Connect with us

Belum Kunjung Usai Kelangkaan Minyak Goreng: Segera Evaluasi Menteri Perdagangan

Jakarta – Sekretaris Dewan Pengarah Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) Bambang Sutrisno, mencermati antrian masyarakat untuk mendapatkan minyak goreng makin menjadi-jadi dan belum menunjukkan tanda-tanda usai. Menurutnya Pemerintah seperti kedodoran, apabila tidak sanggup menyelesaikan problem tersebut, jika diperlukan diganti saja kementerian yang terkait. Pasalnya, problem ini sudah berlarut-larut.

“Perihal antrian masyarakat mendapatkan minyak goreng adalah problem yang cukup lama dirasakan dan sejatinya dapat diantisipasi mengingat trend kenaikan tak wajar harga CPO sudah terjadi di periode Agustus-September. Imbasnya periode akhir Desember hingga Maret ini masyarakat merasakan harga minyak goreng meroket dan kelangkaan yang belum kunjung usai. Presiden Joko Widodo, sebaiknya mengevaluasi kementerian terkait dan bukan saja memberikan perintah untuk menangangi hal ini tetapi lebih dari itu, jika tidak dapat menyelesaikan sebaiknya mundur diri secara terhormat. Stampel pemerintah kerja, kerja, kerja tidak berbanding lurus dengan situasi real di lapangan !”

Pernyataan ini sah-sah saja mengingat isu kenaikan harga minyak goreng sebenarnya sudah menjadi perhatian berbagai kalangan.

“Selain itu Kementerian Perdagangan justru sibuk melempar isu tak tentu arah seperti baru-baru ini pernyataan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, dalam sebuah diskusi virtual bahwa ada pihak yang mempermainkan dan mengganggu pasokan tanpa menyebut siapa oknum yang melakukan,” ungkap Bambang Sutrisno yang juga alumnus IPB.

Komunikasi main tembak kesana-kemari ke sejumlah media justru kurang efektif memberikan pesan kuat bahwa pemerintah mampu menangani menangani hal ini, flash back misalnya dalam Rapat Dengar Pendapat di DPR RI, Kementerian Perdagangan menyinggung program B 30 yang dilakukan Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa lonjakan harga CPO saat ini tidak terlepas dari dampak kebijakan Indonesia yang mendorong penggunaan biodiesel.

“Meskipun menguntungkan Indonesia, program ini konsumsi CPO meningkat dan akan bertambah jika B 40 dilaksanakan,” kata Bambang.

Namun, Bambang menilai program tersebut tidak serta merta menjadi penyebab kelangkaan minyak goreng sebab dari 47 juta liter produksi CPO, hanya 7 juta liter yang dialokasikan untuk Biodiesel. Menurutnya, komunikasi Kementerian Perdangangan yang dibangun sebaiknya fokus pada tugas dan kewenangannya untuk turun kelapangan memantau operasi distribusi ke seluruh wilayah yang memiliki indikasi kekurangan pasokan dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk melakukan pengawasan.

“Serta memiliki ketegasan dengan memberikan sanksi tegas pada produsen yang melakukan kecurangan,” tuturnya.

Bambang mengingatkan, situasi ini akan menjadi runyam manakala inflasi tahunan yang akan terjadi di bulan Ramadhan.

“Jika tidak diantisipasi dengan baik maka bukan saja minyak goreng, tidak menutup kemungkinan akan terjadi di bahan pangan lainnya, dan perlu diperhitungkan juga dampak perang Rusia dan Ukraina yang berimbas pada rantai pangan dari hulu dan hilir seperti bahan baku pupuk dan bahan pangan yang memiliki ketergantungan impor. Contoh kasus adalah kelangkaan kedelai, dan bisa juga tepung, bawang merah, serta beras,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

Suntikan PMN Diharapkan Tambah Keuntungan Negara, Demi Kesejahteraan Rakyat

Oleh

Fakta News
Suntikan PMN Diharapkan Tambah Keuntungan Negara, Demi Kesejahteraan Rakyat
Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman saat mengikuti kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/4/2024). Foto: DPR RI

Badung – Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman berharap BUMN Pariwisata dan Aviasi mampu hasilkan keuntungan bagi negara. Sebab, BUMN tersebut telah memperoleh suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang nilainya cukup besar.

