Connect with us
Korporasi

Pertamina Bahas Pengembangan Energi Masa Depan dengan Marubeni dan Toyota

Pertemuan Pertamina dengan mitra bisnisnya di Jepang(foto : Istimewa)

Tokyo – Dalam kunjungannya ke Jepang,  Dirut Pertamina Elia Massa Manik  bertemu para mitra yang telah lama dan terus menjalin kerjasama dengan Pertamina. Setelah bertemu dengan perusahaan seperti Tokyo Gas dan Mitsubishi Corp, kini Pertamina melakukan pertemuan dengan beberapa top management yang membawahi power business dari Marubeni Corp pada Jumat 29/9/2017).

Pada pertemuan ini, Pertamina dan Marubeni membahas mengenai peningkatan kerja sama yang sudah terjalin, dan menindaklanjuti kerjasama pembangunan IPP PLTGU Jawa 1  dan harapannya Marubeni dapat membagi pengetahuannya terkait pengembangan pemanfaatan energi matahari.

Seperti diketahui, Konsorsium PT Pertamina (Persero), Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation telah menandatangani perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan PT PLN (Persero) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1.

Ketiga perusahaan itu membentuk konsorsium, dengan komposisi,  Pertamina berhak atas 40 persen kepemilikan saham, Marubeni Corporation 40 persen kepemilikan saham, dan Sojitz Corporation 20 persen kepemilikan saham.

Konsorsium tersebut, akan saling melengkapi, mulai dari Pertamina sebagai penyedia gas, Marubeni sebagai penyedia listrik hingga Sojitz sebagai penyedia jasa Engineering, Procurement, and Construction (EPC).

PT Pertamina (Persero) akan menyediakan gas yang akan dipasok ke PLTGU Jawa I, gas diperoleh dari produksi Tangguh Train 3. Untuk harga gas ditetapkan sebesar 11,2% dari ICP + US$ 0,4 / MMBTU. Harga gas diklaim sebagai harga termurah yang didapatkan untuk keperluan pembangkit listrik, harga ini masih dibawah harga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Gas Bumi untuk Tenaga Listrik yang mengatur bahwa PLN bisa membeli gas bumi dengan harga paling tinggi 11,5% ICP per MMBTU.

Selain itu, harganya juga lebih murah dari harga gas dari Nusantara Regas (NR), dimana harga dari NR sebesar 11,25% dari harga ICP+ US$ 0,7 per MMBTU.

IPP PLTGU Jawa-1 merupakan pembangkit listrik berbahan baku LNG pertama di Asia yang mengintegrasikan Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) dengan PLTGU (Combined Cycle Gas Turbin: CCGT). PLTGU ini akan dibangun di Cilamaya, Jawa Barat. Dengan kapasitas 1760 MW, PLTGU Jawa 1 menjadi pembangkit listrik berbahan bakar gas terbesar di Asia Tenggara.

Pembangkit ini akan menyuplai energi listrik ke Sistem Jawa-Bali sebesar ±8.409 GWh setiap tahun dengan jangka waktu kontrak 25 tahun. Proyek PLTGU Jawa I ini diperkirakan akan menelan total biaya sekitar US$1,8 miliar atau setara Rp24 triliun.

Pertemuan dengan Toyota      

Sedangkan dalam pertemuannya dengan perusahaan mobil ternama Toyota, Pertamina lebih banyak mendiskusikan permasalahan dengan pokok diskusi mengenai roadmap Toyota dalam pemasaran future car, khususnya di Indonesia sebagai antisipasi terhadap konsumsi BBM kedepan, termasuk terkait dengan infrastruktur yang harus disiapkan.

Seperti diketahui perusahaan Toyota menjadi pabrikan pertama yang membuktikan bahwa mobil hybrid bisa jadi solusi terhadap masalah lingkungan dan krisis minyak. Lewat Prius dan All New Camry Hybrid perusahaan Jepang itu yakin, produk tersebut bisa menjadi jembatan sebelum masuk ke era mobil listrik.

Penciptaan mobil hybrid memiliki beberapa keunggulan ketimbang mobil konvensional. Pertama, penurunan penggunaan BBM secara signifikan karena energi utamanya dari listrik yang menghemat BBM 50%. Kedua, bisa berkontribusi dalam penurunan emisi gas karbon hasil pembakaran BBM. Dan ketiga, penggunaan mobil hybrid bisa menghemat biaya operasional sebab lebih murah dibanding mobil konvensional.

Selain diketahui dapat mengurangi polusi hingga sebesar 90%, mobil hybrid juga diketahui memiliki biaya perawatan yang lebih murah karena biaya perawatan yang lebih sedikit dibandingkan dengan mobil konvensional. Meskipun memiliki harga baterai yang lebih mahal, masa hidup dari baterai tersebut memiliki garansi yang dapat bertahan hingga seumur hidup.

Penggunaan mobil listrik kedepannya dapat mendukung pencapaian target porsi Energi Baru Terbarukan‎ (EBT) dalam bauran energi. Pemerintah telah berkomitmen agar porsi penggunakan energi baru terbarukan mencapai 23 persen pada 2025 nanti. Untuk mencapai target tersebut ada dia sektor yang menjadi andalan yaitu kelistrikan dan transportasi.

Untuk sektor transportasi pencapaian target tersebut bisa didorong dengan penggunaan mobil listrik. Namun untuk mendorong penggunaan mobil listrik pemerintah tidak bisa kerja sendiri, karena itu akan ada insentif fiskal agar industri mobil listrik dapat berkembang mengikuti negara lain.

Mobil listrik juga akan mendukung peningkatan ketahanan energi. Pasalnya, pasokan listrik untuk mobil listrik berasal dari pembangkit yang sumber energinya berasal dari dalam negeri. Dengan begitu kendaraan masyarakat Indonesia tidak lagi mengandalkan bahan bakar minyak sebagai sumber energi yang saat ini sebagian berasal dari impor.

Ping

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

DPR RI Minta Jepang Ajarkan ‘Smart Farming’ kepada Petani Muda Indonesia

Oleh

Fakta News
DPR RI Minta Jepang Ajarkan ‘Smart Farming’ kepada Petani Muda Indonesia
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, saat menerima delegasi dari partai berkuasa di Jepang, Liberal Democratic Party (LDP), di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara III, DPR RI, Jakarta, Jumat (3/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – DPR RI, melalui Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel, meminta Jepang untuk menerima petani muda Indonesia untuk belajar bertani dengan metode smart farming di negara tersebut. Hal itu ia sampaikan saat menerima delegasi dari partai berkuasa di Jepang, Liberal Democratic Party (LDP), di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara III, DPR RI, Jakarta, Jumat (3/5/2024).

“Bukan untuk bekerja dan juga bukan untuk sekolah, tapi belajar praktik bertani yang baik dan berkualitas serta smart farming kepada petani muda Indonesia. Cukup satu tahun saja,” kata Gobel.

Gobel mengatakan, dunia sedangkan dihadapkan pada krisis pangan akibat perubahan iklim dan konflik geopolitik dunia. Perubahan iklim berdampak pada hadirnya cuaca panas yang tinggi atau curah hujan yang berlebihan dan tidak pasti. Sedangkan, konflik geopolitik berdampak pada kenaikan harga pupuk yang tinggi.

“Semua itu berakibat Indonesia melakukan impor beras dengan jumlah yang sangat besar. Padahal Indonesia adalah negara agraris, memiliki lahan yang luas, tanah yang subur, dan jumlah petani yang besar. Namun faktanya Indonesia harus impor beras dari berbagai negara seperti Myanmar, Vietnam, Thailand, India, dan Cina,” jelas Politisi Fraksi Partai NasDem itu.

Di sisi lain, kata Gobel, Jepang adalah negara yang memiliki keunggulan teknologi sehingga bisa menghasilkan produktivitas pertanian yang besar dan kemampuan menghadapi perubahan iklim. Selain itu, katanya, produk pertanian Jepang dikenal dengan cita rasa yang lezat dan memiliki harga yang bagus. Ia juga meminta Jepang mengajarkan pembuatan pupuk organik dan smart farming. Teknologi penggilingan beras Jepang, katanya, juga menghasilkan beras yang berkualitas.

Walaupun sudah melakukan impor beras dengan jumlah sangat besar, kata Gobel, secara ironis harga beras di Indonesia tetap tinggi.

“Harga beras premium di Indonesia mendekati harga beras di Jepang. Padahal kualitasnya sangat berbeda. Tentu ini memprihatinkan,” kata pria yang pernah ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Utusan Khusus untuk Jepang tersebut.

