KKP Kembali Salurkan Bantuan Kapal dan Alat Tangkap Kepada Nelayan
Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali menyalurkan bantuan kapal dan alat tangkap ramah lingkungan kepada nelayan. Hal ini dilakukan untuk mempercepat penyaluran penyerahan bantuan guna untuk memberikan peluang yang lebih besar.
“Jadi kemarin tahun 2016, kita tanggapi tidak hanya secara administrasi, tetapi mereka (penerima bantuan) menyaksikan kapalnya benar-benar dibuat dan ada. Kemudian sebagiannya sudah diterima oleh nelayan,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Tangkap, Sjarief Widjaja di Kantor KKP, Jakarta Pusat, Rabu (8/11).
Berdasarkan data yang ada, bantuan kapal nelayan yang sudah dibagikan sejak tahun 2016 tercatat sebanyak 754 unit. 754 kapal tersebut terdiri dari kapal ukuran 3 GT berjumlah 371 unit, ukuran 5 GT sebanyak 185 unit, ukuran 10 GT sebanyak 120 unit, kapal ukuran 20GT sebanyak 60 unit dan kapal ukuran 30 GT sebanyak 18 unit.
Sjarief mengatakan, dalam penyerahan bantuan kapal nelayan ini, KKP telah melakukan beberapa kegiatan, yakni dengan penataan dokumen kontrak dan addendum, monitoring pembangunan kapal di galangan hingga perhitungan denda dan pembayaran maupun pengurusan dokumen perizinan.
“Jadi, kami bersyukur bahwa kerja keras teman-teman ini sudah memberikan hasil, meski ada keterlambatan di tahun 2016. Tapi semuanya bisa dipenuhi,” ungkapnya.
Dari jumlah kapal yang dibangun pada 2016, 336 dokumen perizinan untuk kapal di bawah 7 GT sudah diterbitkan. 404 unit kapal sudah diukur dan dalam proses perizinan, sedangkan 152 unit sisanya dalam proses pengukuran.
Sementara itu, Direktur Kapal dan Alat Penangkap Ikan (KAPI), Agus Suherman menambahkan, dari rencana pengadaan 754 unit kapal pada 2016, hanya 58 unit yang selesai dibangun. Sedangkan 696 unit kapal lainnya dialihkan (carry over) ke tahun 2017.
“Terkait bantuan pada 2016 yang sudah diterima nelayan, tetapi belum beroperasi karena tidak sesuai kebutuhan, KKP akan menindaklanjutinya dengan membentuk tim monitoring dan evaluasi (monev) untuk merespon masalah yang dihadapi para penerima bantuan. “Tim tersebut sudah dibentuk dan akan mulai bergerak sekitar minggu ke tiga November,” tandasnya.
Untuk pemberian bantuan kapal di tahun 2017, KKP kembali membangun 782 unit kapal perikanan untuk nelayan. Dari target jumlah kapal yang akan dibangun tersebut, 101 unit telah selesai dibangun, sementara sisanya masih dalam proses pembangunan yakni 341 kapal tengah dilengkapi mesin, serta 340 kapal sedang cetak kasko dan ditargetkan dapat rampung maksimal minggu ketiga Desember 2017. Dari jumlah kapal yang dibangun tersebut, diketahui jumlah kapal berukuran di 5GT sebanyak 243 unit, kapal ukuran 5GT sebanyak 384 unit, kapal ukuran 10GT sebanyak 134 unit, kapal 20GT sebanyak 15 unit dan kapal 30GT sebanyak 6 unit.
“Kami optimis tahun 2017 ini sudah selesai sebelum Desember berakhir. Tanpa harus extend seperti tahun lalu. Termasuk juga registrasinya. Sekarang kita masuk audit, audit internal kita, pengawas internal, pemeriksa kontrak dan dokumen sebagainya. Sehingga kita berharap tidak akan terulang seperti tahun 2016,” tambah Sjarief.
Nyong Syarief
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.