Connect with us
FGD Energi

Gross Split, Revisi Sudah Baik untuk Development dan Produksi – Belum untuk Eksplorasi (2)

Perspektif Investor

Investasi global pada industri migas mengalami penurunan drastis sejak awal tahun 2015 mengikuti gejolak harga global minyak bumi di periode yang sama. Trend global yang dipengaruhi oleh sensitivitas harga minyak bumi, menyebabkan pemain utama di industri minyak global lebih berfokus kepada efisiensi biaya operasi eksploitasi minyak bumi untuk meningkatkan produksi migas hariannya dan mengurangi biaya eksplorasi. Strategi ini merupakan suatu kewajaran di industri migas yang sedang lesu saat ini. Karena setiap entity bisnis migas akan berusaha untuk mempertahankan cash-flow dan mengurangi pengeluaran-pengeluaran di proyek-proyek yang memiliki resiko tinggi.

Saat ini melakukan investasi di bidang eksplorasi merupakan hal yang paling terakhir dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di industri migas. Hal ini merupakan sebuah ironi, oleh karena di satu sisi perusahaan-perusahaan migas tersebut terus menggenjot produksi dan mulai mengurangi penambahan cadangan yang tercatat pada portfolio mereka. Angka cadangan yang meningkat selain dapat meningkatkan nilai sebuah perusahaan dapat juga dijadikan jaminan peminjaman modal untuk operasi dan pengembangan bisnis ke lembaga-lembaga finansial.

Bagi beberapa perusahaan-perusahaan besar dunia yang cukup beruntung menemukan cadangan migas yang tergolong raksasa, mereka dapat meningkatkan angka Reserves Replacement Ratio (RRR) nya melebihi 100%. Artinya, dari setiap barel minyak yang diproduksi ke permukaan, perusahaan tersebut berhasil menemukan penggantian minyak lebih besar dari satu barel. Keberhasilan meningkatkan RRR di atas 100% menunjukkan keberlangsungan bisnis yang lebih panjang bagi investor.

Perspektif Pemerintah Sebagai Pemilik Sumber Daya Alam

Pemerintah sebuah negara yang memiliki sumber daya migas yang berlimpah memiliki keingingan yang besar untuk meningkatkan produksi dan cadangan migas seperti yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan minyak dunia. Secara umum, pemerintah membutuhkan teknologi dan dana untuk melakukan kegiatan eksplorasi migas, namun di sisi lain pemerintah juga tidak mau kehilangan pembagian keuntungan dari produksi migas yang dieksploitasi dari perut bumi. Kelesuan investasi di bidang eksplorasi dan produksi migas tidak saja memberikan efek penurunan pendapatan di sisi pemerintah tetapi juga mengurangi ‘multiplier effect’ yang sebelumnya memberikan pekerjaan dan pendapatan tetap dari industri migas.

Sejak tahun 2015, lelang blok migas baru di Indonesia yang berstatus eksplorasi sepi peminat. Tren ini tidak hanya berdampak pada Indonesia, tetapi juga dirasakan oleh negara-negara penghasil migas di Asia Tenggara yang lainnya seperti Malaysia, Thailand, Brunei, Vietnam dan Myanmar. Hal ini menyebabkan pemerintah negara-negara Asia Tenggara menyusun ulang strategi pembagian hasil migas untuk penambahan cadangan secara organik (eksplorasi) dengan investor melalui revisi fiscal-term kontrak blok migas.

Situasi ini menyebabkan persaingan antar negara di Asia Tenggara dalam hal menarik minat investor asing dan lokal untuk melakukan aktivitas kegiatan eksplorasi semakin tinggi. Cekungan-cekungan penghasil migas di Asia Tenggara sudah mulai menghasilkan minyak sejak awal tahun 1910-an dan sebagian besar memulai produksi migas di awal tahun 1970-an. Hal ini membuktikan cekungan-cekungan penghasil migas di Asia Tenggara sudah dalam tahapan yang mature untuk berproduksi. Dan pengetahuan jumlah kandungan bawah permukaan cekungan-cekungan migas tersebut sudah relatif banyak diketahui para ahli di bidang migas.

Lelang blok migas di Indonesia yang sepi peminat sejak turunnya harga minyak dunia menimbulkan tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia. Selain penambahan cadangan migas nasional mengalami perlambatan, hal ini juga berpotensi menyeret Indonesia kepada krisis ketersediaan migas di masa datang, dimana penambahan cadangan migas hanya dipenuhi melalui aktivitas impor komoditi dari luar Indonesia.

Gross Split sebagai Strategi Baru Eksplorasi Nasional

Peraturan Mentri ESDM No 52 Tahun 2017 yang memaparkan revisi skema Gross Split untuk investor migas nasional menimbulkan pertanyaan apakah versi revisi ini akan meningkatkan minat dan kepercayaan investor untuk melakukan penawaran terhadap blok-blok eksplorasi yang sudah ditawarkan pada bidding round tahun 2017. Perlukah dilakukan tambahan insentif khusus untuk pelaku kegiatan eksplorasi migas (terutama di blok yang tergolong frontier) supaya dunia eksplorasi nasional kembali bergairah seperti sebelumnya ?

Mengikuti perkembangan Skema Gross Split sejak bulan Januari 2017 sampai dengan awal bulan September 2017, Pemerintah Indonesia telah melakukan banyak diskusi dengan para stake holders seperti;  perusahaan migas, institusi pendidikan, lembaga riset dan perusahaan penyedia service migas. Para pelaku bisnis migas juga sudah melihat perkembangan yang positif terhadap perubahan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah. Tetapi pekerjaan masih belum selesai, oleh karena investor masih membutuhkan banyak kepastian dalam penerapan peraturan yang baru ini.

Dukungan yang lebih dari pemerintah dan kemudahan pengurusan izin-izin aktivitas eksplorasi migas merupakan unsur penting dalam meningkatkan minat investor untuk kembali melakukan eksplorasi migas di Indonesia. Indonesia sendiri masih memiliki daerah-daerah frontier (terutama cekungan-cekungan migas yang terletak di Indonesia Bagian Timur) yang kondisi geologinya masih belum banyak diketahui dan berpotensi menyimpan cadangan migas yang besar. Kemudahan izin dari berbagai pihak di Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah dan kemudahan akses untuk melakukan kegiatan eksplorasi di daerah frontier ini  akanm mampu mengundang minat investor untuk mengucurkan dana dan teknologi.

Di akhir diskusi, usaha dalam mempersiapkan road-map yang mencakup rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang akan kembali mempertegas strategi nasional kita untuk memperkuat basis cadangan energi nasional Indonesia. Dukungan dari semua pihak juga sangat dibutuhkan dalam mengawal rencana Pemerintah untuk memperkuat kedaulatan energi nasional Indonesia.

Catatan:

Program Fokus Grup Diskusi (FGD) adalah forum dialog dan diskusi yang difasilitasi oleh fakta.news. Ada 4 bidang utama yang menjadi sorotan fakta.news yaitu: energi, pangan, infrastruktur dan pelayanan publik.

FGD ini untuk bertujuan menyamakan persepsi, menjabarkan persoalan dan merumuskan solusi-solusi di bidang-bidang tersebut. Adapun hasil FGD ini akan dipublikasikan melalui fakta.news dan diserahkan kepada pihak-pihak terkait.

FGD Energi ini dipandu oleh Tito Kurniadi dan Koster Rinaldi (fakta.news) dengan para peserta eksekutif, profesional, pejabat pemerintah, akademisi/pakar di bidang energi

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Suntikan PMN Diharapkan Tambah Keuntungan Negara, Demi Kesejahteraan Rakyat

Oleh

Fakta News
Suntikan PMN Diharapkan Tambah Keuntungan Negara, Demi Kesejahteraan Rakyat
Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman saat mengikuti kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/4/2024). Foto: DPR RI

Badung – Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman berharap BUMN Pariwisata dan Aviasi mampu hasilkan keuntungan bagi negara. Sebab, BUMN tersebut telah memperoleh suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang nilainya cukup besar.

“Komisi VI sudah mendukung upaya peningkatan kinerja BUMN Pariwisata dan Aviasi antara lain melalui persetujuan PMN. Sudah seharusnya ada perbaikan fasilitas dan layanan yang mereka hadirkan setelah memperoleh suntikan dana pemerintah melalui PMN agar bisa menghasilkan keuntungan untuk negara,” jelas Mahfudz di sela-sela kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/4/2024).

Politisi PKS ini mengimbuhkan BUMN Pariwisata sudah semestinya berorientasi profit (mengejar keuntungan) agar mampu berkontribusi pada pemasukan negara. Negara seperti Jepang, Malaysia saat ini sangat serius mengelola industri pariwisatanya. Bagaimana Jepang berusaha memanjakan para wisatawan yang berkunjung ke negaranya agar tiap tahun semakin bertambah.

“Malaysia juga melakukan semacam rekayasa engineering, misalnya sekolah di sana lebih murah, biaya berobat general check up di sana juga lebih murah sehingga orang tertarik ke sana. Kalau orang sudah ke sana walau tujuannya berobat, sekolah itu kan nantinya butuh menginap, belanja dan akan meningkatkan penerimaan devisa negara tersebut,” tukasnya.

Legislator asal Dapil Jawa Barat VI meliputi Kota Bekasi dan Kota Depok ini menilai bahwa BUMN Pariwisata dan Aviasi perlu melakukan upaya dan terobosan yang luar biasa dan menarik, apalagi Bali sudah menjadi tujuan wisata utama masyarakat dunia. Tinggal variabel masalahnya yang perlu diperhatikan misalnya infrastruktur, daya dukung ekosistem pariwisata harus dikelola dengan baik.

“Seperti di Bali ini kurang fasilitas kendaraan umum, apakah ini bagian dari produk kebijakan daerah. Betapapun itu kendaraan umum menurut saya diperlukan untuk masyarakat Bali termasuk wisatawan juga,” katanya.

Masalah lainnya, menumpuknya wisatawan di Bali seharusnya bisa diarahkan ke Nusa Tenggara Barat, ada Lombok, Senggigi, dimana daya dukung kultural dan kebijakan pemerintah daerahnya perlu ada paradigma baru di sana. Perlu juga edukasi kepada masyarakat agar dapat ramah dengan wisatawan yang datang dari berbagai mancanegara.

“Paket wisata yang menawarkan destinasi alternatif selain Bali menurut saya sangat baik dan perlu dilakukan agar wisatawan mancanegara mengenal lebih banyak daerah di Indonesia. Sama halnya saat kita keluar negeri juga ditawarkan paket kunjungan ke berbagai destinasi,” tutupnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Pertanyakan Bantuan Bank Dunia Bagi Negara Berkembang terkait Perubahan Iklim

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Pertanyakan Bantuan Bank Dunia Bagi Negara Berkembang terkait Perubahan Iklim
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti saat mengikuti pertemuan Global Young MP Initiative dengan WB & International Monetary Fund (IMF). Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mempertanyakan proyek dari Bank Dunia (World Bank/WB) terkait sustainable development alias pembangunan berkelanjutan. Dimana program itu bertujuan membantu negara-negara berkembang agar bergerak menciptakan masa depan yang berkelanjutan (sustainable future).

“Apa proyek dari World Bank terkait sustainable development untuk membantu negara-negara yang berkembang mencapai sustainable future. Misalnya, bantuan apa yang diberikan untuk negara berkembang agar bisa bersama-sama negara maju menyelesaikan isu besar perubahan iklim,” ujar Roro dalam pertemuan Global Young MP Initiative dengan WB & International Monetary Fund (IMF) seperti keterangan tertulisnya yang diperoleh Parlementaria, Rabu (24/4/2024).

Politisi Fraksi Partai Golkar ini menilai forum bersama WB dan IMF ini menjadi salah satu kesematan untuk mempelajari inovasi, temuan dan solusi terkait lingkungan hijau yang bisa diterapkan di Indonesia. Bahkan, terkait bantuan pembiayaan terhadap Indonesia. Hal ini akan menjadi afirmasi positif untuk membantu mempersiapkan generasi mendatang menuju pekerjaan yang lebih ramah lingkungan dalam perspektif ekonomi hijau.

