Connect with us
Frans Cornelis Dianbunda

Sosok di Balik Populernya Gemu Famire

Frans Cornelis Dianbunda
Frans Cornelis Dianbunda(Foto: Istimewa)

Jakarta – Masih belum lupa rasanya bagaimana senam Gemu Famire memecahkan rekor MURI. Seperti diberitakan, senam ini masuk rekor nasional setelah dilakukan secara serentak se-Indonesia. Pertanyaan soal sejarah Gemu Famire pun bermunculan hingga akhirnya mencuatkan nama Frans Cornelis Dianbunda.

Ya, bisa dibilang, dialah orang yang paling tak menyangka lagu ciptaannya, Gemu Famire, bisa tercatat di Musem Rekor Indonesia (MURI) melalui senam yang diiringi lagu tersebut. Padahal tadinya lagu tersebut cuma dibuat untuk sekadar oleh-oleh wisatawan.

Frans pun sampai terharu dan hampir menangis saat Selasa (4/9) kemarin, tarian Gemu Mamire dibawakan 346.829 peserta yang terdiri dari TNI, PNS, Dharma Pertiwi, Pramuka dan Siswa Binaan TNI di tiga zona waktu Indonesia.

Bagaimana tidak, baginya pemecahan rekor tersebut sudah menjadi penghargaan tertinggi atas lagunya.

“Kegiatan ini tidak bisa dilukiskan, tidak bisa digambarkan dengan rasa haru, tapi ini luar biasa. Apalagi kami dari jauh dari Flores,” kata Frans usai memandu Tari Gemu Famire di Mabes TNI, Jakarta, Selasa kemarin.

Baca Juga:

Frans Cornelis Dianbunda sehari-hari berprofesi sebagai Guru SMK Yohanes 23 Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT). “Gara-gara” dia, goyang Gemu Famire dua-tiga tahun terakhir melanda Nusantara.

Malahan goyang atau senam ini sudah sampai ke mancanegara lewat masyarakat Indonesia di luar negeri, turis asing, dan tentu saja media sosial. Lantas bagaimana ceritanya lagu ini lahir?

Cerita dari Fransiskus Cornelis Dianbunda yang biasa disapa Nyong Frangko ini, suatu hari ia berpikir untuk menciptakan sebuah lagu khas yang bisa mengingatkan orang pada Maumere, kota kelahirannya.

Lalu Mei 2011, ia menciptakan lagu Gemu Famire. Lagu ini ringan, energik, unik, dan mengandung ciri khas budaya Maumere dan Ende. Liriknya sederhana tetapi menghibur. Musiknya sederhana dan menggairahkan serta menggoda orang untuk bergoyang.

“Dengan (Gemu Famire) setiap orang yang datang ke Maumere atau Flores, bisa diajak bergoyang. Mereka tertarik lalu bisa bawa pulang sesuatu dari sini, yakni album lagu itu,” ujar Frangko.

Adapun soal goyang khas dari lagu itu, menurut Frangko, sengaja dibuatkan juga. Sebab ia yakin banyak orang tak mengerti dengan lirik dari lagunya. Makanya ia berpikir tak apa orang tak mengerti liriknya tapi mengerti lewat goyangannya. Yang penting membuat hati orang senang.

Dan keinginan sederhana Frangko itu tercapai. Lagu Gemu Famire dengan goyangannya meliuk-liuk asyik, ke kiri, ke kanan, ke depan ke belakang, populer seantero Nusantara bahkan dunia.

Goyang ini malah dilakukan berbagai kalangan mulai ibu rumah tangga, siswa sekolah, pramugari, pilot, diplomat, tentara, orang partai, selebritas, menteri, hingga presiden.

Gemu Famire juga dilakukan orang-orang asing di berbagai negara seperti Malaysia, Hongaria, Rusia, Ceko, Kanada, Belanda, Jerman, Vietnam, Australia, dan Perancis.

Namun bicara soal syair lagu ini, rupanya diambil dari bahasa leluhur yang dirangkai dengan not-not tertentu dalam musik. Misalnya dari lirik Maumere degale kota Ende/ pepin gisong gasong// la lele luk ele rebin ha/ si la sol//.

  • Halaman :
  • 1
  • 2
  • 3
Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat

Oleh

Fakta News
Mulyanto Sesalkan Impor Migas dari Singapura Semakin Meningkat
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyesalkan nilai impor Migas (Minyak dan Gas) nasional dari Singapura yang semakin hari bukan semakin berkurang, melainkan semakin meningkat. Menurutnya, hal ini merupakan kabar buruk bagi pengelolaan Migas nasional.

Hal tersebut diungkapkannya menyusul rencana Menteri ESDM yang akan menaikkan impor BBM menjadi sebesar 850 ribu barel per hari (bph), terutama dari Singapura. “Pemerintah jangan manut saja didikte oleh mafia migas. Harus ada upaya untuk melepas ketergantungan impor migas. Paling tidak impor migas ini harus terus-menerus dikurangi. Jangan sampai pemerintah tersandera oleh mafia impor migas,” ungkap Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Untuk itu, lanjut Politisi dari Fraksi PKS ini, perlu adanya terobosan berarti terkait upaya pembangunan dan pengelolaan kilang minyak nasional di tanah air. Pasalnya, Sejak Orde Baru belum ada tambahan pembangunan kilang minyak baru, sementara rencana pembangunan Kilang Minyak Tuban, sampai hari ini tidak ada kemajuan yang berarti.

“Masa kita kalah dan tergantung pada Singapura, karena kita tidak punya fasilitas blending dan storage untuk mencampur BBM. Padahal sumber Migas kita tersedia cukup besar dibandingkan mereka,” tambahnya.

Mulyanto berharap Pemerintah mendatang perlu lebih serius menyelesaikan masalah ini. Hal itu jika memang ingin mengurangi defisit transaksi berjalan sektor migas serta melepas ketergantungan pada Singapura. Diketahui, Singapura dan Malaysia memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan untuk mencampur berbagai kualitas BBM yang diproduksi dari berbagai kilang dunia, untuk menghasilkan BBM yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

“Karena kita tidak memiliki fasilitas ini maka kita terpaksa mengimpor BBM sesuai dengan spesifikasi kebutuhan kita dari negara jiran tersebut,” pungkasnya.

Untuk diketahui, produksi minyak nasional saat ini hanya mencapai sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan mencapai 840 ribu barel per hari. Kekurangan tersebut harus ditutupi melalui impor, dengan 240 ribu barel per hari berasal dari minyak mentah dan 600 ribu barel per hari dari BBM.

Baca Selengkapnya

BERITA

Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional

Oleh

Fakta News
Proyek BMTH di Pelabuhan Benoa Diharapkan Mampu Pulihkan Ekonomi Nasional
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024). Foto : DPR RI

Denpasar – Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, diharapkan mampu memulihkan ekonomi nasional, selain mempromosikan pariwisata Bali lebih luas lagi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung saat memberi sambutan pembuka pada pertemuan Komisi VI dengan sejumlah direksi BUMN yang terlibat dalam pembangunan BMTH. Komisi VI berkepentingan mengetahui secara detail progres pembangunan proyek strategi nasional tersebut.

“Ini proyek strategis nasional  (PSN) yang diharapkan mampu  memulihkan ekonomi nasional melalui kebangkitan pariwisata Bali. Proyek BMTH diharapkan mampu membangkitkan kembali sektor pariwisata Bali pasca pandemi Covid 19,” katanya saat memimpin pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi VI DPR RI di Denpasar, Bali, Senin (22/4/2024).

Dijelaskan Martin, PSN ini dikelola PT. Pelindo  III  yang merupakan mitra kerja Komisi VI DPR RI. Proyek ini membutuhkan dukungan berbagai pihak, seperti PT. Pertamina Patra Niaga, PT. Pertamina Gas Negara, dan pihak terkait lainnya, agar bisa bekerja optimal dalam memulihkan ekonomi nasional. Pariwisata Bali yang sudah dikenal dunia juga kian meluas promosinya dengan eksistensi BMTH kelak.

Proyek ini, sambung Politisi Fraksi Partai Nasdem tersebut, memang harus dikelola secara terintegrasi. Namun, ia menilai, progres pembangunan BMTH ini cenderung lamban. Untuk itu, ia mengimbau semua BUMN yang terlibat agar solid berkolaborasi menyelesaikan proyek tersebut.

Baca Selengkapnya

BERITA

Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak

Oleh

Fakta News
Dyah Roro Ingatkan Konflik di Jazirah Arab Berimplikasi Kenaikan Harga Minyak
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti mengungkapkan bahwa konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan, terutama dalam segi harga minyak mentah dunia (crude palm oil/CPO).

“Konflik antara Iran dan Israel dapat memiliki implikasi ekonomi dan geopolitik. Terutama dalam segi harga minyak mentah dunia,” ujar Roro dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Meski, saat ini harga minyak mentah dunia masih terpantau cukup stabil, dan per tanggal 22 April 2024 pukul 16.00, harga untuk WTI Crude Oil berada pada kisaran 82,14 dolar AS per barel, dan untuk Brent berada pada kisaran 86,36 dolar AS per barel. Namun, konflik di jazirah arab itu berpotensi menimbulkan kenaikan harga minyak mentah dunia, yang bisa menembus 100 dolar AS per barel.

Terkait dengan dampak dari konflik geopolitik terhadap kondisi harga BBM di dalam negeri tersebut, Politisi dari Fraksi Partai Golkar menjelaskan bahwa dari pihak pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto, telah menegaskan dan memastikan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik akibat konflik ini, paling tidak sampai bulan Juni 2024 ini.

“Untuk selanjutnya, Pemerintah masih perlu melihat dan mengobservasi lebih lanjut terlebih dahulu. Saya berharap agar dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah ini masih bisa ditahan dan diatasi oleh Pemerintah Indonesia, sehingga kenaikan BBM masih bisa dihindari,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya