Connect with us
DPR RI

Komisi IV Pantau Stok dan Harga Komoditas Pangan Jelang Ramadan

Komisi IV Pantau Stok dan Harga Komoditas Pangan Jelang Ramadan
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini saat meninjau ketersediaan dan kondisi harga komoditas pangan strategis jelang Ramadan di Pasar Modern BSD City, Tangerang Selatan, Banten. Foto: DPR RI

Tangerang Selatan – Tim Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini meninjau ketersediaan dan kondisi harga komoditas pangan strategis menjelang Ramadan 1445 Hijriah di Pasar Modern BSD City di Tangerang Selatan, Banten. Beberapa temuan yang didapat Komisi IV DPR RI dalam kunjungan kerja tersebut diantaranya yaitu naiknya harga-harga komoditas yang menjadi kebutuhan pokok serta keluhan dari masyarakat dan pedagang tentang komoditas daging ayam dan kedelai lokal yang merupakan bahan baku Tempe dan Tahu yang kosong dipasaran.

“Kita melakukan kunjungan kerja spesifik ke pasar untuk melihat ketersediaan bahan pangan, terutama menjelang Ramadan ini dimana biasanya harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan dan pasokannya juga tidak lancar. Kita lihat tadi, so far harga memang mengalami kenaikan. Yang menjadi catatan Komisi IV DPR RI yakni adanya keluhan dari masyarakat dan pedagang terutama soal ketersediaan komoditi daging ayam yang tidak ada. Kalau harga bahan pangan seperti biasa jelang Ramadan ini memang naik,” ungkap Anggia di tangerang Selatan, Banten, Kamis (7/3/2024).

Selain itu, lanjut Anggia, hal lain yang juga menjadi perhatian Komisi IV adalah mengenai komoditi kedelai lokal. “Tadi kita ketemu dengan pengrajin Tempe dan Tahu, kedelai itu sama sekali tidak ada yang lokal. Padahal kalau di Indonesia, khususnya di Jawa, Tempe dan Tahu sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Sementara kedelai lokalnya tidak ada, sehingga mereka seratus persen menggunakan kedelai impor untuk bahan bakunya,” tuturnya.

Terkait minimnya ketersediaan komoditas kedelai lokal,  politisi Fraksi Partai PKB ini  menilai, seharusnya pemerintah bisa mengantisipasi persoalan itu, diantaranya dengan cara melakukan penanaman komoditas tersebut dalam jumlah yang  lebih banyak dan dengan kualitasnya yang baik.

“Tempe dan Tahu yang terbuat dari kedelai lokal memang lebih diminati masyarakat karena rasanya yang lebih enak dan gurih. Ini yang menjadi catatan kami dan nanti didalam rapat kita akan bahas dengan kementerian terkait menyangkut bagaimana ketersediaan atau usaha untuk meningkatkan produktivitas kedelai lokal ini. Saya tidak setuju kalau harus impor terus, apalagi secara rasa lebih enak kedelai lokal,” tandasnya.

Diakuinya, harga kebutuhan pokok jelang Ramadan ini memang mengalami kenaikan lebih awal waktunya jauh sebelum memasuki Bulan Puasa, khususnya komoditas beras karena ada pengaruh Elnino. Untuk itu ia meminta kepastian dari stakeholder terkait  agar ketersediaannya tetap ada sampai dengan Lebaran karena pasti kebutuhannya akan meningkat.

“Beberapa waktu yang akan datang, sekitar bulan Maret akan ada panen raya, tetapi apakah panen raya itu mampu menyediakan kebutuhan konsumsi atau tidak itu yang menjadi pertanyaan. Saya agak ragu. Karena ketersediaan lahan yang kita punya juga sudah banyak berkurang. Belum lagi kemarin itu terjadi Elnino. Pasti akan berkurang banyak hasil panennya. Hal ini harus bisa diantisipasi oleh negara. Solusi jangan impor terus, tetapi harus dicari akar masalahnya hingga bisa diperbaiki,” ujar Anggia.

Dikatakannya, rekomendasi yang akan disampaikan oleh Komisi IV DPR agenda rapat kerja kedepan adalah mendesak pemerintah memberi solusi yang tepat dalam menangani persoalan yang ada. Sehingga, tidak hanya sekedar meringankan atau menutupi kebutuhan yang sifatnya sesaat saja.

“Sementara kita punya lahan yang banyak yang seharusnya bisa digunakan. Benih atau bibit itu harus mencukupi dan berkualitas agar hasil produksnya juga bagus. Intervensi yang modern juga harus terus dikembangkan, harus ada proteksi lahan pertanian. Lahan-lahan pertanian yang ada harus digunakan sesuai dengan peruntukannya, tidak boleh dipakai untuk kepentingan yang lain, seperti untuk hunian. Harus ada perhatian khusus. Untuk masalah pangan, kalau memang tujuannya untuk meringankan kebutuhan masyarakat maka jumlah ketersediaan pangannya haruslah tercukupi dengan baik,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Sukamta: Kota Yogya Perlu Siapkan Peta Jalan Penanganan Sampah Jangka Panjang

Oleh

Fakta News
Sukamta: Kota Yogya Perlu Siapkan Peta Jalan Penanganan Sampah Jangka Panjang
Anggota DPR RI Sukamta. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota DPR RI dari Dapil Provinsi DIY Sukamta menilai Kota Yogyakarta perlu menyiapkan peta jalan (roadmap) untuk penanganan sampah jangka panjang yang menyangkut peningkatkan kasadaran masyarakat. Edukasi secara terus menerus harus dilakukan baik di sekolah, rumah tangga, dan masyarakat.

Tak hanya itu peraturan yang kuat untuk pengurangan sampah juga sangat dibutuhkan. Sukamta mencontohkan perlunya kebijakan kantong plastik berbayar atau larangan penggunaaan kantong belanja plastik sekali pakai. Adapun jangka pendeknya saat ini bisa dengan optimalisasi penampungan di TPST Piyungan.

“Kalau saya dengar, TPST ini kalau ada alat dan SDM yang memamadai masih bisa dimanfaatkan secara optimal untuk sementara waktu hingga 200-300 ton per hari. Pemkot bisa komunikasikan hal ini dengan Pemda DIY. Rencana optimalisasi 3 TPS 3R di Nitikan, Karangmiri dan Kranon bisa segera direalisasi, meski daya tampung 3 TPS ini masih terbatas,” kata Sukamta sebagaimana keterangan kepada media, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Di sisi lain, Politisi Fraksi PKS ini, menilai di level provinsi, di area perkotaan saat ini masih sering ditemukan sampah di jalan maupun tempat penampungan yang penuh. Menurutnya, Pemerintah perlu memberikan honor kepada para petugas pengambil sampah sebagai salah satu upaya mencegah buang sampah sembarangan.

“Menurut kami perlu ada stimulan atau honor untuk para petugas pengambil sampah rumah tangga, di level RT, RW dan kampung. Ini supaya masyarakat tidak buang sembarangan,” kata Anggota Komisi I DPR RI tersebut.

Sukamta meyakini dengan adanya dana stimulan atau honor tersebut maka para petugas pengambil sampah akan menjalankan tugasnya dengan baik khususnya pengambilan sampah dengan sistem terpilah. “Selama ini warga sudah diminta memilah, akan tetapi (saat) di  (tempat) pembuangan dicampur lagi. Ini perlu jadi perhatian, sehingga perlu ada petugas khusus memilah,” ujarnya.

Sukamta menegaskan dirinya banyak mendapatkan aspirasi dari masyarakat terkait penanganan sampah di Jogja. Hal ini kembali mencuat setelah rencana penutupan TPST secara permanen, sehingga banyak ditemukan sampah di pinggir jalan, salah satunya di perbatasan antara Kota Jogja dengan Bantul atau sebelah utara Gembira Loka.

Baca Selengkapnya

BERITA

Pemerintah Perlu Lakukan Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah

Oleh

Fakta News
Pemerintah Perlu Lakukan Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah
Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini meminta pemerintah melakukan upaya untuk meredam konflik yang ada di Timur Tengah, salah satu caranya melalui jalur diplomasi.

