Connect with us

Kabar Dukacita, Dirut PTPN II Marisi Butarbutar Meninggal Dunia

Jakarta – Kabar dukacita dari PTPN II, Dirut Marisi Butarbutar dikabarkan meninggal dunia di rumah sakit Royal Prima, Medan, Kamis (24/9), pukul 07.00 WIB. Marisi sebelumnya sudah empat hari di rawat di rumah sakit.

Dengan kondisi kesehatan terus menurun dratis sampai hari ini Kamis pagi Marisi menghembuskan napas terakhirnya.

“Jenazah akan dibawa langsung dari rumah sakit Royal Prima Medan menuju ke tempat pemakaman Simalingkar Medan,” ujar salah satu staff PTPN II.

Diketahui pria kelahiran di Medan, 14 Juni 1963 ini memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Pertanian Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga (1988), kemudian Fakultas Hukum Universitas Dharma Wangsa (2010) dan melanjutkan Magister Managemen dari Universitas Sumatera Utara (2007).

Marisi juga mengemban pendidikan Magister Hukum dari Universitas Sumatera Utara (2010) dan S3 Ilmu Hukum dari Universitas Sumatera Utara (2016).

Sebelum menjabat Dirut PTPN II, Marisi memulai karir sebagai Staff Tanaman PTPN III (Persero) (1989-2003), kemudian berlanjut sebagai Kepala Urusan PTPN III (Persero) (2003-2007).

Selain itu ia lalu menjabat sebagai Kepala Bagian Kepatuhan dan Manajemen Resiko PTPN III (Persero) (2007-2011), Kepala Bagian Teknologi Informasi/Transformasi Bisnis/Manajemen Resiko (TI/TB/MR) PTPN III (Persero) (2011-2014), Kepala Bagian Hukum PTPN III (Persero) (2014-2015), Kepala Bagian Hukum Holding BUMN Perkebunan Jakarta (2015-Juli 2016), Direktur Operasional PTPN II (2017-2020).

Salah satu teman Marisi Butarbutar, yakni Elia Massa Manik turut mengucapkan belasungkawa atas kepergian almarhum pagi ini. Mantan Dirut Holding PTPN III ini tak lupa menceritakan kisah kedekatannya dengan almarhum semasa hidupnya melalui pesan yang dikirim ke redaksi.

“Saya bertemu Almarhum pertamakali di Kantor PTPN Jalan Proklamasi Jakarta pada bulan April 2016. Saat itu beliau sebagai Kadiv yang membawahi bidang Kepatuhan dan Legal di Holding PTPN. Setelah berkenalan dan background check Almarhum yang juga sarjana pertanian dan berkarir dari bawah di operasional PTPN III, maka tidak lebih dari 1 minggu, selalu menjadi teman diskusi saya di sore dan malam hari sebelum mengambil keputusan-keputusan penting dan strategis dalam rangka proses transformasi (turnaround),” tutur Elia Massa Manik dalam pesannya Kamis (24/9).

Elia Massa menceritakan, almarhum beberapa kali ikut menemaninya jika ada kunjungan dinas ke daerah. Berdua kerap kali berdiskusi terkait pengembangan dan kemajuan untuk PTPN.

“Beberapa kali saya minta Alm. ikut menemani saya dalam kunjungan dinas ke beberapa PTPN. Saya sangat ingat, surat edaran saya yang pertama 09 Mei 2016, setelah mendengarkan semua presentasi PTPN I sampai PTPN XIV, perihal poin-poin program strategis dalam Akselerasi Peningkatan Kinerja PTPN direlease setelah almarhum membacanya dan berdiskusi dengan saya di malam hari sambil ngopi dan ngobrol santai,” ungkap Elia Massa.

“Saya ingat kata-kata di poin penutup, “Kita bersepakat bahwa sumber kemajuan dan kesejahteraan untuk PTPN bersandar dan terletak pada fokus menciptakan tanaman yang “tegak dan berseri-seri” (the soul of planters, jiwa seorang yang bekerja di perkebunan). Pada waktu itu saya in search of upstream fundamental perkebunan. Inilah dasar filosophy yang banyak kami diskusikan bersama yang kemudian dilengkapi oleh semua team pada waktu itu dalam bentuk program-program kerja,” imbuhnya.

Elia Massa melanjutkan, “Tibalah waktu eksekusi reorganisasi PTPN di bulan juli 2016. Karena selama 3 bulan Alm. banyak membantu BOD di Holding, saya dan BOD Holding PTPN III sepakat ingin menempatkan Alm. untuk memegang kendali operasional di salah satu PTPN yang masih sehat dari sisi finansial. Sore hari, saya panggil Alm. untuk menyampaikan perihal tersebut, dan sebenarnya ingin memberikan kesempatan kepada yang bersangkutan untuk memilih. Sungguh saya terkejut, waktu beliau memilih PTPN II. Karena pada saat itu PTPN II adalah urutan terbawah dari sisi finansial dan lengkap dengan semua problematikanya. Sore itu saya tidak segera setuju, dan minta dia pikirkan ulang. Besoknya sebelum surat dikirim ke Shareholder, beliau tetap dalam pendiriannya dengan alasan PTPN II sangat terpuruk, butuh perhatian lebih dan beliau bercanda dan bilang kalau saya di sana dan pernah kerja dengan pak Massa di holding tentu supportnya extra. Disamping dia mantap dengan gambaran knowledge baru “tidak ada hilirisasi yang berhasil tanpa upstream yang kuat”. Juga dia senang memilih di PTPN II karena tahu bisa bekerjasama dengan Dirutnya Pak Teten yang akan fokus di restrukturisasi keuangan.  Jadi menurutnya bisa fokus dan dapat big support. Unique, rare quality, kagum, speechless, dan hari itu saya percaya PTPN memiliki harapan besar untuk keberhasilan program turnaround. Yang kemudian terbukti dalam masa pengabdian saya yg sangat singkat (11 bulan); produktivitas dan posisi keuangan PTPN II maju luar biasa (beyond my expectation). PTPN kemudian, waktu saya pergi di bulan ke-11, sudah mulai membukukan laba. Tentu salah satunya karena perbaikan significant di PTPN II. Kemudian mereka juga saya berikan kebebasan menyetujui atau tidak komisaris di PTPN II yang diusulkan. Itulah juga mengapa saya meminta ada acara golf bersama di PTPN II sebagai bagian acara perpisahan saya di PTPN sekalian menghormati dedikasi dan kekaguman saya pribadi kepada seorang Marisi Butarbutar,” ungkapnya.

“Alm. Bapak Marisi Butarbutar. Selamat jalan, pergilah dengan damai. Semua semangat, jerih payah dan rasa sayang kepada PTPN yang sudah anda berikan, legacy bagaimana membangun benih-benih ‘The Soul of Planters’ ke setiap insan Perkebunan khususnya PTPN II, sudah bapak tanam dengan penuh ketulusan. Dia Yang Maha Kuasa akan memekarkan pada waktunya. Tuhan sang Pencipta menjaga dan memelihara keluarga yang bapak tinggalkan,” kata Elia Massa.

“Sekali lagi terimakasih sudah mengajarkan kepada saya pribadi ‘The Soul of Planters’ (menjaga dan menyayangi tanaman2 dengan ketulusan hati) dan bagaimana seorang leader membuat pilihan dalam karir dan melakoninya dengan keteguhan hati. Selamat jalan sahabat,” ucap Elia Massa Manik.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Suntikan PMN Diharapkan Tambah Keuntungan Negara, Demi Kesejahteraan Rakyat

Oleh

Fakta News
Suntikan PMN Diharapkan Tambah Keuntungan Negara, Demi Kesejahteraan Rakyat
Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman saat mengikuti kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/4/2024). Foto: DPR RI

Badung – Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman berharap BUMN Pariwisata dan Aviasi mampu hasilkan keuntungan bagi negara. Sebab, BUMN tersebut telah memperoleh suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang nilainya cukup besar.

