Connect with us

Kebutuhan Pangan Nasional Terus Meningkat, Petrokimia Gresik Gandeng Stakeholder Cari Solusi Bersama

Jakarta – Petrokimia Gresik menggandeng sejumlah stakeholder untuk mencari solusi bersama atas kebutuhan pangan nasional yang terus meningkat melalui Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Journey of National Food Security: Current Status & Future Perspective” di Gresik, Jawa Timur, Selasa (16/8/2022).

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo yang hadir sebagai salah satu narasumber menyampaikan bahwa, pada momen Indonesia Emas tahun 2045 diproyeksikan kebutuhan beras nasional mencapai 35,5 juta ton/tahun, atau meningkat 5,5 juta ton dari kebutuhan beras nasional saat ini, yakni 30 juta ton/tahun.

“Indonesia selama tiga tahun terakhir memang tidak melakukan impor beras karena kebutuhan beras mampu dipenuhi dari produksi dalam negeri. Tapi bukan berarti kita bisa santai-santai, swasembada beras ini justru harus kita pertahankan untuk menghadapi kebutuhan pangan nasional yang akan terus melonjak,” ujarnya.

Peningkatan kebutuhan beras sebanyak 5,5 juta ton di tahun 2045 ini, disampaikan Dwi Satriyo, setara dengan produktivitas beras tertinggi untuk provinsi di Indonesia, dalam hal ini Jawa Timur. Sehingga dapat diasumsikan butuh tambahan lahan sekitar 1,2 juta Hektare atau seluas lahan pertanian di Jawa Timur untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut di tahun 2045. Padahal berdasarkan data Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), tren luas lahan pertanian di Indonesia justru semakin menurun dari tahun ke tahun.

Untuk itu, Dwi Satriyo mendorong adanya terobosan melalui strategi intensifikasi atau optimalisasi lahan pertanian yang sudah ada guna peningkatan produktivitas beras dalam negeri.  Sesuai hasil penelitian, produktivitas beras di tanah air masih bisa digenjot hingga 77 persen melalui strategi intensifikasi.

“Penelitian ini diperkuat dengan hasil demplot (demonstration plot) kami dimana produktivitas padi di Indonesia yang rata-rata 5,2 juta ton per Hektare, di beberapa daerah bisa meningkat hingga 8 sampai 9 juta ton per Hektare,” ungkap Dwi Satriyo.

Sebagai solusi untuk peningkatan produktivitas pertanian, di usia ke-50 tahun ini Petrokimia Gresik kembali menghadirkan sederet pupuk non subsidi berkualitas, seperti NPK Phonska Alam yang diperuntukkan untuk pertanian organik, ZA Plus, Phosgreen, dan Petroganik Premium sebagai alternatif substitusi pupuk ZA, SP-36 dan Petroganik yang saat ini tidak lagi disubsidi oleh pemerintah.

“Harga pupuk nonsubsidi terbaru milik Petrokimia Gresik terbilang terjangkau, dibanding harga pupuk komersial pada umumnya. Dan kualitasnya pun tidak perlu diragukan lagi, karena telah teruji mampu meningkatkan produktivitas pertanian di beberapa daerah,” ujar Dwi Satriyo.

Lebih lanjut Dwi Satriyo mengungkapkan, untuk meningkatkan produktivitas pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan yang akan terus meningkat, selain dibutuhkan sarana produksi pertanian yang memadai, tentunya juga dibutuhkan SDM pertanian yang handal. Oleh karena itu, isu regenerasi petani juga menjadi salah satu tantangan yang harus dicari solusinya saat ini.

Hal ini diamini Senior Executive Vice President (SEVP) Marketing Operation Pupuk Indonesia, Gatoet Gembiro Nugroho. Ia mengatakan, dengan kondisi saat ini mau tidak mau peningkatan produktivitas pertanian dan regenerasi petani harus berjalanan beriringan. Untuk itu, Pupuk Indonesia dan anak usahanya, termasuk Petrokimia Gresik, terus melakukan upaya-upaya untuk menjadikan sektor pertanian menjadi lebih prospektif dan menguntungkan bagi petani, salah satunya melalui Program MAKMUR.

