Ibu Iriana Tinjau Vaksinasi Anak dan Serahkan Bantuan Sosial
Bandung – Ibu Iriana Joko Widodo dan Ibu Wury Ma’ruf Amin bersama sejumlah anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) meninjau secara langsung vaksinasi COVID-19 bagi anak-anak usia 6-11 tahun yang dilaksanakan di SDN 196 Sukarasa, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, pada Selasa (21/12/2021).
Setibanya di lokasi acara sekitar pukul 08.55 WIB, Ibu Iriana disambut ceria dengan yel-yel dari siswa SDN 196 Sukarasa, Kota Bandung.
Dipandu oleh Kepala SDN 196 Sukarasa, Ibu Iriana langsung meninjau pelaksanaan vaksinasi kepada 451 siswa dan tampak berinteraksi dengan beberapa siswa yang sedang menunggu giliran untuk divaksin.
“Tadi ditanya namanya siapa, kelas berapa, ditanya umurnya berapa, rasanya deg-degan,” jelas Khanza, siswa kelas 3 SDN 196 Sukarasa.
Khanza juga mengatakan bahwa dirinya senang dan tidak ada rasa takut untuk divaksin Covid-19.
“Rasanya senang, enggak (takut),” sambung Khanza.
Kegiatan serupa juga dilaksanakan secara serentak di 15 sekolah dasar lainnya dengan sasaran sebanyak 6.097 peserta yang tersebar di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Ciamis, Kota Bandung, Kota Banjar, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Cimahi, dan Kota Depok.
Ibu Iriana berkesempatan untuk menyapa dan berbincang dengan perwakilan peserta dari 15 sekolah dasar tersebut melalui konferensi video. Sejumlah lokasi vaksinasi yang disapa antara lain SLB Bunga Indonesia Kabupaten Bekasi, SD Regina Pacis Kota Bogor, dan SLB Ratu Jaya Kota Depok.
“Semua berjalan lancar ya, Bu?”, tanya Ibu Iriana.
“Pelaksanaan vaksinasi untuk anak sudah dimulai sejak 15 Desember kemarin, hari ini pelaksanaan untuk anak-anak disabilitas di Kabupaten Bekasi berjalan serentak. Alhamdulillah anak-anak dan orang tua support semua, semua berkenan untuk dilaksanakan vaksinasi,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Sri Enny Mainiarti, yang mewakili SLB Bunga Indonesia.
Kemudian, Ibu Iriana melanjutkan menyapa dan bertanya mengenai pelaksanaan vaksinasi di Kota Bogor.
“Selamat pagi ibu-ibu semuanya dan bapak-bapak, anak-anak semuanya, selamat pagi, bagaimana untuk vaksinnya di Kota Bogor?,” tanya Ibu Iriana.
“Di Kota Bogor, vaksinasi berjalan lancar, anak-anak berani, walaupun ditemani orang tuanya tapi berani,” jawab Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah, yang mewakili SD Regina Pacis.
Usai meninjau kegiatan vaksinasi, di lokasi yang sama Ibu Iriana dan Ibu Wury juga meninjau penyerahan bantuan sosial kepada perwakilan masyarakat.
Dipandu oleh Ketua Bidang 5 OASE KIM Ibu Ayun Sri Harahap, sebanyak masing-masing 300 paket bantuan berupa alat tulis dan alat kebersihan badan diserahkan kepada anak-anak. Selain itu, sebanyak masing-masing 100 paket bantuan sembako dan perlengkapan protokol kesehatan diserahkan kepada masyarakat sekitar.
Turut mendampingi Ibu Iriana Joko Widodo dan Ibu Wury Ma’ruf Amin dalam kegiatan tersebut yaitu Ketua Umum OASE KIM Ibu Erni Tjahjo Kumolo, Istri Gubernur Jawa Barat Atalia Praratya Kamil, dan sejumlah anggota OASE KIM.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.