“Komisi VI sudah mendukung upaya peningkatan kinerja BUMN Pariwisata dan Aviasi antara lain melalui persetujuan PMN. Sudah seharusnya ada perbaikan fasilitas dan layanan yang mereka hadirkan setelah memperoleh suntikan dana pemerintah melalui PMN agar bisa menghasilkan keuntungan untuk negara,” jelas Mahfudz di sela-sela kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/4/2024).

Politisi PKS ini mengimbuhkan BUMN Pariwisata sudah semestinya berorientasi profit (mengejar keuntungan) agar mampu berkontribusi pada pemasukan negara. Negara seperti Jepang, Malaysia saat ini sangat serius mengelola industri pariwisatanya. Bagaimana Jepang berusaha memanjakan para wisatawan yang berkunjung ke negaranya agar tiap tahun semakin bertambah.

“Malaysia juga melakukan semacam rekayasa engineering, misalnya sekolah di sana lebih murah, biaya berobat general check up di sana juga lebih murah sehingga orang tertarik ke sana. Kalau orang sudah ke sana walau tujuannya berobat, sekolah itu kan nantinya butuh menginap, belanja dan akan meningkatkan penerimaan devisa negara tersebut,” tukasnya.

Legislator asal Dapil Jawa Barat VI meliputi Kota Bekasi dan Kota Depok ini menilai bahwa BUMN Pariwisata dan Aviasi perlu melakukan upaya dan terobosan yang luar biasa dan menarik, apalagi Bali sudah menjadi tujuan wisata utama masyarakat dunia. Tinggal variabel masalahnya yang perlu diperhatikan misalnya infrastruktur, daya dukung ekosistem pariwisata harus dikelola dengan baik.

“Seperti di Bali ini kurang fasilitas kendaraan umum, apakah ini bagian dari produk kebijakan daerah. Betapapun itu kendaraan umum menurut saya diperlukan untuk masyarakat Bali termasuk wisatawan juga,” katanya.

Masalah lainnya, menumpuknya wisatawan di Bali seharusnya bisa diarahkan ke Nusa Tenggara Barat, ada Lombok, Senggigi, dimana daya dukung kultural dan kebijakan pemerintah daerahnya perlu ada paradigma baru di sana. Perlu juga edukasi kepada masyarakat agar dapat ramah dengan wisatawan yang datang dari berbagai mancanegara.

“Paket wisata yang menawarkan destinasi alternatif selain Bali menurut saya sangat baik dan perlu dilakukan agar wisatawan mancanegara mengenal lebih banyak daerah di Indonesia. Sama halnya saat kita keluar negeri juga ditawarkan paket kunjungan ke berbagai destinasi,” tutupnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Oleh

Fakta News
BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali
Anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah saat diwawancarai Parlementaria usai mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI di Denpasar. Foto: DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali. Akses pekerjaan dan ekonomi harus dibuka secara luas.

Anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah menyampaikan hal ini usai mengikuti pertemuan dengan para direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH tersebut, Senin (22/4). “Pelibatan masyarakat harus optimal. Masyarakat jangan sebagai bagian dari korban atau tikus mati di lumbung padi. Jangan sampai Bali go international tapi masyarakatnya secara ekonomi semakin menurun,” ucapnya.

Seperti diketahui, PT. Pelindo sedang membangun BMTH di Benoa, di atas areal ratusan hektar. Selain tempat bersandar kapal-kapal besar, kelak BMTH juga menjadi destinasi wisata, pusat perbelanjaan, konser musik, gerai UMKM, dan lain-lain. Semua fasilitas untuk para wisatawan yang datang dibangun, seperti kesehatan, keamanan, dan kebutuhan ekonomi lainnya.

Erma, sapaan akrab Siti Mukaromah berharap, pembangunan BMTH yang masif tidak meninggalkan masyarakat lokal. Akses pekerjaan jangan hanya diberikan kepada para pendatang atau orang asing. Masyarakat Bali harus dipastikan bisa ikut menikmati proyek strategis nasional itu.

“Jangan sampai orang Bali menjadi pengangguran ketika orang luar atau asing mendapatkan pekerjaan. Kita berharap, ketika membangun sebuah koneksi wisata dan pelabuhan harus betul-betul dipastikan masyarakat bisa menikmati,” seru Politisi PKB ini.

Baca Selengkapnya