Program MAKMUR merupakan ekosistem pertanian terintegrasi dari hulu hingga hilir, dengan menggandeng banyak stakeholder, mulai dari petani, pemerintah daerah, perbankan sebagai penyedia modal, produsen pupuk untuk menjamin ketersediaan pupuk dan mengawal budidaya pertanian, serta lembaga asuransi hingga offtaker untuk menjamin pembelian hasil pascapenen.

Melalui ekosistem pertanian yang terintegrasi, program MAKMUR tidak hanya bertujuan untuk menggenjot produktivitas pertanian, tetapi bermuara pada peningkatan kesejahteraan atau Nilai Tukar Petani (NTP). Apabila sektor pertanian menjadi sangat menguntungkan atau prospektif, maka akan lebih mudah untuk menarik minat generasi muda terjun ke sektor ini.

“Dengan demikian, Program MAKMUR ini selain dapat menjadi solusi atas kebutuhan pangan nasional melalui peningkatan produktivitas pertanian, juga dapat menjadi solusi keberlanjutan dan masa depan pertanian Indonesia apabila semakin banyak generasi muda yang terjun ke sektor ini karena dianggap prospektif dan menguntungkan,” tandas Gatoet.

Sementara itu, narasumber lain yang hadir dalam FGD ini antara lain Sekretaris Lembaga Pengembangan Pertanian (LPP) PBNU, Tri Chandra Aprianto; Sekretaris Dewan Pengarah Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT), Bambang Sutrisno; dan Kepala Balai Penelitian Tanah, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Ladiyani Retno Widowati.

Retno mengatakan salah satu kunci peningkatkan produktivitas pertanian adalah pupuk yang memiliki porsi 25 hingga 40 persen dari keberhasilan pertanian, di samping unsur lain seperti air. Oleh karena itu, peranan Petrokimia Gresik dalam menghasilkan produk berkualitas sehingga mampu meningkatkan produktivitas pertanian akan mampu menjadi salah satu solusi kebutuhan pangan nasional.

Selain itu, Retno juga menyoroti masalah produktivitas pertanian juga dipengaruhi unsur tanah yang mengalami degradasi karena pengelolaan yang kurang tepat. Sehingga dibutuhkan edukasi bagi petani terkait pemupukan berimbang.

Dalam hal ini, Petrokimia Gresik juga telah memiliki layanan Mobil Uji Tanah yang bisa dimanfaatkan secara gratis oleh petani untuk mendapatkan formulasi pemupukan yang tepat bagi tanaman sesuai dengan kondisi lahan pertanian yang dimiliki petani.

“Intinya diperlukan dukungan semua pihak sesuai peran dan porsinya masing-masing agar produktivitas pertanian di Indonesia bisa terus meningkat, mulai dari petani, produsen pupuk,
pemerintah maupun stakeholder lainnya,” tandas Retno.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Suntikan PMN Diharapkan Tambah Keuntungan Negara, Demi Kesejahteraan Rakyat

Oleh

Fakta News
Suntikan PMN Diharapkan Tambah Keuntungan Negara, Demi Kesejahteraan Rakyat
Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman saat mengikuti kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/4/2024). Foto: DPR RI

Badung – Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman berharap BUMN Pariwisata dan Aviasi mampu hasilkan keuntungan bagi negara. Sebab, BUMN tersebut telah memperoleh suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang nilainya cukup besar.

“Komisi VI sudah mendukung upaya peningkatan kinerja BUMN Pariwisata dan Aviasi antara lain melalui persetujuan PMN. Sudah seharusnya ada perbaikan fasilitas dan layanan yang mereka hadirkan setelah memperoleh suntikan dana pemerintah melalui PMN agar bisa menghasilkan keuntungan untuk negara,” jelas Mahfudz di sela-sela kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/4/2024).

Politisi PKS ini mengimbuhkan BUMN Pariwisata sudah semestinya berorientasi profit (mengejar keuntungan) agar mampu berkontribusi pada pemasukan negara. Negara seperti Jepang, Malaysia saat ini sangat serius mengelola industri pariwisatanya. Bagaimana Jepang berusaha memanjakan para wisatawan yang berkunjung ke negaranya agar tiap tahun semakin bertambah.

“Malaysia juga melakukan semacam rekayasa engineering, misalnya sekolah di sana lebih murah, biaya berobat general check up di sana juga lebih murah sehingga orang tertarik ke sana. Kalau orang sudah ke sana walau tujuannya berobat, sekolah itu kan nantinya butuh menginap, belanja dan akan meningkatkan penerimaan devisa negara tersebut,” tukasnya.

Legislator asal Dapil Jawa Barat VI meliputi Kota Bekasi dan Kota Depok ini menilai bahwa BUMN Pariwisata dan Aviasi perlu melakukan upaya dan terobosan yang luar biasa dan menarik, apalagi Bali sudah menjadi tujuan wisata utama masyarakat dunia. Tinggal variabel masalahnya yang perlu diperhatikan misalnya infrastruktur, daya dukung ekosistem pariwisata harus dikelola dengan baik.

“Seperti di Bali ini kurang fasilitas kendaraan umum, apakah ini bagian dari produk kebijakan daerah. Betapapun itu kendaraan umum menurut saya diperlukan untuk masyarakat Bali termasuk wisatawan juga,” katanya.

Masalah lainnya, menumpuknya wisatawan di Bali seharusnya bisa diarahkan ke Nusa Tenggara Barat, ada Lombok, Senggigi, dimana daya dukung kultural dan kebijakan pemerintah daerahnya perlu ada paradigma baru di sana. Perlu juga edukasi kepada masyarakat agar dapat ramah dengan wisatawan yang datang dari berbagai mancanegara.

“Paket wisata yang menawarkan destinasi alternatif selain Bali menurut saya sangat baik dan perlu dilakukan agar wisatawan mancanegara mengenal lebih banyak daerah di Indonesia. Sama halnya saat kita keluar negeri juga ditawarkan paket kunjungan ke berbagai destinasi,” tutupnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Pertanyakan Bantuan Bank Dunia Bagi Negara Berkembang terkait Perubahan Iklim

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Pertanyakan Bantuan Bank Dunia Bagi Negara Berkembang terkait Perubahan Iklim
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti saat mengikuti pertemuan Global Young MP Initiative dengan WB & International Monetary Fund (IMF). Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mempertanyakan proyek dari Bank Dunia (World Bank/WB) terkait sustainable development alias pembangunan berkelanjutan. Dimana program itu bertujuan membantu negara-negara berkembang agar bergerak menciptakan masa depan yang berkelanjutan (sustainable future).

“Apa proyek dari World Bank terkait sustainable development untuk membantu negara-negara yang berkembang mencapai sustainable future. Misalnya, bantuan apa yang diberikan untuk negara berkembang agar bisa bersama-sama negara maju menyelesaikan isu besar perubahan iklim,” ujar Roro dalam pertemuan Global Young MP Initiative dengan WB & International Monetary Fund (IMF) seperti keterangan tertulisnya yang diperoleh Parlementaria, Rabu (24/4/2024).

Politisi Fraksi Partai Golkar ini menilai forum bersama WB dan IMF ini menjadi salah satu kesematan untuk mempelajari inovasi, temuan dan solusi terkait lingkungan hijau yang bisa diterapkan di Indonesia. Bahkan, terkait bantuan pembiayaan terhadap Indonesia. Hal ini akan menjadi afirmasi positif untuk membantu mempersiapkan generasi mendatang menuju pekerjaan yang lebih ramah lingkungan dalam perspektif ekonomi hijau.