“Pemerintah perlu mengambil pendekatan diplomasi yang kuat dengan mempromosikan perdamaian dan menekankan pentingnya dialog multilateral,” kata Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini dalam keterangan kepada media, di Jakarta, Sabtu (27/4/2024).

Menurut Helmy, konflik tersebut harus diredam lantaran dampaknya sangat berpengaruh ke Indonesia, salah satunya dari segi perekonomian. “Stabilitas perekonomian Indonesia bisa terganggu lantaran terjadi fluktuasi harga minyak dan gangguan dari segi perdagangan,” ujar Politisi Fraksi PKB ini.

Jika kondisi ini dibiarkan, dia meyakini masyarakat akan merasakan dampak langsung lantaran tercekik harga kebutuhan pokok yang melambung. “Dengan memperkuat kerja sama internasional, meningkatkan keamanan domestik, dan memperkuat resiliensi ekonomi, Indonesia dapat mengurangi dampak negatif dari konflik di Timur Tengah,” kata Helmy.

Senada, Anggota Komisi I DPR RI Muhamad Farhan menjelaskan dampak dari konflik di Timur Tengah yang harus diwaspadai Indonesia.

Beberapa di antaranya terhambatnya impor minyak mentah dan bahan pangan dasar seperti beras, kedelai, dan gandum, jika perairan Teluk Persia, Hormuz dan Suez terganggu akibat dampak konflik itu. “Sebab akan mempengaruhi arus masuk kebutuhan pokok, akibatnya harga akan naik dan inflasi tinggi,” kata Farhan.

Maka dari itu, kata dia, Indonesia juga perlu melakukan antisipasi dengan mengeluarkan kebijakan ekonomi guna menghindari harga pangan yang tinggi.

Di tengah agresi Israel ke Jalur Gaza yang terus berlangsung sejak 7 Oktober 2023, kata Farhan, kawasan Timur Tengah semakin memanas akibat eskalasi perseteruan antara Iran dan Israel.

Permusuhan terbaru antara kedua musuh bebuyutan tersebut dipicu serangan Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.

Iran menuding Israel bertanggung jawab atas serangan fatal terhadap fasilitas diplomatiknya yang menewaskan sedikitnya tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, termasuk dua jenderal penting.

Iran kemudian melancarkan serangan balasan dengan menembakkan puluhan rudal balistik dan ratusan pesawat nirawak ke Israel pada 13 April. Israel mengklaim serangan itu berhasil digagalkan dan hanya menyebabkan kerusakan ringan pada sebuah pangkalan militernya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Larangan Toko Kelontong Beroperasi 24 Jam Bentuk Diskriminasi terhadap Pelaku Usaha Kecil

Oleh

Fakta News
Larangan Toko Kelontong Beroperasi 24 Jam Bentuk Diskriminasi terhadap Pelaku Usaha Kecil
Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI Nasim Khan menegaskan larangan agar toko kelontong tidak beroperasi 24 jam merupakan bentuk diskriminasi terhadap pelaku usaha kecil.  Karena larangan itu akan hanya akan mempersempit ruang gerak dan peluang pelaku usaha warung kecil untuk mengais rezeki.

“Sementara, minimarket milik orang-orang besar dibiarkan buka 24 jam. Sedangkan, warung Madura dipersempit ruang geraknya, ini merupakan tindakan diskriminasi terhadap pengusaha kecil,” kata Nasim Khan dalam keterangan kepada media, di Jakarta, Jumat (26/4/2024).

Dengan demikinan, Nasim Khan khawatir, banyak pelaku usaha yang akan gulung tikar dan akhirnya berdampak pada meningkatnya pengangguran. “Kami sampaikan kepada Kementerian Koperasi UMK, jangan terjadi ada peraturan pemerintah maupun perda di indonesia, khususnya di tiga kabupaten, yakni Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi yang mengkerdilkan atau mematikan usaha pedagang kecil,” kata Politisi Fraksi PKB ini.

