HUT ke-78 RI, Puan Ajak Ciptakan Harmoni Menuju Indonesia Lebih Maju
Jakarta – Ketua DPR RI Puan Maharani mengikuti upacara HUT ke-78 Republik Indonesia (RI) di Istana Merdeka. Pada peringatan kemerdekaan kali ini, Puan mengajak seluruh masyarakat dan elemen bangsa menciptakan harmoni menuju Indonesia lebih maju.
Upacara HUT ke-78 RI di Istana Merdeka, Jakarta, dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selain dihadiri oleh para pejabat dan tokoh negara, upacara juga dihadiri oleh masyarakat dari berbagai lapisan dengan memakai baju-baju adat.
Puan hadir mengenakan pakaian adat Salu dari Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, berwarna hitam dengan ornamen dan hiasan warna kuning emas. Penampilan anggun Puan dilengkapi dengan aksesoris 5 buah sunting pada sanggulnya. “Lebih dari tujuh dekade kemerdekaan bukanlah tujuan akhir,” kata Puan.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR ini menyebut, kemerdekaan Indonesia merupakan sebuah perjalanan panjang dalam mewujudkan cita-cita bangsa di tengah tantangan dan perubahan global. Untuk itu, Puan mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk terus bersemangat.
“Semangat bersama dalam melanjutkan perjuangan dan pembangunan bangsa serta berkolaborasi, bergerak secara harmoni menuju Indonesia yang lebih maju,” sebutnya.
Ditambahkan Puan, kemerdekaan adalah karunia terbesar yang menjadi jembatan dalam menghidupkan harapan berbangsa dan bernegara untuk terus memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. “Dengan memaknai kemerdekaan, DPR berkomitmen terus melangkah maju, menjaga keutuhan NKRI,” tegas Puan.
Lebih lanjut ia mengatakan DPR akan terus mengawal kebijakan-kebijakan Pemerintah untuk memastikan masyarakat Indonesia menikmati kemerdekaan sejati. Puan menilai, masih ada berbagai tantangan yang harus dihadapi dengan cara bergotong royong.
“Bila dahulu kita harus berjuang merebut kemerdekaan dari penjajah, hari ini perjuangan kita adalah memastikan agar seluruh rakyat Indonesia bisa sejahtera secara merdeka,” ungkapnya.
“Negara harus bisa memberikan kemerdekaan bagi rakyatnya agar bisa hidup dengan layak, merdeka dalam bekerja, merdeka untuk menempuh pendidikan, merdeka untuk hidup sehat, merdeka dalam berkarya, dan merdeka untuk bersuara. Tentunya dengan menjunjung norma-norma yang dianut oleh Bangsa Indonesia,” sambung Puan.
Tak hanya itu, rakyat Indonesia juga disebut harus bisa merasakan kemerdekaan dalam keadilan. Termasuk, kata Puan, merdeka untuk menentukan pemimpin Indonesia ke depan.
“Untuk menciptakan kemerdekaan dalam segala bidang, juga memerlukan partisipasi dari rakyat. Maka marilah kita bergotong royong mengamalkan Pancasila sebagai bintang penuntun bangsa ini, memastikan bahwa Indonesia akan selalu hebat. Baik dahulu, sekarang, dan di masa yang akan datang,” paparnya.
Secara khusus, Puan berharap Indonesia di usianya yang ke-78 dapat menghadirkan kemerdekaan seutuhnya bagi kalangan perempuan dan anak. Meski saat ini ruang artikulasi peran kaum perempuan sudah semakin terbuka, namun masih banyak persoalan yang perlu diatasi.
“Kita berharap perempuan dan anak bisa merasakan kemerdekaan sejati di Indonesia. Karena perempuan sangat berperan dalam kemajuan pembangunan bangsa, dan anak-anak adalah tumpuan harapan kita untuk masa depan Indonesia,” ujar Puan.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.