Indonesia-Qatar Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Infrastruktur dan Pariwisata
Jakarta – Presiden Joko Widodo pada Rabu, 18 Oktober 2017, menerima kunjungan kenegaraan Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Di luar area, tampak sejumlah pelajar SD dan SMP asal Kota Bogor berjejer untuk menyambut kedatangan Emir. Masing-masing pelajar membawa bendera Indonesia dan Qatar di tangannya untuk dikibar-kibarkan saat iringan kendaraan tamu negara melewati mereka.
Tepat pukul 10.30 WIB, rombongan Emir Qatar memasuki area Istana Kepresidenan Bogor. Ketibaan Emir Qatar di Istana disambut dengan pasukan nusantara, korps musik, dan pasukan berkuda oleh Paspampres. Presiden Joko Widodo kemudian menjemput Emir Qatar menuju pintu kendaraannya setelah merapat di pelataran Istana Bogor.
Penyambutan kenegaraan digelar setelahnya. Lagu kebangsaan kedua negara diperdengarkan dengan diikuti oleh dentuman meriam sebanyak 21 kali menandai dimulainya rangkaian penyambutan.
Penyambutan Emir Qatar ini menjadi lebih istimewa dengan dilakukannya penanaman pohon bersama antara Presiden Joko Widodo dengan Syeikh Tamim di taman Istana Bogor. Keduanya diketahui menanam pohon eboni atau juga dikenal dengan sebutan kayu hitam Sulawesi.
Kunjungan ini merupakan yang pertama kalinya bagi Syeikh Tamim yang bertepatan pula dengan 41 tahun terjalinnya hubungan diplomatik kedua negara. Dalam kesempatan ini, ia datang ke Indonesia dengan membawa delegasi bisnis yang sangat besar.
“Saya tadi telah membahas upaya memperkuat kerja sama di bidang infrastruktur dan turisme. Kami telah bersepakat untuk segera menindaklanjuti apa yang kita bicarakan tadi di dalam pertemuan bilateral,” ujar Presiden Joko Widodo dalam pernyataan pers bersama.
Saat ini, Qatar diketahui tengah menanamkan investasinya di Indonesia. Di antaranya adalah untuk pembangunan PLTGU Sumbagut 134 senilai USD1 miliar dengan PT Pembangkit Jawa-Bali. Presiden berharap agar Qatar dapat lebih banyak lagi berinvestasi di Indonesia.
“Indonesia akan terus mengajak Qatar untuk berinvestasi, mengundang Qatar untuk meningkatkan investasinya di Indonesia,” kata Presiden.
Kedua negara dalam pertemuan kali ini menyepakati sekaligus menandatangani nota kesepahaman. Presiden Joko Widodo bersama dengan Syeikh Tamim turut menyaksikan penandatanganan tersebut.
“Seperti yang telah kita saksikan tadi, telah dilakukan penandatanganan lima nota kesepahaman di bidang pembentukan sidang komisi bersama, transportasi udara, pendidikan, pemuda dan olahraga, serta kesehatan,” Presiden menerangkan.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Emir Qatar memiliki harapan yang sama akan peningkatan kerja sama kedua negara di masa mendatang. Qatar sendiri memandang Indonesia sebagai negara yang sangat penting bagi dunia Islam. Untuk itu, pihaknya melakukan pembicaraan mengenai isu-isu terkini dalam dunia Islam dalam kesempatan tersebut.
“Kami berbicara tentang isu Rakhine State dan perlunya solusi. Qatar juga akan berperan dan memberikan bantuan-bantuan kemanusiaan serta meminta pemerintah Myanmar menyelesaikan persoalan ini dengan baik,” ujar Syeikh Tamim.
Selain itu, Emir Qatar juga menjelaskan kepada Presiden Joko Widodo terkait dengan aksi blokade yang menimpa negara Teluk tersebut beberapa waktu lalu. Kepada Presiden, Qatar menyatakan bahwa pihaknya siap melakukan dialog dan mencari solusi bersama dengan negara-negara Teluk lainnya untuk mengatasi persoalan ini.
“Kami menyampaikan bahwa Qatar sangat siap dan bersedia untuk melakukan pembahasan dan mencari solusi damai atas krisis ini. Untuk itu, Qatar terbuka untuk membuka ruang negosiasi bersama dengan seluruh pihak dan khususnya untuk memberikan penghormatan terhadap kedaulatan semua negara,” ucapnya.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.