Jadi Prioritas Upsus Pajale, Bengkulu Kembangkan Padi di Lahan Kering
Bengkulu – Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP) Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan, mengatakan tahun ini pihaknya akan mengembangkan padi di lahan kering melalui upaya khusus (Upsus) seluas 200.000 hektare dari sebelumnya hanya 14.000 hektare. Bahkan tak hanya menanam padi, pihaknya juga ditergetkan menanam jagung dalam rangka meningkatkan produksi pangan di dalam negeri, khususnya Bengkulu.
“Padi kering seluas 200.000 hektare itu akan kita kembangkan di sejumlah kabupaten dan kota di Bengkulu. Kita optimistis target ini dapat direalisasikan dengan baik,” ujar Ricky, di Bengkulu, Senin (30/1) lalu. Adapun untuk jagung, pihaknya juga bakal menanam di lahan seluas 200.000 hektare dari semula 13.000 hektare.
Namun ia menekankan bahwa untuk menyukseskan program upaya khusus (Upsus) padi, jagung dan kedelai (Pajale) di Provinsi Bengkulu pada 2018 ini, bukan menjadi tanggung jawab Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Bengkulu saja. Hal ini, menurutnya, juga menjadi tanggung jawab seluruh stakeholder terkait dan dibantu pihak TNI.
Pihaknya pun optimistis target pengembangan tanaman padi kering dan jagung masing-masing seluas 200.000 hektare itu, dapat direalisasikan dengan baik jika seluruh stakeholder dan masyarakat, khususnya petani, bersedia bekerja keras tahun ini.
“Saya kira tidak sulit untuk menyukseskan Upsus Pajale di Bengkulu, jika seluruh stakeholder dan petani sama-sama mau bekerja keras dan serius. Sebab, lahan untuk mengembangkan kedua jenis tanaman pangan sudah ada dan tinggal melaksanakan saja di lapangan,” ujarnya.
Ia menambahkan lahan kering yang tersedia di Bengkulu cukup luas, yakni mencapai 800.000 hektare. Lahan kering untuk menanam padi, jagung dan kedelai ini tersebar di 10 kabupaten dan kota di Bengkulu.
“Jadi, kalau soal lahan tidak ada masalah lagi karena tersedia cukup luas. Sekarang kita harus bekerja keras untuk merealisasikan target Upsus Pajale tersebut. Saya kira kalau kita memiliki kemauan kuat, maka target menanam padi dan jagung di lahan kering masing-masing seluas 200.000 hektare dapat direalisasikan baik,” ujar mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) tersebut.
Selain itu, para petani juga bakal dilengkapi sarana dan prasarana pertanian untuk menyukseskan program tersebut. Petani akan diberikan bantuan Alsintan oleh pemerintah. “Total bantuan yang akan disalurkan kepada petani untuk menyukseskan program Upsus Pajale di Bengkulu tahun 2018 mencapai Rp24 miliar,” sambungnya.
Adapun bantuan Alsintan tersebut, kata Ricky, akan disalurkan langsung ke rekening kelompok tani (Koptan) bersangkutan. Menurutnya, hal ini dilakukan agar bantuan tersebut diterima dengan baik oleh koptan yang terlibat dalam program Upsus Pajale di Bengkulu.
Selain itu para petani yang terlibat dalam program Upsus juga akan mendapat bantuan pupuk urea sebanyak 50 kg untuk padi dan jagung sebanyak 15 kg/hektare. “Jadi, petani tinggal menyediakan lahan dan menggarapnya. Sedangkan sarana pendukung sudah disiapkan pemerintah,” ujarnya.
Sementara sebelumnya Dirjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kemtan) Gatot Irianto, mengatakan dipilihnya Bengkulu untuk melaksanakan program Upsus Pajale ini, karena selama ini capaiannya sangat minim. Sedangkan potensi untuk melaksanakan program Upsus Pajale di daerah ini sangat menjanjikan, karena lahan yang tersedia cukup luas.
Untuk pelaksanaan program tersebut, katanya, Bengkulu akan terus dipantau dengan dibantu TNI, sehingga dapat diketahui kinerja atau kemajuan dan hambatan serta solusinya dalam melaksanakan program Upsus Pajale tersebut.
Dirjen Gatot pun berharap pelaksanaan program Upsus Pajale ini dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi daerah dan masyarakat Bengkulu secara signifikan. “Anggaran untuk anggaran program ini tidak terbatas. Jika berhasil akan terus kita tambah. Tapi, apabila tidak berhasil, kita potong atau dialihkan ke daerah lain,” tegasnya.
Novianto
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.