Acara tersebut mengusung tema “Planting Seeds of Growth: Creating green jobs for young people and the planet”. Dengan menghadirkan anggota parlemen muda dunia untuk terlibat dengan pimpinan World Bank serta para pemimpin dunia mengenai masa depan lapangan pekerjaan dari perspektif ekonomi hijau untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem dan meningkatkan kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat dunia.

Berbekal pengalamannya menjadi aktivis lingkungan dan anggota Komisi VII DPR RI, ia juga menjabat sebagai panitia pengarah mewakili Regional Pasifik dan Asia Timur dalam Global Young MP Initiative. Dyah Roro Esti banyak membicarakan hal-hal yang telah ia lakukan di DPR RI terkait isu iklim dan lingkungan. Ia juga menekankan posisi DPR RI sebagai pendorong dari pemerintah dan organisasi dunia seperti Bank Dunia.

Ia juga sangat mengapresiasi kegiatan tersebut karena selain mempersiapkan transisi energi untuk kebaikan dunia secara umum, di sisi lain juga dipersiapkan sumber daya manusianya terkait lapangan pekerjaan. Karena ia menyadari bahwa kebutuhan tenaga kerja di sektor-sektor hijau muncul atas adanya kesadaran dunia akan permasalahan iklim.

Baca Selengkapnya

BERITA

Halal Bihalal Relawan ITS, Hadirkan Rektor ITS ke-7 Prof. Ir. Soegiono Pompa Semangat Para Relawan

Oleh

Fakta News

Jakarta – Rektor ITS ke-7, Prof. Ir. Soegiono memberikan pesan, kesan sekaligus wejangan kepada peserta yang hadir dalam Halal Bihalal Relawan dan Aktivis Kemanusiaan ITS 1445 H. Ia mendorong mahasiswa menjadi relawan dan aktivis yang bergerak tanpa pamrih, berjuang demi kemanusiaan.

Rektor yang memimpin ITS periode 1995-2003 ini menceritakan bagaimana dinamika dan kiprah mahasisiwa ITS saat reformasi. Bagaimana para pimpinan dan aktivis mahasiswa benar-benar menjalankan peran dan fungsinya dalam mengkiritisi kondisi yang ada.

Acara tersebut diinisiasi oleh Pengurus Pusat IKA ITS melalui Kompartemen Kebencanaan berkolaboraksi dengan Task Force Kemanusiaan Kantin ITS (TFKK ITS) dan berbagai elemen kerelawan, berlangsung di Posko Kebencanaan  IKA ITS, Jl. Teknik Mesin No.1 Kampus ITS Sukolilo Surabaya. (20/4/2024).

Panitia memilih quote Albert Einstein sebagai tema acara, yakni “Kita tidak boleh putus asa terhadap kemanusiaan, karena kita sendiri adalah manusia”. Berbagai elemen alumni, aktivis dan relawan mahasiswa, diantaranya dari KK IKA ITS, TFKK ITS, Komunitas Kantin ITS, ITS 93, BEM ITS, BEM FTI SPK, Himadata, Hima Planologi, HMKTI FV, Sekolah Rakyat Kejawan, E-Bio   dan Keluarga Besar ITS lainnya menghadiri acara tersebut.

“Masing-masing jaman punya masanya dan tiap masa mempunyai tantangan yang berbeda. Selain dibekali kemampuan akademik dari ITS, setidaknya ada tiga poin penting yang harus dimiliki mahasiswa untuk bisa memiliki nilai lebih dibandingkan yang lainnya. Tiga point  itu yakni percaya diri, ⁠komunikasi dan ⁠kompetensi,” pesan Prof. Soegiono.

Sebagai anak yang dididik oleh Ibu yang luhur ITS dalam kawah candradimuka kampus perjuangan, mahasiswa harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk siap menghadapi segala tantangan. Kemampuan komunikasi sebagai kunci menjaga dan menguatkan hubungan baik (relationship) juga harus diasah disertai kompetensi masing-masing sehingga profesionalisme bisa dkedepankan oleh para mahasiswa dalam kiprahnya disetiap wahana yang ada.

