Connect with us
Korporasi

Pertamina dan Visa Kerjasama Layanan Transaksi Non Tunai di SPBU

Jakarta – PT Pertamina (Persero) menandatangani kontrak kerjasama PT Visa Worldwide Indonesia (Visa) untuk menyiapkan layanan transaksi non-tunai bagi konsumen setianya, hal ini juga untuk melengkapi berbagai benefit yang telah diberikan kepada konsumen.

Menurut Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina Jumali, sebagai badan usaha milik negara (BUMN) Migas yang menyediakan BBM di seluruh wilayah Indonesia, Pertamina berusaha menghadirkan kemudahan bagi konsumen, salah satunya dengan menfasilitasi transaksi pembelian BBM secara aman dan nyaman di SPBU Pertamina.

“Untuk merealisasikan program tersebut, Pertamina menjalin kerjasama dengan PT Visa Worldwide Indonesia (Visa) untuk penerimaan pembayaran menggunakan Kartu Visa di SPBU Pertamina di seluruh Indonesia,” ucap Jumali dalam penandatangan kerjasama di Jakarta (10/10/2017).

Jumali mengatakan bahwa pihaknya mengerti tradisi membayar BBM di SPBU dengan tunai akan menjadi pilihan bagi masyarakat Indonesia di masa yang akan datang. Oleh sebab itu Pertamina terus berupaya meningkatkan layanan dengan menghadirkan fasilitas transaksi pembayaran non tunai bagi konsumen.

Lebih lanjut Jumali mengatakan, terjalinnya kerjasama dengan Visa merupakan salah satu bentuk komitmen kami dalam memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi pengemudi kendaraan bermotor di Indonesia. “Visa sebagai pemimpin dalam pembayaran digital terbesar di dunia merupakan strategic partner Pertamina dalam menciptakan pola transaksi di SPBU secara non-tunai (cashless),” ujar Jumali.

Sedangkan President Director PT. Visa Worldwide Indonesia (Visa) Harianto Gunawan mengatakan, Visa bangga untuk dapat berkomitmen bersama Pertamina dalam memberikan solusi digital. “Selain untuk mengurangi penggunaan uang tunai, konsumen akan mendapatkan pengalaman bertransaksi yang lebih di outlet-outlet Pertamina dengan lebih cepat, mudah, nyaman serta aman,” ucap Harianto.

Menurut Harianto, sebagai strategic partner Pertamina, Visa akan membawa teknologi pembayaran digital termasuk nirkontak dan pembayaran dengan menggunakan ponsel sebagai bagian dari peta perjalanan digital (roadmap) perusahaannya, seiring dengan bergesernya tren pembayaran masyarakat di Indonesia menggunakan ponsel.

Pada tahun 2017 ini Visa pernah melakukan studi mengenai perilaku konsumen dalam pembayaran atau Consumer Payment Attitudes Study. Dalam study tersebut mengungkapkan bahwa tiga dari empat responden akan memilih pembayaran nirkontak daripada tunai apabila pembayaran dengan metode tersebut tersedia dengan luas. Selain itu, 70 persen responden mengatakan bahwa mereka tertarik untuk mencobanya.

Secara lebih luas, selain bermanfaat bagi pemerintah, pembayaran elektronik dapat menciptakan iklim usaha yang lebih stabil dan terbuka, pembayaran elektronik juga membantu meminimalisasi kegiatan ekonomi yang melibatkan uang tunai serta memberikan jaminan pembayaran untuk merchant serta mendorong inklusi keuangan.

Oleh sebab itu dalam rangka menyemarakkan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober dan untuk memperkuat program cashless ini, Pertamina dan Visa akan meluncurkan program promosi bertajuk “Bangkit Pemuda Pemudi Indonesia bersama Pertamina dan Visa”. Pertamina dan Visa akan memberi reward kepada konsumen setia Pertamax Turbo dan Pertamina Dex berupa voucher bahan bakar Pertamina senilai Rp 50.000 secara langsung bagi konsumen yang bertransaksi dengan nominal Rp 300.001 menggunakan kartu kredit dan debit berlogo Visa. Program ini akan dimulai pada tanggal 16 – 31 Oktober 2017, di 80 SPBU Pertamina yang tersebar di seluruh Indonesia bertanda khusus.

“Dengan berbagai kemudahan dan kenyamanan yang diberikan, kami berharap Program Promosi Sumpah Pemuda dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, serta dapat memudahkan para konsumen setia Pertamax Turbo dan Pertamina Dex dalam aktivitas berkendara,” ujar Jumali.

 

Ping.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya