Deklarasi Dukungan Muhamad-Saraswati, RMP: Pemerintahan Tangsel Mendatang Harus Kedepankan Bhinneka Tunggal Ika, Pancasilais dan Lebih Merah Putih
Tangerang Selatan – Pasangan Muhamad-Saraswati adalah pasangan Bhinneka Tunggal Ika. Selain menjanjikan “Tangsel untuk Semua”, kolaborasi Haji Muhamad dan Rahayu Saraswati sangat selaras berbekal pengalaman masing-masing.
Demikian dikatakan Ketua Umum Relawan Merah Putih (RMP), Lukman Hakim, di sela acara Doa Lintas Agama dan Deklarasi Dukungan Relawan Merah Putih kepada Pasangan Muhamad-Saraswati untuk Pilkada Tangsel 2020, di Restoran Remaja Kuring, Jalan Ciater Barat Raya, Serpong, Tangsel, Senin (31/8).
“Selain Bhinneka Tunggal Ika, ini adalah pasangan yang sangat selaras. Yang satu punya pengalaman secara birokrat, yang satu mempunyai pengalaman politik di nasional dan punya pengalaman secara ekonomi. Dan tentu, Saraswati adalah representasi dari kalangan remaja dan kaum muda. Milenial yang punya harapan besar untuk membangun Tangsel,” terang dia.
“Pemerintahan yang akan datang harus lebih mengedepankan Bhinneka Tunggal Ika, yang Pancasilais dan lebih Merah Putih,” tambah Lukman Hakim.
Dia juga menjelaskan, kekuatan dari relawan yang dipimpinnya adalah jaringan komunitas-komunitas masyarakat Tangsel yang berbeda-beda latar belakang.
“Kekuatan kami adalah komunitas-komunitas yang berbeda profesi, latar belakang sosial, latar belakang agama, ekonomi dan sebagainya. Itulah kekuatan kami di kalangan masyarakat,” ungkap Lukman Hakim.
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menghadiri langsung deklarasi dukungan Relawan Merah Putih. Di tengah acara, tak lupa Saraswati meminta para pendukungnya untuk mengheningkan cipta untuk mendoakan para tenaga medis yang gugur dalam upaya penanggulangan pandemi COVID-19 di Indonesia.
“Masa-masa sekarang ini penuh ketidakpastian, kegelisahan, kekhawatiran. Tapi justru di saat di mana kekhawatiran melanda, ada ajang yang bisa membawa harapan yaitu pemilihan para pemimpin daerah tahun 2020. Keputusan yang akan diambil oleh masyarakat tanggal 9 Desember nanti akan menentukan kebijakan pemerintah daerah,” terangnya.
Saraswati mengatakan, dirinya bersama Haji Muhamad meyakini bahwa ada kekuatan dan kekuasaan yang jauh melampaui semua raja-raja, apalagi hanya kekuasaan Bupati dan Wali Kota.
Karena itu, dukungan doa dari semua warga Tangsel dengan cara dan keyakinan masing-masing, sangat ia harapkan untuk membawa kemenangan bagi Muhamad-Saraswati.
“Akhir minggu ini kami melakukan pendaftaran ke KPU, mohon doanya. Kami hadir bukan sebagai diktator, bukan sebagai raja yang tidak bisa dijatuhkan, tapi kami punya visi misi. Silakan masyarakat menilai,” tegasnya.
Dia mengatakan kembali, visi dan misi besar dari Muhamad-Saraswati adalah mewujudkan “Tangsel untuk Semua”. Muhamad-Saraswati juga ingin merealisasikan sila ke-5 pada Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Tangsel untuk Semua ini berarti Tangsel yang beragam, yang bisa menjadi percontohan di Indonesia untuk keberagaman,” tambahnya.
Saraswati mengakui dukungan dari Relawan Merah Putih luar biasa. Apalagi mereka adalah relawan yang sangat aktif mengambil inisiatif pergerakan. Deklarasi dukungan ini pun merupakan inisiatif yang diambil secara mandiri oleh relawan itu.
“Saya mewakili Babeh Muhamad juga dalam hal ini sangat mengapresiasi, merasa sangat terhormat. Kami sambut baik dan mudah-mudahan ini menjadi perjuangan berlandaskan keikhlasan, perjuangan ini bukan perjuangan hanya dua orang tapi betul-betul perjuangan kita bersama untuk menghadirkan perubahan di Tangsel,” tandasnya.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.