Acara tersebut mengusung tema “Planting Seeds of Growth: Creating green jobs for young people and the planet”. Dengan menghadirkan anggota parlemen muda dunia untuk terlibat dengan pimpinan World Bank serta para pemimpin dunia mengenai masa depan lapangan pekerjaan dari perspektif ekonomi hijau untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem dan meningkatkan kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat dunia.

Berbekal pengalamannya menjadi aktivis lingkungan dan anggota Komisi VII DPR RI, ia juga menjabat sebagai panitia pengarah mewakili Regional Pasifik dan Asia Timur dalam Global Young MP Initiative. Dyah Roro Esti banyak membicarakan hal-hal yang telah ia lakukan di DPR RI terkait isu iklim dan lingkungan. Ia juga menekankan posisi DPR RI sebagai pendorong dari pemerintah dan organisasi dunia seperti Bank Dunia.

Ia juga sangat mengapresiasi kegiatan tersebut karena selain mempersiapkan transisi energi untuk kebaikan dunia secara umum, di sisi lain juga dipersiapkan sumber daya manusianya terkait lapangan pekerjaan. Karena ia menyadari bahwa kebutuhan tenaga kerja di sektor-sektor hijau muncul atas adanya kesadaran dunia akan permasalahan iklim.

Baca Selengkapnya

BERITA

Halal Bihalal Relawan ITS, Hadirkan Rektor ITS ke-7 Prof. Ir. Soegiono Pompa Semangat Para Relawan

Oleh

Fakta News

Jakarta – Rektor ITS ke-7, Prof. Ir. Soegiono memberikan pesan, kesan sekaligus wejangan kepada peserta yang hadir dalam Halal Bihalal Relawan dan Aktivis Kemanusiaan ITS 1445 H. Ia mendorong mahasiswa menjadi relawan dan aktivis yang bergerak tanpa pamrih, berjuang demi kemanusiaan.

Rektor yang memimpin ITS periode 1995-2003 ini menceritakan bagaimana dinamika dan kiprah mahasisiwa ITS saat reformasi. Bagaimana para pimpinan dan aktivis mahasiswa benar-benar menjalankan peran dan fungsinya dalam mengkiritisi kondisi yang ada.

Acara tersebut diinisiasi oleh Pengurus Pusat IKA ITS melalui Kompartemen Kebencanaan berkolaboraksi dengan Task Force Kemanusiaan Kantin ITS (TFKK ITS) dan berbagai elemen kerelawan, berlangsung di Posko Kebencanaan  IKA ITS, Jl. Teknik Mesin No.1 Kampus ITS Sukolilo Surabaya. (20/4/2024).

Panitia memilih quote Albert Einstein sebagai tema acara, yakni “Kita tidak boleh putus asa terhadap kemanusiaan, karena kita sendiri adalah manusia”. Berbagai elemen alumni, aktivis dan relawan mahasiswa, diantaranya dari KK IKA ITS, TFKK ITS, Komunitas Kantin ITS, ITS 93, BEM ITS, BEM FTI SPK, Himadata, Hima Planologi, HMKTI FV, Sekolah Rakyat Kejawan, E-Bio   dan Keluarga Besar ITS lainnya menghadiri acara tersebut.

“Masing-masing jaman punya masanya dan tiap masa mempunyai tantangan yang berbeda. Selain dibekali kemampuan akademik dari ITS, setidaknya ada tiga poin penting yang harus dimiliki mahasiswa untuk bisa memiliki nilai lebih dibandingkan yang lainnya. Tiga point  itu yakni percaya diri, ⁠komunikasi dan ⁠kompetensi,” pesan Prof. Soegiono.

Sebagai anak yang dididik oleh Ibu yang luhur ITS dalam kawah candradimuka kampus perjuangan, mahasiswa harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk siap menghadapi segala tantangan. Kemampuan komunikasi sebagai kunci menjaga dan menguatkan hubungan baik (relationship) juga harus diasah disertai kompetensi masing-masing sehingga profesionalisme bisa dkedepankan oleh para mahasiswa dalam kiprahnya disetiap wahana yang ada.