“ITS seharusnya mendukung mahasiswanya untuk melakukan kegiatan atau gerakan-gerakan non-akademis, sebagai pengamalan dari tri dharma perguruan tinggi. Ini sangat penting untuk eksistensi ITS sebagai kampus perjuangan, terhadap masyarakat dan Indonesia. Apapun kondisinya, mahasiswa tetap harus berani menyuarakan kebenaran dan keadilan, tidak perlu takut untuk itu walaupun pada kondisi yang benar-benar kritis,” pungkas Prof. Soegiono.

Dr. Eng. Yeyes Mulyadi, S.T., M.Sc. selaku Ketua Posko Kebencanaan IKA ITS menyatakan bahwa hubungan alumni dan ITS sudah sangat cair dan harus terus dijaga serta dikembangkan. Melalui beragam kegiatan kerelawanan yang melibatkan mahasiswa dari berbagai unsur lembaga kemahasiswaan, telah banyak memberikan kontribusi positif bagi masyarakat serta berperan dalam pendidikan dan pembinaan karakter mahasiswa. Kegiatan kerelawanan berhubungan dengan banyak pihak dan stakeholder, termasuk juga penyandang dana. Masyarakat juga sangat butuh peran ITS dalam penanggulangan kebencanaan.

 

“Saat Erupsi Semeru (Desember 2021) Tim Kebencanaan IKA ITS turun. Relawan mahasiswa dan dosen turun. Para pakar juga berperan melakukan mitigasi dan assesmen. Relawan juga memasang Early Warning System (EWS) di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Semeru. ITS yang paling keren. Analisisnya keren, hingga sampai ke Wantimpres. Sebagai pintu masuk, kerelawanan sangat penting dalam membantu memberikan Solusi masyarakat dalam menghadapi bencana. Untuk itu kegiatan kerelawanan tolong disupport besar-besaran,” pungkas Yeyes, yang saat ini juga menjabat sebagai Kepa Subdirektorat Pengembangan Kemahasiswaan Ditmawa ITS.

Ketua TFKK ITS, Radian Jadid mengapresiasi kerelawanan mahasiswa saat ini. Para relawan dan aktivis kemanusiaan yang hadir pada acara ini adalah mereka yang memiliki modal dan kecakapan lebih dibandingkan mahasiwa pada umumnya. Jiwa sosial, krerelawanan dan nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki para relawan merupakan modal yang signifikan yang menjadi keunggulan dan pembeda dengan mahasiswa lainnya. Ditambah dengan nilai dan semangat dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai kampus perjuangan maka tepatlah ajang Halal Bihalal Relawan dan Aktivis Kemanusiaan ini dijadikan sebagai momentum konsolidasi dan transfer nilai guna menyiapkan generasi tangguh yang bisa memberikan kemanfaatan bagi lingkungan dan sesama.

“Melalui kegiatan berbasis kerelawanaan dan kemanusiaan, diharapkan mahasiswa dapat  menghadapi situasi dan tantangan jaman, menguatkan nilai-nilai kampus  sebagai role model civil society. Kesadaran akan peran dan fungsi mahasiswa serta kepercayaan diri sebagai bagian dari kampus perjuangan yang secara historis selalu mewarnai sejarah perubahan dan riak-riak perkembangan kebangsaan, dapat terus dibangun dan dikuatkan. Pola interaksi alumni dan mahasiswa yang selama ini  telah dilakukan melalui bidang kemanusiaan dan kebencanaan sangat tepat dan strategis. Untuk itu dibutuhkan dukungan dan komitmen bersama agar aktifitas dan ikhtiar kita selama ini dalam  mewarnai zaman, menghubungkan dan menumbuh-kembangkan generasi penerus ITS dengan nilai-nilai kebaikan, kepedulian serta tanggung jawab akademisi terhadap perkembangan bangsa dapat terus terjaga,” tutup Jadid yang saat ini juga menjadi Ketua Harian ITS 93.

Baca Selengkapnya