Connect with us

Achmad Yurianto: Data Kasus Corona Indonesia 2.491 Positif, 209 Meninggal dan 192 Sembuh Per 6 April 2020

Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto

Jakarta – Kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia kembali bertambah dan kini menyentuh angka 2.491. Pemerintah untuk itu terus mengingatkan masyarakat selalu berada di rumah dan menggunakan masker ketika berada di luar.

“Tetap lakukan langkah-langkah jaga jarak, pakai masker, cuci tangan. Ini adalah hal-hal yang penting. Ingatkan semuanya, saling mengingatkan, ini menjadi kunci keberhasilan kita. Oleh karena itu, kita tetap komit untuk melaksanakan tugas-tugas ini,” kata Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di saluran YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (6/4/2020).

Yuri, sapaan akrabnya, mengatakan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam penanganan COVID-19 dimaksudkan sebagai tindak lanjut dari upaya menjaga jarak secara fisik. Yuri melihat masih ada kasus-kasus di mana orang yang terlihat sehat rupanya membawa penyakit dan menularkan virus Corona ke orang lain.

“Ini adalah tindak lanjut dari upaya dalam menjaga jarak secara fisik, secara lebih besar lagi, agar kita yakini bahwa transmisi penyakit dari orang yang sakit kepada orang yang sehat bisa kita hentikan. Ini disebabkan karena kita melihat penambahan kasus yang terus-menerus meningkat. Jumlah kematian dan penyebaran yang sangat cepat ke beberapa wilayah dan sekitarnya,” ujar Yuri.

Data Kasus Corona di Indonesia Per 6 April 2020 Pukul 15.40 WIB

Berikut pernyataan lengkap Achmad Yurianto:

Pada kesempatan hari ini, kami akan menyampaikan beberapa update terkait dengan upaya kita bersama untuk melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit COVID-19 yang kita hadapi bersama. Yang pertama, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada jurnalis yang terus-menerus sampai dengan hari ini tidak henti-hentinya untuk memberitakan perkembangan tentang respons COVID-19 ke seluruh pelosok tanah air, bahkan ke seluruh dunia. Kami berharap hubungan saudara-saudara pekerja media untuk terus menyerukan masker untuk semua. Karena ini langkah efektif untuk melengkapi physical distancing, untuk melengkapi upaya kita menjaga jarak agar rantai penularan COVID-19 bisa kita hentikan dengan baik.

Oleh karena itu, saat ini kita sadari bahwa bertambahnya kasus setiap hari kita yakini karena masih ada sumber penular yang berada di luar yang susah untuk kita deteksi, yang susah untuk kita tandai karena sebagian mereka adalah kelompok orang-orang yang tanpa gejala. Yaitu orang-orang yang di dalam tubuhnya telah dapat virus dan virus ini berkembangbiak kemudian menyebar ke sekitarnya melalui percikan ludah, droplet, pada saat dia berbicara, pada saat dia bersin, ataupun pada saat dia batuk. Sementara yang bersangkutan tidak merasakan bahwa dirinya sakit, tidak merasakan bahwa dirinya memiliki virus yang bisa menyebar ke mana-mana. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo telah mengingatkan kita semua, sejalan juga dengan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia agar seluruh masyarakat menggunakan masker. Sekali lagi, agar seluruh masyarakat menggunakan masker, terutama pada saat beraktivitas di luar rumah. Oleh karena itu, secara mandiri kita mampu untuk membuat masker-masker kain ini. Masker bedah, masker N95 hanya diperuntukkan bagi petugas kesehatan. Oleh karena itu, kita cukup menggunakan masker kain yang bisa kita buat sendiri. Kita gunakan maksimal 4 jam dalam sehari dan kemudian kita cuci kembali dengan air sabun. Oleh karena itu, mari sekali lagi kita semua menggunakan masker. Masker untuk semua. Saya yakin bahwa rekan-rekan jurnalis akan membantu kita untuk menggencarkan kampanye ini agar seluruhnya menggunakan masker.

Saudara-saudara sekalian, mari kita bersama-sama memberantas dan menghentikan laju penularan ini. Di rumah adalah cara yang terbaik, di rumah adalah tempat yang paling aman yang bisa kita ciptakan. Tidak usah berpergian ke manapun, tetap tinggal di rumah. Mari kita tempuh perayaan Paskah dan Insya Allah bulan puasa Ramadhan dengan menjaga diri kita agar tetap sehat, menjaga agar keluarga kita tetap sehat, menjaga orang lain agar tetap sehat. Mari kita beribadah di rumah masing-masing. Tidak usah berpergian karena risiko berpergian akan meningkatkan risiko penularan. Kita berada di tengah orang yang tidak kita ketahui, apakah dia OTG atau bukan. Oleh karena itu, mari bersama-sama kita lakukan ini dengan baik.

Untuk itu, Menteri Kesehatan telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar. Tujuannya adalah membatasi. Sekali lagi, tujuannya adalah membatasi komunikasi kontak sosial fisik dalam skala yang lebih besar. Ini adalah tindak lanjut dari upaya dalam menjaga jarak secara fisik, secara lebih besar lagi, agar kita yakini bahwa transmisi penyakit dari orang yang sakit kepada orang yang sehat bisa kita hentikan. Ini disebabkan karena kita melihat penambahan kasus yang terus-menerus meningkat. Jumlah kematian dan penyebaran yang sangat cepat ke beberapa wilayah dan sekitarnya. Oleh karena itu, kita terus-menerus akan melakukan kajian epidemiologis untuk membatasi mobilitas manusia sebagai pembawa penyakit ini. Oleh karena itu, kuatkan bahwa kita tidak akan berpergian, tidak mudik, karena ini akan menambah risiko.

Saudara-saudara sekalian, terus ikuti perkembangan penyakit ini. Silakan, pemerintah telah menyiapkan beberapa informasi yang bisa diakses, baik di portal resmi Gugus Tugas COVID-19, hotline, kemudian ada WhatsApp COVID-19 di nomor 081133399000 atau melalui HaloKemkes 1500567 serta banyak aplikasi online dan tele-medicine lainnya yang bisa diakses.

Berikutnya kami laporkan bahwa per 6 April, hari ini, kita sudah melaksanakan pemeriksaan spesimen terhadap 11.242 orang. Dan 8.000 atau 80 persennya tidak terbukti Coronavirus Disease-19. Kita prihatin masih ada juga sebagian tenaga kesehatan yang terpaksa harus menderita penyakit ini dan kemudian gugur dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, komitmen pemerintah tetap diperkuat dengan cara mendistribusikan terus-menerus alat pelindung diri sebagai bagian kelengkapan dari petugas kesehatan untuk merawat (pasien) COVID-19 ini. Distribusi terus-menerus akan dilakukan dari proporsi masing-masing provinsi. Gugus Tugas sudah aktif di 27 provinsi dan 154 kabupaten/kota, ini adalah respons yang nyata bagi kesungguhan pemerintah untuk mengharmonisasikan upaya pencegahan COVID-19. Partisipasi masyarakat dari seluruh penjuru dunia telah kita terima. Rp 82,5 miliar sudah disumbangkan untuk penanganan COVID-19 ini. Kami mempertanggungjawabkan ini secara baik, kami mempertanggungjawabkan ini secara terbuka. Oleh karena itu kita harus menempatkan bahwa masyarakat adalah ujung tombak suksesnya pencegahan COVID-19 ini. Tetap lakukan langkah-langkah jaga jarak, pakai masker, cuci tangan. Ini adalah hal-hal yang penting. Ingatkan semuanya, saling mengingatkan, ini menjadi kunci keberhasilan kita. Oleh karena itu, kita tetap komit untuk melaksanakan tugas-tugas ini.

Kemudian yang terakhir, saya akan menyampaikan perkembangan kasus yang kita terima pada pencatatan hari ini. Kita dapatkan penambahan kasus baru konfirmasi positif COVID-19 dari pemeriksaan dengan menggunakan metode PCR, bukan pemeriksaan rapid test sebanyak 218 kasus baru, sehingga total menjadi 2.491 kasus. Kemudian sembuh 28 orang, sehingga total menjadi 192 orang. Kemudian masih ada pertambahan kasus yang meninggal sebanyak 11 orang, sehingga total menjadi 209 orang.

Saudara-saudara sekalian, sekali lagi gambaran yang riil dari data yang kita dapatkan pada hari ini masih menunjukkan terjadinya penularan di luar, masih ada kasus positif tanpa gejala yang berada di tengah-tengah masyarakat, masih ada masyarakat yang rentan tertular karena tidak menggunakan masker, tidak mencuci tangan. Oleh karena itu, mari patuhi, disiplin, mencuci tangan pakai sabun dan air yang mengalir, patuhi dan disiplin memakai masker, patuhi dan disiplin menjaga jarak, patuhi dan disiplin untuk tetap tinggal di rumah, patuhi untuk tidak berpergian, termasuk pulang kampung. Apabila ini kita disiplin, kita kerjakan bersama-sama, dengan saling mengingatkan, maka kita yakin bahwa penularan ini akan bisa kita hentikan.

Saudara-saudara sekalian, saya sadar, kami yakin, kita semua bersama-sama meyakini bahwa kita semua bisa menghadapi masa-masa sulit ini. Karena kita bersedia dengan tulus dan ikhlas untuk melindungi diri sendiri, melindungi keluarga kita sebagai basis dari masyarakat, melindungi masyarakat di sekitar kita, melindungi orang tua kita yang rentan terhadap penyakit ini, dan melindungi seluruhnya, sanak saudara kita. Lindungi kampung kita, lindungi bangsa kita. Dengan cara inilah kita akan bisa menghadapi dengan penuh keyakinan. Kami yakin, Indonesia pasti bisa, pasti bisa.

Terima kasih, selamat sore.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

DPR RI Minta Jepang Ajarkan ‘Smart Farming’ kepada Petani Muda Indonesia

Oleh

Fakta News
DPR RI Minta Jepang Ajarkan ‘Smart Farming’ kepada Petani Muda Indonesia
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, saat menerima delegasi dari partai berkuasa di Jepang, Liberal Democratic Party (LDP), di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara III, DPR RI, Jakarta, Jumat (3/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – DPR RI, melalui Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel, meminta Jepang untuk menerima petani muda Indonesia untuk belajar bertani dengan metode smart farming di negara tersebut. Hal itu ia sampaikan saat menerima delegasi dari partai berkuasa di Jepang, Liberal Democratic Party (LDP), di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara III, DPR RI, Jakarta, Jumat (3/5/2024).

“Bukan untuk bekerja dan juga bukan untuk sekolah, tapi belajar praktik bertani yang baik dan berkualitas serta smart farming kepada petani muda Indonesia. Cukup satu tahun saja,” kata Gobel.

Gobel mengatakan, dunia sedangkan dihadapkan pada krisis pangan akibat perubahan iklim dan konflik geopolitik dunia. Perubahan iklim berdampak pada hadirnya cuaca panas yang tinggi atau curah hujan yang berlebihan dan tidak pasti. Sedangkan, konflik geopolitik berdampak pada kenaikan harga pupuk yang tinggi.

“Semua itu berakibat Indonesia melakukan impor beras dengan jumlah yang sangat besar. Padahal Indonesia adalah negara agraris, memiliki lahan yang luas, tanah yang subur, dan jumlah petani yang besar. Namun faktanya Indonesia harus impor beras dari berbagai negara seperti Myanmar, Vietnam, Thailand, India, dan Cina,” jelas Politisi Fraksi Partai NasDem itu.

Di sisi lain, kata Gobel, Jepang adalah negara yang memiliki keunggulan teknologi sehingga bisa menghasilkan produktivitas pertanian yang besar dan kemampuan menghadapi perubahan iklim. Selain itu, katanya, produk pertanian Jepang dikenal dengan cita rasa yang lezat dan memiliki harga yang bagus. Ia juga meminta Jepang mengajarkan pembuatan pupuk organik dan smart farming. Teknologi penggilingan beras Jepang, katanya, juga menghasilkan beras yang berkualitas.

Walaupun sudah melakukan impor beras dengan jumlah sangat besar, kata Gobel, secara ironis harga beras di Indonesia tetap tinggi.

“Harga beras premium di Indonesia mendekati harga beras di Jepang. Padahal kualitasnya sangat berbeda. Tentu ini memprihatinkan,” kata pria yang pernah ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Utusan Khusus untuk Jepang tersebut.

Selain itu, katanya, karena jumlah petani di Indonesia sangat besar maka membangun pertanian akan secara otomatis akan meningkatkan kesejahteraan penduduk Indonesia.

“Jumlah penduduk Indonesia juga sangat besar. Jadi memecahkan masalah kebutuhan pokok ini akan sangat fundamental bagi kemajuan dan stabilitas Indonesia. Untuk itu, saya berharap Jepang dan Indonesia bisa meningkatkan kerja sama yang lebih erat di bidang pertanian ini,” jelasnya.

Selain itu, Gobel juga menyampaikan tentang pentingnya Jepang membagi teknologinya dalam pengolahan air bersih. Hingga saat ini, katanya, masalah penyediaan air bersih yang sehat masih merupakan tantangan besar bagi Indonesia.

“Air bersih higienis sangat penting dalam mengatasi stunting dan penyakit kulit. Dua hal ini masih merupakan problem mendasar bagi masyarakat lapis bawah Indonesia dan bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Jepang memiliki kemampuan dan teknologi pengolahan air bersih yang sehat,” katanya.

Jika masalah pertanian dan penyediaan air bersih bisa diatasi Indonesia, kata Gobel, maka ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih baik lagi. “Ini tentu saja juga akan baik bagi ekonomi kawasan di Asia Tenggara dan akan memiliki dampak yang baik pula bagi ekonomi Jepang. Jadi ini kerja sama yang sifatnya saling menguntungkan,” katanya.

Adapun Delegasi Jepang itu dipimpin oleh Ketua Badan Riset Kebijakan LDP, Tokai Kisaburo. Sedangkan anggota delegasinya antara lain Ketua Harian Badan Riset Kebijakan LDP Shibayama Masahito dan Kepala Sekretariat Badan Riset Kebijakan LDP Nakai Toyoron. Hadir pula Wakil Dirjen untuk urusan Asia Tenggara dan Asia Barat Daya Kementerian Luar Negeri Jepang Hayashi Makoto serta Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasushi Masahi.

Baca Selengkapnya

BERITA

Tindakan Penyimpangan Turis Nakal di Bali Harus Ditangani secara Bijaksana

Oleh

Fakta News
Tindakan Penyimpangan Turis Nakal di Bali Harus Ditangani secara Bijaksana
Anggota Komisi III DPR RI I Wayan Sudirta dalam foto bersama usai mengikuti pertemuan Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI di Denpasar, Bali. Foto: DPR RI

Denpasar – Tim Komisi III DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Reses ke Denpasar, Bali. Salah satu yang disoroti Komisi III dalam Kunker Reses ini adalah banyaknya turis yang melakukan tindakan penyimpangan, seperti pelanggaran adat maupun tindakan semena-mena lainnya. Tak ayal,  tindakan tersebut kerap menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi III DPR RI I Wayan Sudirta berharap kepada Kapolda Bali Ida Bagus Kade Putra Narendra agar penanganan yang bijak terhadap pelanggaran, sambil tetap memperhatikan dan menghormati adat serta budaya Bali.

Oleh karena, menurut I Wayan, bahwa Bali memiliki cara tersendiri untuk menangani turis yang berulah. Sehingga, tidak bisa serta merta langsung dilakukan deportasi.

“Karena bagaimana pun orang Bali hidup dari sektor pariwisata. Sehingga sudah tidak asing dengan keberadaan turis. Namun, jangan juga sampai terlalu lemah karena turis yang berulah akan mengotori pariwisata-pariwisata yang ada, sehingga malah Bali bisa jatuh perekonomiannya. Jadi harus dicari solusi yang bijak,” ungkap I Wayan dalam pertemuan di Denpasar, Bali, Jumat (3/5/2024).

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu pun menyampaikan apresiasinya terhadap Kapolda Bali beserta segenap jajarannya karena telah berhasil menangani banyak kasus dengan pendekatan restorative justice. Selain itu, Polda Bali juga dinilai telah bekerja sama baik dengan lembaga imigrasi yang berada di bawah lingkup Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham Provinsi Bali dalam penanganan kasus penyimpangan turis.

“Saya juga tentunya mengapresiasi Kapolda Bali dan segenap jajaran atas kinerjanya. Bagaimana mereka mengawasi, serta menindak pelaporan-pelaporan yang ada rerlebih mengedepankan restorative justice sebagai jalan keluar penanganan kasus,” pungkasnya.

Menanggapi masukan tersebut, Kapolda Bali Ida Bagus Kade Putra Narendra juga sepakat dengan gagasan I Wayan Sudirta bahwa penanganan terhadap turis yang berulah harus dilakukan dengan hati-hati. Khususnya, mempertimbangkan dampaknya terhadap sektor pariwisata dan kelestarian budaya Bali.

“Kami akan bekerja sama, jika diperlukan lintas sektoral untuk menemukan solusi yang menghormati adat, budaya, dan kepentingan ekonomi masyarakat Bali,” ujar Ida Bagus.

Kunjungan kerja reses ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju penanganan yang lebih baik terhadap turis nakal di Bali. Dengan pendekatan yang bijaksana dan kolaborasi lintas sektoral antara Kapolda Bali, institusi terkait, serta pemerintah daerah, diharapkan akan tercipta lingkungan pariwisata yang lebih aman, nyaman, dan berkelanjutan bagi wisatawan dan masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya

BERITA

Peredaran Narkoba Beralih ke Ranah Daring, Johan Budi Minta Perkuat BNNP

Oleh

Fakta News
Peredaran Narkoba Beralih ke Ranah Daring, Johan Budi Minta Perkuat BNNP
Anggota Komisi III DPR Johan Budi saat bertukar cenderamata usai Rapat Kerja Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) di Denpasar, Bali, Kamis (02/05/2024). Foto: DPR RI

Denpasar Komisi III DPR RI mengungkapkan kekhawatirannya terhadap meningkatnya modus operandi peredaran narkoba yang beralih ke ranah daring (online) melalui platform media sosial dengan menggunakan modus kamuflase. Pernyataan ini disampaikan Anggota Komisi III DPR Johan Budi dalam Rapat Kerja Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) di Denpasar, Bali, Kamis (02/05/2024).

“Menarik sekali yang disampaikan BNN Provinsi Bali. Mereka menjelaskan adanya jual beli narkoba melalui online. Nah ini cukup mengagetkan buat saya, kok bisa narkoba ini diperjual belikan melalui online, hal ini terungkap ketika BNNP Bali menangkap tersangka di lapangan,” ungkapnya.

Dalam konteks ini, Johan Budi menekankan perlunya penguatan pada Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menghadapi perubahan modus operandi tersebut. Menurutnya, modus operandi peredaran narkoba akan selalu berubah-ubah. Untuk itu, perlu penguatan-penguatan kepada BNN agar lebih maksimal dalam memberantas peredaran narkoba ini. Selain itu, lanjutnya, kekurangan sumber daya manusia menjadi salah satu faktor, terutama di daerah, ada sebagian yang juga pegawainya atau penyidiknya cuma sedikit.

“Ini problem laten yang perlu segera diperbaiki. Saya sendiri ketika rapat dengan BNN di Komisi III mengusulkan, agar BNN ini diberi penguatan, termasuk penyediaan sumber daya manusia, infrastruktur yang ada di daerah, termasuk soal rehabilitasi,” pungkas Legislator Dapil Jatim VII ini.

Johan menambahkan, pusat rehabilitasi narkoba ini juga menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan restorative justice bagi para pengguna narkoba. Pengguna narkoba, tambahnya, di beberapa negara itu dikategorikan sebagai korban, bukan pelaku, bukan tersangka, sehingga pusat rehabilitasi menjadi penting. Jadi yang sebetulnya tersangka itu seharusnya pengedar dan bandar.

“Menurut saya untuk pengguna narkoba dapat diselesaikan melalui restorative justice, dengan mendapatkan kesempatan untuk dilakukan rehabilitasi medis ataupun sosial, tanpa harus menunggu putusan dari pengadilan,” tutup Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

Johan berharap pertemuan Kunker Reses ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga terkait. Selain itu juga untuk mengimplementasikan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi peredaran narkoba yang semakin canggih dan menyebar melalui platform digital. Langkah-langkah preventif dan represif yang terintegrasi diharapkan dapat mengurangi dampak negatif peredaran narkoba di masyarakat.

Baca Selengkapnya