“Komisi VI sudah mendukung upaya peningkatan kinerja BUMN Pariwisata dan Aviasi antara lain melalui persetujuan PMN. Sudah seharusnya ada perbaikan fasilitas dan layanan yang mereka hadirkan setelah memperoleh suntikan dana pemerintah melalui PMN agar bisa menghasilkan keuntungan untuk negara,” jelas Mahfudz di sela-sela kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (22/4/2024).

Politisi PKS ini mengimbuhkan BUMN Pariwisata sudah semestinya berorientasi profit (mengejar keuntungan) agar mampu berkontribusi pada pemasukan negara. Negara seperti Jepang, Malaysia saat ini sangat serius mengelola industri pariwisatanya. Bagaimana Jepang berusaha memanjakan para wisatawan yang berkunjung ke negaranya agar tiap tahun semakin bertambah.

“Malaysia juga melakukan semacam rekayasa engineering, misalnya sekolah di sana lebih murah, biaya berobat general check up di sana juga lebih murah sehingga orang tertarik ke sana. Kalau orang sudah ke sana walau tujuannya berobat, sekolah itu kan nantinya butuh menginap, belanja dan akan meningkatkan penerimaan devisa negara tersebut,” tukasnya.

Legislator asal Dapil Jawa Barat VI meliputi Kota Bekasi dan Kota Depok ini menilai bahwa BUMN Pariwisata dan Aviasi perlu melakukan upaya dan terobosan yang luar biasa dan menarik, apalagi Bali sudah menjadi tujuan wisata utama masyarakat dunia. Tinggal variabel masalahnya yang perlu diperhatikan misalnya infrastruktur, daya dukung ekosistem pariwisata harus dikelola dengan baik.

“Seperti di Bali ini kurang fasilitas kendaraan umum, apakah ini bagian dari produk kebijakan daerah. Betapapun itu kendaraan umum menurut saya diperlukan untuk masyarakat Bali termasuk wisatawan juga,” katanya.

Masalah lainnya, menumpuknya wisatawan di Bali seharusnya bisa diarahkan ke Nusa Tenggara Barat, ada Lombok, Senggigi, dimana daya dukung kultural dan kebijakan pemerintah daerahnya perlu ada paradigma baru di sana. Perlu juga edukasi kepada masyarakat agar dapat ramah dengan wisatawan yang datang dari berbagai mancanegara.

“Paket wisata yang menawarkan destinasi alternatif selain Bali menurut saya sangat baik dan perlu dilakukan agar wisatawan mancanegara mengenal lebih banyak daerah di Indonesia. Sama halnya saat kita keluar negeri juga ditawarkan paket kunjungan ke berbagai destinasi,” tutupnya.

Baca Selengkapnya

BERITA

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Oleh

Fakta News
BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali
Anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah saat diwawancarai Parlementaria usai mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI di Denpasar. Foto: DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali. Akses pekerjaan dan ekonomi harus dibuka secara luas.

Anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah menyampaikan hal ini usai mengikuti pertemuan dengan para direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH tersebut, Senin (22/4). “Pelibatan masyarakat harus optimal. Masyarakat jangan sebagai bagian dari korban atau tikus mati di lumbung padi. Jangan sampai Bali go international tapi masyarakatnya secara ekonomi semakin menurun,” ucapnya.

Seperti diketahui, PT. Pelindo sedang membangun BMTH di Benoa, di atas areal ratusan hektar. Selain tempat bersandar kapal-kapal besar, kelak BMTH juga menjadi destinasi wisata, pusat perbelanjaan, konser musik, gerai UMKM, dan lain-lain. Semua fasilitas untuk para wisatawan yang datang dibangun, seperti kesehatan, keamanan, dan kebutuhan ekonomi lainnya.

Erma, sapaan akrab Siti Mukaromah berharap, pembangunan BMTH yang masif tidak meninggalkan masyarakat lokal. Akses pekerjaan jangan hanya diberikan kepada para pendatang atau orang asing. Masyarakat Bali harus dipastikan bisa ikut menikmati proyek strategis nasional itu.

“Jangan sampai orang Bali menjadi pengangguran ketika orang luar atau asing mendapatkan pekerjaan. Kita berharap, ketika membangun sebuah koneksi wisata dan pelabuhan harus betul-betul dipastikan masyarakat bisa menikmati,” seru Politisi PKB ini.

Baca Selengkapnya