Selain itu, katanya, karena jumlah petani di Indonesia sangat besar maka membangun pertanian akan secara otomatis akan meningkatkan kesejahteraan penduduk Indonesia.

“Jumlah penduduk Indonesia juga sangat besar. Jadi memecahkan masalah kebutuhan pokok ini akan sangat fundamental bagi kemajuan dan stabilitas Indonesia. Untuk itu, saya berharap Jepang dan Indonesia bisa meningkatkan kerja sama yang lebih erat di bidang pertanian ini,” jelasnya.

Selain itu, Gobel juga menyampaikan tentang pentingnya Jepang membagi teknologinya dalam pengolahan air bersih. Hingga saat ini, katanya, masalah penyediaan air bersih yang sehat masih merupakan tantangan besar bagi Indonesia.

“Air bersih higienis sangat penting dalam mengatasi stunting dan penyakit kulit. Dua hal ini masih merupakan problem mendasar bagi masyarakat lapis bawah Indonesia dan bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Jepang memiliki kemampuan dan teknologi pengolahan air bersih yang sehat,” katanya.

Jika masalah pertanian dan penyediaan air bersih bisa diatasi Indonesia, kata Gobel, maka ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih baik lagi. “Ini tentu saja juga akan baik bagi ekonomi kawasan di Asia Tenggara dan akan memiliki dampak yang baik pula bagi ekonomi Jepang. Jadi ini kerja sama yang sifatnya saling menguntungkan,” katanya.

Adapun Delegasi Jepang itu dipimpin oleh Ketua Badan Riset Kebijakan LDP, Tokai Kisaburo. Sedangkan anggota delegasinya antara lain Ketua Harian Badan Riset Kebijakan LDP Shibayama Masahito dan Kepala Sekretariat Badan Riset Kebijakan LDP Nakai Toyoron. Hadir pula Wakil Dirjen untuk urusan Asia Tenggara dan Asia Barat Daya Kementerian Luar Negeri Jepang Hayashi Makoto serta Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasushi Masahi.

Baca Selengkapnya

BERITA

Tindakan Penyimpangan Turis Nakal di Bali Harus Ditangani secara Bijaksana

Oleh

Fakta News
Tindakan Penyimpangan Turis Nakal di Bali Harus Ditangani secara Bijaksana
Anggota Komisi III DPR RI I Wayan Sudirta dalam foto bersama usai mengikuti pertemuan Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI di Denpasar, Bali. Foto: DPR RI

Denpasar – Tim Komisi III DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Reses ke Denpasar, Bali. Salah satu yang disoroti Komisi III dalam Kunker Reses ini adalah banyaknya turis yang melakukan tindakan penyimpangan, seperti pelanggaran adat maupun tindakan semena-mena lainnya. Tak ayal,  tindakan tersebut kerap menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi III DPR RI I Wayan Sudirta berharap kepada Kapolda Bali Ida Bagus Kade Putra Narendra agar penanganan yang bijak terhadap pelanggaran, sambil tetap memperhatikan dan menghormati adat serta budaya Bali.

Oleh karena, menurut I Wayan, bahwa Bali memiliki cara tersendiri untuk menangani turis yang berulah. Sehingga, tidak bisa serta merta langsung dilakukan deportasi.

“Karena bagaimana pun orang Bali hidup dari sektor pariwisata. Sehingga sudah tidak asing dengan keberadaan turis. Namun, jangan juga sampai terlalu lemah karena turis yang berulah akan mengotori pariwisata-pariwisata yang ada, sehingga malah Bali bisa jatuh perekonomiannya. Jadi harus dicari solusi yang bijak,” ungkap I Wayan dalam pertemuan di Denpasar, Bali, Jumat (3/5/2024).

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu pun menyampaikan apresiasinya terhadap Kapolda Bali beserta segenap jajarannya karena telah berhasil menangani banyak kasus dengan pendekatan restorative justice. Selain itu, Polda Bali juga dinilai telah bekerja sama baik dengan lembaga imigrasi yang berada di bawah lingkup Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham Provinsi Bali dalam penanganan kasus penyimpangan turis.

“Saya juga tentunya mengapresiasi Kapolda Bali dan segenap jajaran atas kinerjanya. Bagaimana mereka mengawasi, serta menindak pelaporan-pelaporan yang ada rerlebih mengedepankan restorative justice sebagai jalan keluar penanganan kasus,” pungkasnya.

Menanggapi masukan tersebut, Kapolda Bali Ida Bagus Kade Putra Narendra juga sepakat dengan gagasan I Wayan Sudirta bahwa penanganan terhadap turis yang berulah harus dilakukan dengan hati-hati. Khususnya, mempertimbangkan dampaknya terhadap sektor pariwisata dan kelestarian budaya Bali.

“Kami akan bekerja sama, jika diperlukan lintas sektoral untuk menemukan solusi yang menghormati adat, budaya, dan kepentingan ekonomi masyarakat Bali,” ujar Ida Bagus.

Kunjungan kerja reses ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju penanganan yang lebih baik terhadap turis nakal di Bali. Dengan pendekatan yang bijaksana dan kolaborasi lintas sektoral antara Kapolda Bali, institusi terkait, serta pemerintah daerah, diharapkan akan tercipta lingkungan pariwisata yang lebih aman, nyaman, dan berkelanjutan bagi wisatawan dan masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya

BERITA

Peredaran Narkoba Beralih ke Ranah Daring, Johan Budi Minta Perkuat BNNP

Oleh

Fakta News
Peredaran Narkoba Beralih ke Ranah Daring, Johan Budi Minta Perkuat BNNP
Anggota Komisi III DPR Johan Budi saat bertukar cenderamata usai Rapat Kerja Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) di Denpasar, Bali, Kamis (02/05/2024). Foto: DPR RI

Denpasar Komisi III DPR RI mengungkapkan kekhawatirannya terhadap meningkatnya modus operandi peredaran narkoba yang beralih ke ranah daring (online) melalui platform media sosial dengan menggunakan modus kamuflase. Pernyataan ini disampaikan Anggota Komisi III DPR Johan Budi dalam Rapat Kerja Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) di Denpasar, Bali, Kamis (02/05/2024).

“Menarik sekali yang disampaikan BNN Provinsi Bali. Mereka menjelaskan adanya jual beli narkoba melalui online. Nah ini cukup mengagetkan buat saya, kok bisa narkoba ini diperjual belikan melalui online, hal ini terungkap ketika BNNP Bali menangkap tersangka di lapangan,” ungkapnya.

Dalam konteks ini, Johan Budi menekankan perlunya penguatan pada Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menghadapi perubahan modus operandi tersebut. Menurutnya, modus operandi peredaran narkoba akan selalu berubah-ubah. Untuk itu, perlu penguatan-penguatan kepada BNN agar lebih maksimal dalam memberantas peredaran narkoba ini. Selain itu, lanjutnya, kekurangan sumber daya manusia menjadi salah satu faktor, terutama di daerah, ada sebagian yang juga pegawainya atau penyidiknya cuma sedikit.

“Ini problem laten yang perlu segera diperbaiki. Saya sendiri ketika rapat dengan BNN di Komisi III mengusulkan, agar BNN ini diberi penguatan, termasuk penyediaan sumber daya manusia, infrastruktur yang ada di daerah, termasuk soal rehabilitasi,” pungkas Legislator Dapil Jatim VII ini.

Johan menambahkan, pusat rehabilitasi narkoba ini juga menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan restorative justice bagi para pengguna narkoba. Pengguna narkoba, tambahnya, di beberapa negara itu dikategorikan sebagai korban, bukan pelaku, bukan tersangka, sehingga pusat rehabilitasi menjadi penting. Jadi yang sebetulnya tersangka itu seharusnya pengedar dan bandar.

“Menurut saya untuk pengguna narkoba dapat diselesaikan melalui restorative justice, dengan mendapatkan kesempatan untuk dilakukan rehabilitasi medis ataupun sosial, tanpa harus menunggu putusan dari pengadilan,” tutup Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

Johan berharap pertemuan Kunker Reses ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga terkait. Selain itu juga untuk mengimplementasikan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi peredaran narkoba yang semakin canggih dan menyebar melalui platform digital. Langkah-langkah preventif dan represif yang terintegrasi diharapkan dapat mengurangi dampak negatif peredaran narkoba di masyarakat.

Baca Selengkapnya