Connect with us

Industri Digital Termasuk E-Commerce Mengancam Industri Ritel Konvensional

Darmin Nasution(foto : rmol.com)

Jakarta – Berkembangnya industri digital termasuk juga e-commerce, diakui pemerintah, menjadi satu kekhawatiran bagi industri ritel konvensional.

Hal itu pun dibenarkan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution. Ia sekaligus menegaskan, jika selama ini tidak ada perlambatan ekonomi, hanya pergeseran dari konvensional ke digital.

“Kita enggak bisa pilih-pilih bahwa pasti ritel terpengaruh dengan perkembangan (digital) ini, contohnya sudah ada sevel eleven tutup. Tapi, jangan dianggap ekonomi melambat, enggak. Ekonomi dengan alami dinamikanya menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi yang ada,” tutur Darmin di Gedung Indosat, Kamis (16/11/2017).

Di sisi lain, Darmin pun mengakui, adanya ritel yang telah menyesuaikan diri melalui e-commerce tumbuh 30 kali lipat. Kegiatan ini, diprediksi masih akan tumbuh lebih tinggi dan nantinya akan mengangkat ekonomi.

Sementara itu, sebagai upaya untuk menyesuaikan perkembangan digital, Darmin menilai, perlu juga dilakukan penyesuaian skill tenaga kerja.

Hal ini, bisa dimulai dari penyesuaian pendidikan vokasi. “Yang pertama ya harus ada vokasi, paling enggak cepat kita realisasikan. Mungkin yang punya pengetahuan coding sebagai standar itu enggak cukup menjawab kebutuhan sekarang ini. Apalagi progammer itu enggak cukup hanya dalam waktu 3 bulan (belajar),” ungkap Darmin.

Terus Mengalami Penurunan

Darmin tampaknya memang sudah mengamati perkembangan bisnis ritel ini. Lihat saja, bisnis ritel di Provinsi Jawa Tengah terus mengalami penurunan, disebabkan makin menjamurnya toko online yang tersebar di sejumlah kota besar dan mendesak gerai ritel perlahan-lahan tutup.

Ritel Alfamart

Di Jawa Tengah bisnis ritel mengalami penurunan

Ketua Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Jateng Budi Soeseno menuturkan, saat ini bisnis terus tergerus oleh digitalisasi, sehingga para pengusaha merasa resah dan tidak bisa berbuat banyak tentang perkembangan tekhnologi.

“Kami pengusaha ritel merasa tertekan akan banyaknya toko online, karena sangat mengurangi penjualan hingga 40% ini tentunya merupakan penurunan cukup besar sampai akhir Oktober, yang biasanya pada tahun sebelumnya turun namun tidak banyak seperti tahun ini,” tutur Budi Selasa lalu (14/11/2017).

Selain itu, pajak yang cukup tinggi dari pemerintah juga memberatkan pengusaha retail yang bertahan di tengah era digitalisasi yang semuanya sudah berbasis dalam jaringan/daring untuk bertransaksi.

Budi mencontohkan, beberapa toko ritel besar yang tutup di Jakarta seperti Hypermart dan sejumlah toko ritel lain menjadi bukti bahwa toko online sangat berpengaruh dalam penjualan yang turun cukup banyak di 2017.

“Pemerintah haruslah mengambil langkah tegas, sebagai upaya untuk menyelamatkan para pengusaha ritel di Jateng, karena jika keadaan ini dibiarkan terus menerus maka beberapa gerai ritel besar seperti matahari dan semacamnya tinggal menunggu waktu untuk tutup,” beber Budi.

Fenomena banyaknya industri ritel yang tutup, karena kurang adilnya pemerintah dalam membuat kebijakan. Harusnya toko online juga di kenakan pajak yang sesuai dengan aturan yang ditetapkan.

“Jika semakin banyak toko ritel yang tutup maka sudah pasti banyak pengangguran karena beberapa masyarakat di kota besar seperti Semarang banyak yang menggantungkan hidup sebagai pegawai di beberapa industri ritel,” ujar Budi.

Untuk 2018, ia pesimis industri ritel ini akan bisa berkembang, bisa bertahan sudah sangat bagus, karena nanti masyarakat lama kelamaan mulai enggan berbelanja di toko ritel yang ada.

Sementara itu, Corporate Communication Manager Bukalapak, Evi Andarini mengungkapkan jika e-commerce di Indonesia akan menjadi seperti ekosistem yang dapat melakukan banyak hal.

“Kami yakin e-commerce di Indonesia akan membantu para pengguna agar mereka melakukan kegiatan dalam satu platform saja seperti jual beli dan menabung,” ujarnya. Untuk pertumbuhan Bukalapak mencapai pertumbuhan signifikan yakni untuk TRX mencapai 169%  dan GMV mencapai 100% per 17 Oktober 2017,” ungkapnya.

M Riz

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya