Kehangatan Ganjar Obati Kerinduan Para Lansia di Panti Wreda
Jakarta – Suasana hangat dan penuh tawa tersaji saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu dan berdialog dengan para lansia penghuni Panti Wreda Pengayoman, di Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Jumat (31/3/2023). Oma opa yang berada di tempat itu tampak sangat senang, dan menceritakan banyak hal dengan orang nomor satu di Jawa Tengah itu.
Ganjar tiba di Panti Wreda Pengayoman sembari gowes ngabuburit sekitar pukul 16.30 WIB. Setibanya di lokasi, Ganjar langsung menemui Oma Sulistiawati yang tampak sedang asyik merajut syal.
Ganjar tampak kagum melihat tangan terampil Sulistiawati. Wanita paruh baya ini mengaku sudah mulai merajut sejak ia masih muda, sehingga dia bisa merajut tanpa melihat melihat benang dan jarum rajut di tangan.
“Ya bisa. Kan sudah sejak muda merajut. Ini buat syal, biasanya buat keset juga,” ujar Sulistiawati menjawab pertanyaan Ganjar tentang kemahirannya merajut.
Selanjutnya, Ganjar berpindah untuk menemui lansia lainnya. Di antaranya Adrian dan Ang Sucipto. Saat itu Ang Sucipto sedang asyik mendengarkan musik di radio. Kepada Ganjar, Sucipto mengaku suka mendengarkan lagu pop dan keroncong.
Berbeda dengan Sucipto, Adrian yang berada di sebelahnya langsung tahu jika orang yang ditemuinya adalah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. Adrian bercerita bagaimana senangnya ia tinggal di Panti Wreda Pengayoman.
Selain banyak temannya, ia juga dapat berbagi kebahagian dengan yang lain.
“Always smile. Keep smile, always young,” ungkap Adrian kepada Ganjar.
Selesai bercengkrama dengan kedua kakek itu, Ganjar lanjut berinteraksi dengan penghuni panti lainnya. Hingga pada akhirnya ia bertemu dengan dua nenek yang ternyata pensiunan guru. Satu pensiunan guru Geografi asal Purwodadi, Grobogan, bernama Supriati, dan satunya lagi mantan Kepala SMP di Malang, Jawa Timur, bernama Weni. Keduanya tampak sangat antusias saat berdialog dengan Ganjar.
“Saya punya anak empat. Semua sibuk bekerja. Anak terakhir suka telepon kalau hari Sabtu. Tadi anak pertama baru saja jenguk ke sini meskipun cuma sebentar,” ujar Supriati.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan, kunjungannya ke Panti Wreda Pengayoman itu merupakan kali kedua. Dalam pertemuan kali ini, dia merasakan kehangatan dan suasana kerinduan. Dari obrolan itu, Ganjar belajar, tidak sekadar berkunjung dan membantu, tetapi yang lebih penting bisa ikut merasakan perasaan orang tua.
“Sisi lain mereka kerasan tinggal di sini tapi menjadi terharu saja melihat punya adik, punya anak, dan dia rindu sekali sama anak. Pembelajarannya tidak hanya sekadar berkunjung, membantu, bukan itu tetapi kita bisa mengerti perasaan orang tua kita dan orang tua kita yang hari ini dirawat. Ini beliau-beliau yang merawat, jago-jago gitu. Sehingga kita bisa mendengarkan suasana batin, kerinduan pada keluarga, anak, agar kita belajar betapa pentingnya kita menghormati, merawat, dan menjaga orang tua,” katanya.
Sementara itu, Pimpinan Panti Wreda Pengayoman, Manis mengatakan, kunjungan Ganjar Pranowo sangat penting bagi oma opa di panti. Sebab lansia juga membutuhkan orang selain keluarga atau saudara mereka. Apalagi orang tersebut mau mendengarkan ketika mereka bercerita.
“Kehadiran Pak Ganjar di tempat ini pun banyak dirindukan, karena orang nomor satu di Jawa Tengah. Saya senang sekali, karena buat mereka itu yang istimewa ya. Kedatangan orang nomor satu di Jawa Tengah, dan bisa bicara langsung. Menurut saya, Pak Ganjar itu merakyat sekali. Jadi ketika oma opa ditanya itu siapa, mereka bisa langsung menjawab itu Pak Ganjar,” ujarnya.
Manis menambahkan, saat ini Panti Wreda Pengayoman dihuni oleh 49 lansia. Usia lansia yang dirawat di tempat itu sekitar 60 tahun ke atas. Di panti, para lansia itu mendapatkan pelayanan yang baik. Pada pagi hari, mereka diajak olahraga, kemudian beribadah, hingga aktivitas lain seperti menonton televisi, berita, baca koran, dan lainnya.
“Mereka di tempat ini oma opa sering nonton televisi, nonton berita, terus membaca koran, koran satu itu bisa muter. Paling lama di sini, ada yang sampai 18 tahun, dan yang paling tua itu (usianya) 98 tahun,” katanya.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.