BKSAP: Semua Negara Punya Semangat Sama Hadapi Pandemi Covid-19
Jakarta – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Sihar Sitorus memastikan seluruh delegasi dari Asia dan Eropa pada Pertemuan Kemitraan Parlemen Asia-Eropa (ASEP) ke-11 mempunyai semangat yang sama dalam menyelesaikan wabah Covid-19. Dimana virus tersebut memberikan dampak yang sangat luas kepada banyak negara hingga beberapa tahun ke depan.
Di sisi lain, selain menghadapi pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia harus menyelesaikan program Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang diharapkan tercapai pada 2030.
Demikian dikatakan Sihar usai mengikuti Pertemuan Kemitraan Parlemen Asia-Eropa (ASEP) ke-11 dengan tema “Memperkuat Kemitraan Parlemen untuk Perdamaian dan Pembangunan Berkelanjutan di Era Covid-19” secara virtual dari Jakarta, Selasa (16/11/2021).
Sihar menambahkan, tentunya dalam situasi wabah Covid-19, pemerintah harus mengeluarkan anggaran yang cukup besar untuk menekan angka penyebaran dari virus tersebut. Belum juga harus memikirkan anggaran untuk implementasi SDGs.
“Dengan demikian kita harus benar-benar bekerja sama dengan baik dengan negara-negara lain dalam penanganan virus Covid-19. Dimana, dalam pemberian vaksinasi harus mendapatkan porsi atau pendistribusian yang sama, sehingga diharapkan semua negara-negara yang terdampak bisa keluar dari Covid-19 secara berbarengan. Walaupun ada (vaksinasi) yang lebih cepat, kita tidak terlalu tertinggal jauh dari negara lain,” jelas politisi PDI-Perjuangan itu.
Lebih lanjut Sihar mengatakan, saat ini Pemerintah Indonesia sedang dihadapkan dengan dua insiden berjangka panjang, yaitu Covid-19 yang efeknya akan dirasakan dalam jangka berapa tahu ke depan, kemudian secara bersamaan Indonesia juga harus menyelesaikan SDGs yang ditargetkan pada tahun 2030.
“Untuk itu, salah satu poin yang kita sampaikan kepada delegasi-delegasi bahwa perdamaian itu sangatlah penting dengan adanya perdamaian akan membawa stabilitas. Dan ini akan menjadi kunci karena dapat memberikan waktu bagi kita guna menyelesaikan persoalan dari pada Covid-19 dan juga SDGs,” jelas Sihar.
Sihar memaparkan, perdamaian adalah fondasi penting dari pembangunan. Perdamaian menciptakan lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk berkembang atau meningkat.
Dengan adanya perdamaian, struktur pendidikan dan kesehatan bisa berkembang. Sistem dalam menyediakan infrastruktur bisa terakomodir, memiliki waktu untuk berintegrasi, kegiatan perekonomian tumbuh dan perubahan iklim terkendali.
Selain itu, perdamaian juga memungkinkan untuk membangun kemajuan sistem kesehatan dalam pencegahan Covid-19. Dengan demikian, perdamaian membawa stabilitas yang merupakan kunci dalam mengatasi tantangan pencapaian SDGs dan pandemi di masa depan.
Di sisi lain, batas waktu SDGs 2030 sudah mulai dekat, dengan demikian pemerintah harus bergulat dengan peningkatan layanan kesehatan, kontraksi ekonomi, peningkatan kemiskinan, pengalihan pendidikan, dan pengendalian perubahan iklim akibat pandemi Covid-19.
”Kami mendesak Anggota Parlemen untuk memperkuat kerja sama dalam mengatasi tantangan global yang semakin kompleks di luar dari pemulihan ekonomi. Dan juga harus meningkatkan tugas yang diamanatkan kepada kita yakni dukungan terhadap regulasi, alokasi anggaran, pengawasan dan pemantauan pelaksanaan program pemerintah terkait SDGs,” pesan Sihar.
Seperti diketahui Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang di sepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs sendiri berisi 17 tujuan dan 169 target.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.