Kemendikbudristek Serius Menemukenali, Mengkurasi, Merekam, dan Mengembangkan Talenta Indonesia
Jakarta – Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Sesjen Kemendikbudristek) Suharti mengungkapkan bahwa Indonesia kaya akan talenta muda berprestasi. Sepanjang tahun 2022 Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) telah menemukenali sekitar 197 ribu talenta berprestasi di tingkat daerah maupun provinsi, 20 ribu peserta di tingkat nasional, 3.500 peraih kejuaraan di tingkat nasional, dan 207 peraih medali di tingkat internasional.
“Mereka (para pemenang) akan terus kita konsolidasikan, prestasi dan karya-karyanya kita kurasi, kita petakan dan kita rekam secara lebih baik. Hal ini untuk mendukung pelaksanaan amanat Manajemen Talenta Nasional dan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) sebagaimana telah menjadi arahan Bapak Presiden,” dikatakan Suharti pada acara Puncak Apresiasi Talenta Berprestasi dan Mitra 2022 yang diselenggarakan oleh Puspresnas dan Badan Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) di Kantor Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta pada Selasa (20/12).
Melalui sistem/platform Kurasi yang terus dikembangkan, Suharti mengatakan bahwa Kemendikbudristek akan terus mendorong peran kementerian/lembaga, organisasi dan masyarakat untuk bergotong royong menyelenggarakan berbagai ajang/festival sehingga akan diperoleh lebih banyak lagi talenta yang beragam di Indonesia.
Lebih lanjut, Kemendikbudristek akan memperkuat basis data prestasi dan platform kurasi untuk mendukung pelaksanaan penerimaan peserta didik baru di semua jenjang pendidikan. Dengan demikian, jaminan karier belajar dan pemberian insentif/penghargaan dari peserta didik berprestasi dapat terlaksana lebih baik.
“Kami terus perkuat dan perluas kemitraan dengan berbagai kementerian dan lembaga, dunia usaha dan industry, baik milik swasta maupun pemerintah, filantropi, dan organisasi masyarakat untuk bergotong royong mengasuh dan merawat potensi talenta unggul yang kita miliki,” ujar Suharti.
Lebih lanjut, Kemendikbudristek bersama LPDP berkomitmen untuk memperkuat dan memperluas pemberian penghargaan berupa beasiswa gelar dan nongelar bagi peserta didik berprestasi melalui Program Beasiswa Indonesia Maju (BIM).
“Pada tahun ini, 171 orang sedang menempuh studi di berbagai perguran tinggi utama dunia. Pemberian insentif dan penghargaan juga kita berikan kepada satuan pendidikan berprestasi melalui BOS Kinerja Prestasi yang terus diperbanyak dan diperluas sasarannya tahun depan,” ucap Suharti seraya mengapresiasi kolaborasi berbagai pihak yang telah mendukung semua program yang berkaitan dengan pengembangan talenta anak-anak Indonesia.
Kurasi talenta adalah sebuah proses mengidentifikasi, menilai, menyimpulkan, dan memberikan pengakuan resmi kepada ajang talenta nonPuspresnas maupun peserta didik berprestasi. Hasil kurasi akan masuk pencatatan database ajang talenta dan peserta didik berprestasi Puspresnas.
Kurasi talenta bertujuan memberikan pengakuan resmi pemerintah kepada ajang talenta maupun peserta didik berpestasi sehingga mereka berhak mendapatkan manfaat untuk mendukung karir belajar atau karir profesionalnya, misalnya beasiswa, kemudahan masuk jenjang pendidikan berikutnya melalui jalur prestasi dalam program PPDB, dan sebagainya. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui https://kurasi-pusatprestasinasional.kemdikbud.go.id/.
Johan Lukito, salah satu penerima manfaat BIM menyampaikan rasa bangga dan terima kasihnya kepada Puspresnas. Menurut Johan, Puspresnas telah serius mengelola talenta berprestasi di Indonesia melalui insentif komprehensif.
“Semisal kalian peraih medali, akan lebih mudah diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) atau seperti aku yang bisa diberikan beasiswa penuh untuk belajar menempuh beasiswa S1 di Kanada. Semua proses seleksi ini juga dilakukan dengan sangat holistik dan tidak diskriminatif,” tutur pria yang pernah mengikuti World School Debating Championship.
Sementara itu, Tavip Tria Candra, Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Pekanbaru meyakini kompetisi yang diselenggarakan Kemendikbudristek memberi kesempatan bagi generasi muda untuk mengasah kemampuan akademik dan nonakademik semakin baik.
“Kompetisi menjadi motivasi dan semangat bagi siswa dan pendidik untuk meningkatkan kompetensi pada berbagai bidang lomba yang diikutinya. Ini sangat penting untuk membentuk daya tahan generasi muda di masa mendatang,” jelasnya.
Yenti Joman selaku Director of Government Affairs Huawei Indonesia turut menyampaikan apresiasi kepada Puspresnas. “Persiapan talenta unggul di Indonesia sangat penting dilaksanakan dan menjadi perhatian semua pihak guna mendukung visi Indonesia Emas 2045. Semoga dengan kolaborasi yang baik antarkedua belah pihak dapat melahirkan talenta digital yang unggul serta cerdas dan berkarakter untuk Indonesia yang semakin maju,” ucapnya optimistis.
Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Fauzan, mengapresiasi upaya yang dilakukan Kemendikbudristek dalam memfasilitasi lahirnya talenta-talenta baru di Indonesia. Menurutnya, dengan upaya tersebut dipastikan akan terjadi akselerasi kemajuan Indonesia di berbagai bidang, terutama dalam menyongsong bonus demografi dan Indonesia Emas di tahun 2045.
“Mudah-mudahan acara yang berorientasi untuk mengeksplorasi berbagai talenta yang dimiliki oleh mahasiswa terus dapat dilaksanakan,” harap Fauzan, Rektor Universitas yang pernah menjadi tuan rumah dalam ajang perhelatan Pekan Ilmiah Mahasiswa tahun 2022.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.