Kawasan The Mandalika Jadi Tuan Rumah Ajang Sepeda Internasional L’Etape Indonesia 2022
Jakarta – The Mandalika, kawasan pariwisata yang dikelola PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata di Indonesia, menjadi tuan rumah penyelenggaraan puncak event L’Etape Indonesia by Tour de France yang berlangsung pada Minggu, 20 Februari 2022.
L’Etape Indonesia adalah bagian dari Tour de France dan merupakan kejuaraan balap sepeda jarak jauh bergengsi dunia. Puncak event yang berlangsung di The Mandalika Lombok, NTB ini diikuti lebih dari 2.000 peserta pengendara sepeda yang berasal dari berbagai Negara seperti Asia, Australia, Afrika Utara dan Amerika, terdiri dari dua kategori jarak tempuh yaitu 75 km dan 125 km.
Pesepeda yang berada di kategori jarak tempuh 75 km menempuh rute bersepeda dari Kawasan The Mandalika menuju arah barat melintasi Pantai Mawun, Pantai Selong Belanak, Pantai Sepi, Hutan Pelambik, Bendungan Pengga, bypass Bandara International Lombok, dan kembali ke Kawasan The Mandalika. Turut berpartisipasi pada kategori ini adalah Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.
Sedangkan pesepeda yang masuk kategori jarak tempuh 125 km menempuh rute menuju arah timur melintasi Teluk Awang, Jaran Kurus, Teruwai, dan Sengkol, kemudian pesepeda akan masuk melalui lintasan jarak pendek hingga berakhir di Kawasan The Mandalika.
Sebelum mencapai puncak event pada hari ini, Road to L’Etape Indonesia telah berlangsung di Bali pada 6-7 November 2021 dan di Yogyakarta pada 4-5 Desember 2021, yang masing-masing diikuti oleh 100 pesepeda dari berbagai Negara.
Managing Director The Mandalika Bram Subiandoro mengatakan, “Kami gembira dan bangga The Mandalika terpilih kembali menjadi venue penyelenggaraan sebuah kejuaraan olah raga kelas dunia, yaitu L’Etape Indonesia by Tour de France. Hal ini akan semakin memperkuat positioning kawasan The Mandalika sebagai sport Tourism Destination di Indonesia, sekaligus mempromosikan berbagai potensi yang dimiliki The Mandalika sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang akan menjadi motor kebangkitan pariwisata Indonesia di masa depan”.
Direktur L’Etape Indonesia Zacky Badrudin mengatakan, “The Mandalika menjadi main event L’Etape Indonesia by Tour de France karena memiliki jalan dengan tanjakan, akses jalan yang baik dan di kelilingi bukit dan pantai yang terbentang indah. Dalam penyelenggaraan L’Etape Indonesia kami berterima kasih kepada Management The Mandalika-ITDC dan kepada semua pihak terkait yakni Dinas Pariwisata NTB, Polda NTB, Komite Olahraga Indonesia (KONI) NTB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB, Dinas Pemuda dan Olahraga NTB, Dinas Pekerjaan Umum NTB, Satuan Polisi Pamong Praja NTB dan Dinas Kesehatan NTB yang telah bersama-sama mengawal kegiatan balap sepeda dunia ini.”
Kegiatan L’Etape Indonesia di The Mandalika dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat yang diawasi oleh Dinas Kesehatan Prov. NTB.
Sebagai sebuah kawasan Sport Tourism Destination, kawasan The Mandalika dengan luas 1.175 Ha, memiliki kontur dan kondisi alam yang beragam mulai pantai hingga bukit serta ditunjang aksesibilitas jalan dan akomodasi yang baik sehingga cocok untuk menjadi venue bagi berbagai jenis olahraga. Sepanjang tahun 2022 ini, The Mandalika akan menjadi tuan rumah sejumlah event nasional maupun internasional, antara lain Pertamina Grand Prix of Indonesia (MotoGP) pada 18-20 Maret, HK Endurance Challenge 123k pada September, Gran Turismo World Challenge pada Oktober 2022, Motul FIM World Superbike (WSBK) pada 11-13 November, dan The Mandalika 100 Ultra Trail Run pada Desember 2022.
“Kami berharap semakin banyak event olahraga, event pariwisata, maupun kegiatan ekonomi kreatif lainnya dapat digelar di The Mandalika, NTB, sehingga dapat membantu Pemerintah dalam menggerakkan kembali industri pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional khususnya NTB,” tutup Bram.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.