Seharusnya, sambung Nasim Khan, pemerintah bisa lebih mengedepankan atau menyediakan iklim usaha yang bersahabat bagi para pelaku usaha kecil ini. Hal tersebut dilakukan agar pelaku UKM bisa berkembang menjadi besar.

“Harusnya pemerintah mendukung toko-toko klontong Madura yang notabenenya pengusaha kecil, bukan malah dilarang dengan pembatasan jam operasional,” tegas wakil rakyat Dapil III Jatim.

Menteri-menteri terdahulu, lanjut Nasim Khan, meminta pemda untuk menerapkan aturan jarak minimarket berjauhan dengan toko-toko kecil. Tapi, sekarang malah aneh, toko-toko kecil dilarang jam operasionalnya, sedangkan minimarket dibiarkan buka 24 jam.

Menurut Nasim Khan, selama ini keberadaan warung-warung Madura yang buka 24 jam telah memberi kontribusi positif dibanyak hal. Seperti membantu kebutuhan masyarakat di malam hari, menjaga keamanan lingkungan, menyerap tenaga kerja, menggerakkan perekonomian rakyat kecil dan melahirkan pengusaha-pengusaha baru.

“Pelaku usaha warung kelontong Madura ini sangat membantu masyarakat untuk membeli kebutuhan sembako malam hari maupun siang hari. Untuk itu, saya meminta kepada pemerintah memberikan solusi yang terbaik, agar usaha toko-toko Madura yang buka 24 jam bisa berjalan dengan lancar,” kata Nasim Khan.

Tak hanya itu saja yang disampaikan Nasim Khan, namun dia juga mengkampanyekan Gerakan Belanja ke warung-warung Madura kepada masyarakat luas. “Kami mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk berbelanja ke warung klontong dan warung madura yang ada disekitar kotanya masing-masing,” pungkas Nasim Khan.

Sebelumnya, muncul polemik keberadaan warung toko kelontong Madura di Bali yang buka 24 jam. Polemik tersebut lalu direspons oleh Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (Kemenkop UKM). Sekretaris Kemenkop UKM Arif Rahman Hakim mewanti-wanti agar warung Madura agar menaati jam operasional, sehingga tidak lagi buka 24 jam alias tidak pernah tutup.

“Kalau ada regulasi terkait jam kerja (jam operasional), tentu kami minta untuk dipatuhi,” tutur Arif di Merusaka Hotel, Badung, Bali, Rabu (24/4/2024).

Namun, Arif enggan berkomentar terkait persaingan antara minimarket dengan warung Madura. Ia ingin mengecek lebih dulu. Arif berharap ada persaingan yang sehat dan setara antara para pelaku usaha.

Meskipun demikian, belakangan Arif Rahman Hakim mengklarifikasi pemberitaan terkait dirinya yang mengimbau pengusaha warung Madura untuk mematuhi aturan jam operasional sesuai aturan pemerintah daerah.

Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu, Arif menyatakan bahwa pihaknya sudah meninjau Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 13 Tahun 2018 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan.

Ia mendapati bahwa tidak ditemukan aturan yang secara spesifik melarang warung Madura untuk buka 24 jam.

“Dalam Perda tersebut, pengaturan terkait jam operasional justru berlaku bagi pelaku usaha ritel modern, minimarket, hypermarket, department store, serta supermarket, dengan batasan jam operasional tertentu,” ujar Arif.

Ia menambahkan bahwa Kemenkop UKM juga akan meminta penjelasan lebih lanjut kepada pemerintah daerah terkait mengenai aturan pembatasan jam operasional warung Madura yang sedang berkembang di masyarakat.

“Kami juga akan mengevaluasi kebijakan daerah yang kontraproduktif dengan kepentingan UMKM, termasuk evaluasi program dan anggaran pemda untuk mendukung UMKM,” ucap Arif.

Setelah ditelusuri, imbauan terhadap warung-warung Madura agar tidak berjualan selama 24 jam muncul dari Lurah Penatih di Denpasar Timur, Bali. Imbauan itu dikeluarkan Kelurahan Penatih karena alasan keamanan.

Baca Selengkapnya