Kerasnya China Mengatasi Pencemaran Udara
Beijing – Cara China mengatasi pencemaran udara, rupanya kerasnya sanksi yang diterapkan bak negara tirai bambu itu menghadapi kejahatan korupsi. Bedanya, kalau pelaku korupsi dihukum mati, sedangkan pada kasus pencemaran udara, para pejabat daerah yang tingkat pencemaran udara di daerahnya tinggi, maka si pejabat daerah itu akan menginap di ‘hotel prodeo’ alias ditahan.
Seperti sanksi yang dikenakan kepada 424 orang pejabat daerah di China, yang ditahan terkait polusi udara. Sementara untuk para pencemarnya dikenai denda, sehingga tim inspeksi lingkungan juga berhasil menghimpun dana senilai 547,6 juta RMB (Rp1,09 triliun) dari denda atas pelanggaran kasus tersebut.
Hal itu terjadi dalam inspeksi keempat kalinya selama periode Agustus-September 2017, tim khusus bentukan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) China itu telah menangani 6.471 pejabat dari delapan provinsi, demikian media resmi setempat melansir pemberitaan soal hasil inspeksi KLH China, pada Sabtu (23/12).
Dari hasil inspeksinya, KLH mengecam beberapa pejabat daerah karena beberapa masalah, seperti tidak memberikan perhatian serius terhadap keselamatan lingkungan, rendahnya penanganan polusi udara dan air, buruknya pembangunan lingkungan, dan reklamasi ilegal di kawasan pantai.
Seperti diketahui, sebagai bagian untuk mewujudkan upaya pengurangan polusi lingkungan, China terus menggelar inspeksi. Pada November 2017, kualitas udara di 338 kota di daratan Tiongkok diawasi secara ketat oleh pihak KLH selama 79,2 persen hari kerja, yang menunjukkan peningkatan 6,3 persen dibandingkan November 2016, demikian laporan Global Times.
Industri menjadi sumber utama pencemaran udara di China (foto : istimewa)
Kampanye udara bersih di China juga secara luas menunjukkan, adanya upaya-upaya kontroversial oleh beberapa pemerintah daerah sehingga tidak jarang menimbulkan protes dari warga setempat.
Meningkatnya permintaan gas alam setelah jutaan rumah tangga di China beralih dari batu bara ke gas untuk menyalakan penghangat ruangan selama musim dingin ini juga jadi perhatian.
Beberapa warga setempat sangat mendukung program tersebut dengan alasan bahwa kualitas udara ditentukan langsung oleh pola hidup yang sehat sehingga mereka bersedia menderita dalam untuk sementara waktu namun bermanfaat untuk selamanya.
Berbagai Terobosan
Tingginya tingkat polusi udara di Beijing membuat pemerintah negara tersebut membuat berbagai terobosan, untuk menguranginya. Polusi udara memang akan langsung terasa mulai dari pesawat mendarat di bandara. Kabut tebal yang menyelimuti Beijing pun, didominasi oleh asap industri dan kendaraan bermotor yang ada di jalanan.
“Kami memiliki banyak kendaraan yang beroperasi secara bersamaan setiap harinya. Hal it tentu saja membuat polusi udara,” kata Sara, seorang tour guide di Beijing, Jumat (27/10/2017) silam.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah China menggalakkan kembali penggunaan sepeda sebagai alat transportasi utama masyarakatnya. Upaya itu pun sejalan dengan perbaikan transportasi umum dengan memperbanyak bus dan trem yang menggunakan listrik.
Selain itu, Pemerintah China juga mendorong penggunaan sepeda motor listrik bagi masyarakatnya dengan tujuan mengurangi polusi udara. Mulai dari mahasiswa, petugas kebersihan, dan jasa pengiriman barang menggunakan sepeda motor listrik di Beijing.
Jika mengutip data dari aqicn.org, indeks kualitas udara di Beijing kerap berada pada level sangat tidak sehat. Lemahnya hembusan angin di kota itu pun membuat polusi udara sulit menghilang.
Saat ini penggunaan sepeda dengan jalur khususnya di setiap sudut jalanan Kota Beijing memang menjadi pemandangan yang lumrah. Untuk dapat menggunakan sepeda dengan skema rental yang tersedia di setiap sudut Kota Beijing sebenarnya cukup mudah. Masyarakat dapat memanfaatkan WeChat dan uang elektronik yang dikembangkannya
Barangkali cara China menanggulangi pencemaran udara di daerah-daerah, patut di contoh Indonesia. Tak hanya sekedar penghargaan Kalpataru, bagi mereka yang berhasil dalam pembangunan lingkungan hidup.
M Riz
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.