumbuh secara signifikan sejak 2021 hingga 2023. Perluasan QRIS yang disinergikan dengan Program Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) untuk pembayaran pajak dan retribusi, dan belanja.
Sebagai daerah perbatasan Indonesia dengan Singapura dan Malaysia, Bank Indonesia Kepri memiliki jumlah Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) dan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) Layanan Remitansi terbanyak ke-2 di Indonesia.
Selanjutnya, Danu Febrianto Direktur Eksekutif Keuangan LPS menyampaikan, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Provinsi Kepri cenderung terus menguat diatas pertumbuhan DPK nasional. DPK Bank Umum di Provinsi Kepri per Januari 2024 mencapai Rp82,6 triliun atau sekitar 1,0% dari total DPK bank umum nasional. Per Januari 2024, pertumbuhan DPK Provinsi Kepri mencapai 13,8% (yoy).
Selain itu, BPR/BPRS di Provinsi Kepri memiliki total aset sebesar Rp10,20 triliun, total DPK Rp8,08 triliun, dan total kredit/pembiayaan sebesar Rp7,72 triliun. LPS menjamin penuh lebih dari 4,2 juta rekening simpanan di Bank Umum dan 174,6 ribu rekening di BPR/BPRS. Total aset yang dimiliki LPS memadai untuk melakukan penanganan Bank di Indonesia yaitu sebesar Rp223,20 triliun.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.