Banyuwangi Ethno Carnival 2017, Potensi Budaya dan Destinasi Wisata Banyuwangi
Banyuwangi – Acara pembukaan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2017 di Taman Blambangan, Sabtu (11/11/2017) menyuguhkan 160 karya busana nan megah, festival yang merupakan satu dari sekian banyak event di Banyuwangi ini dihadiri antara lain Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani; Menteri Pariwisata, Arief Yahya; Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas; Wabup Banyuwangi; Anggota Komisi IV DPR RI; Perwakilan Badan Promosi Pariwisata dari Sulawesi dan NTT; plt. Deputi bidang Koordinasi Kemenko PMK, I Nyoman Shuida; Budayawan dan Tokoh Agama se-Kab Banyuwangi dan Duta Anak Muda dari 21 negara sahabat.
Adapun thema Banyuwangi Ethno Carnival 2017 ini adalah ‘Majestic Ijen’ yang akan mempertontonkan keagungan Gunung Ijen yang sangat dibanggakan masyarakat Banyuwangi. Explorasi Gunung Ijen akan disuguhkan melalui peragaan kostum bertema penambang belerang, blue fire dan kawah Ijen.
Menko PMK Puan Maharani mengapresiasi kegiatan gelar budaya Banyuwangi Ethno Carnival (BEC). Sebab acara ini merupakan bagian dari upaya semua pihak untuk membangun kesadaran pentingnya kekuatan atas potensi yang dimiliki bangsa Indonesia yaitu Budaya. “Sebagai ajang resmi tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2011, pesta budaya Banyuwangi Ethno Carnival ini diharapkan dapat memberikan dampak bagi perekonomian berbasis budaya masyarakat dan usaha kecil menengah di Kabupaten Banyuwangi,” katanya dalam sambutan sekaligus secara resmi membuka BEC 2017 di Taman Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (11/11).
Puan juga mengingatkan dan mengajak seluruh warga Indonesia untuk mensyukuri karunia dan rahmat dari Tuhan, karena telah melimpahkan berbagai kekayaan sumber daya alam, budaya, keindahan alam serta panorama yang indah. “Menjadi tugas kita bersama, untuk memanfaatkannya demi memperteguh jiwa Bhineka Tunggal Ika, meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta membangun kepribadian bangsa yang berkebudayaan,” ujarnya.
Selain itu menurut Puan, penyelenggaraan Banyuwangi Ethno Carnival yang digelar untuk ke-7 kalinya ini merupakan wadah untuk menumbuhkan kreativitas rakyat Banyuwangi. Sekaligus mengangkat potensi wisata Kabupaten Banyuwangi. “Dengan menghadirkan tema dari kultur budaya dan kearifan lokal yang berbeda-beda setiap tahun, membuktikan bahwa Banyuwangi Ethno Carnival merupakan salah satu bentuk ‘etalase’ seni yang patut mendapat apresiasi,” jelas politisi PDIP ini.
Puan juga mengapresiasi, berbagai upaya Pemkab Banyuwangi dan jajarannya, masyarakat serta seluruh pihak yang membawa nama Banyuwangi hingga semakin terkenal baik di dalam maupun luar negeri. Sebelum pembukaan, Menko PMK berkesempatan memberikan secara simbolis bantuan kepada lima anak yatim piatu berupa alat tulis dan uang saku; lima anak penerima manfaat program garda ampuh; dan lima lansia penerima rantang kasih. Kedua program terakhir merupakan program unggulan milik Pemkab Banyuwangi.
Kehadiran kedua menteri ini menunjukkan betapa pentingnya Banyuwangi Ethno Carnival sebagai salah satu festival di tanah air. Bahwa selain untuk menunjang pariwisata, kegiatan ini juga berdampak pada pengembangan kemanusiaan serta kebudayaan masyarakat.
Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan dam Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti mengatakan, penyelenggaraan BEC tentunya sebagai salah satu upaya penguatan city branding Kabupaten Banyuwangi melalui potensi budaya. Selain itu sebagai sarana publikasi dan promosi Kabupaten Banyuwangi di kancah nasional, regional dan internasional. “Sehingga Kabupaten Banyuwangi bisa dikenal luas dengan segala potensinya serta dapat mendorong Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah tujuan wisata dan investasi di dalam negeri maupun investasi dari pihak asing,” ujar Esthy.
Sedangkan Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pariwisata telah ditetapkan sebagai salah satu leading sector perekonomian nasional. Sehingga pengembangan pariwisata di daerah, seperti yang dilakukan Banyuwangi melalui Banyuwangi Ethno Carnival ini sangat penting untuk diapresiasi. “BEC ini sendiri merupakan satu dari sekian banyak festival yang digelar Pemkab Banyuwangi dan terbukti telah menjadikan Banyuwangi berkembang menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan,” ujarnya.
Bahkan di tahun 2016, jumlah wisnus di Banyuwangi telah melebihi target yang ditetapkan. Jumlah wisnus yang ditargetkan sebesar 2,3 juta justru mencapai 4 juta. Begitu juga target wisman sebesar 45 ribu realisasinya mencapai 77 ribu.
Ping
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.