“ITS seharusnya mendukung mahasiswanya untuk melakukan kegiatan atau gerakan-gerakan non-akademis, sebagai pengamalan dari tri dharma perguruan tinggi. Ini sangat penting untuk eksistensi ITS sebagai kampus perjuangan, terhadap masyarakat dan Indonesia. Apapun kondisinya, mahasiswa tetap harus berani menyuarakan kebenaran dan keadilan, tidak perlu takut untuk itu walaupun pada kondisi yang benar-benar kritis,” pungkas Prof. Soegiono.

Dr. Eng. Yeyes Mulyadi, S.T., M.Sc. selaku Ketua Posko Kebencanaan IKA ITS menyatakan bahwa hubungan alumni dan ITS sudah sangat cair dan harus terus dijaga serta dikembangkan. Melalui beragam kegiatan kerelawanan yang melibatkan mahasiswa dari berbagai unsur lembaga kemahasiswaan, telah banyak memberikan kontribusi positif bagi masyarakat serta berperan dalam pendidikan dan pembinaan karakter mahasiswa. Kegiatan kerelawanan berhubungan dengan banyak pihak dan stakeholder, termasuk juga penyandang dana. Masyarakat juga sangat butuh peran ITS dalam penanggulangan kebencanaan.

 

“Saat Erupsi Semeru (Desember 2021) Tim Kebencanaan IKA ITS turun. Relawan mahasiswa dan dosen turun. Para pakar juga berperan melakukan mitigasi dan assesmen. Relawan juga memasang Early Warning System (EWS) di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Semeru. ITS yang paling keren. Analisisnya keren, hingga sampai ke Wantimpres. Sebagai pintu masuk, kerelawanan sangat penting dalam membantu memberikan Solusi masyarakat dalam menghadapi bencana. Untuk itu kegiatan kerelawanan tolong disupport besar-besaran,” pungkas Yeyes, yang saat ini juga menjabat sebagai Kepa Subdirektorat Pengembangan Kemahasiswaan Ditmawa ITS.

Ketua TFKK ITS, Radian Jadid mengapresiasi kerelawanan mahasiswa saat ini. Para relawan dan aktivis kemanusiaan yang hadir pada acara ini adalah mereka yang memiliki modal dan kecakapan lebih dibandingkan mahasiwa pada umumnya. Jiwa sosial, krerelawanan dan nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki para relawan merupakan modal yang signifikan yang menjadi keunggulan dan pembeda dengan mahasiswa lainnya. Ditambah dengan nilai dan semangat dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai kampus perjuangan maka tepatlah ajang Halal Bihalal Relawan dan Aktivis Kemanusiaan ini dijadikan sebagai momentum konsolidasi dan transfer nilai guna menyiapkan generasi tangguh yang bisa memberikan kemanfaatan bagi lingkungan dan sesama.

“Melalui kegiatan berbasis kerelawanaan dan kemanusiaan, diharapkan mahasiswa dapat  menghadapi situasi dan tantangan jaman, menguatkan nilai-nilai kampus  sebagai role model civil society. Kesadaran akan peran dan fungsi mahasiswa serta kepercayaan diri sebagai bagian dari kampus perjuangan yang secara historis selalu mewarnai sejarah perubahan dan riak-riak perkembangan kebangsaan, dapat terus dibangun dan dikuatkan. Pola interaksi alumni dan mahasiswa yang selama ini  telah dilakukan melalui bidang kemanusiaan dan kebencanaan sangat tepat dan strategis. Untuk itu dibutuhkan dukungan dan komitmen bersama agar aktifitas dan ikhtiar kita selama ini dalam  mewarnai zaman, menghubungkan dan menumbuh-kembangkan generasi penerus ITS dengan nilai-nilai kebaikan, kepedulian serta tanggung jawab akademisi terhadap perkembangan bangsa dapat terus terjaga,” tutup Jadid yang saat ini juga menjadi Ketua Harian ITS 93.

Baca Selengkapnya