Stuntwoman Asal Indonesia Sukses di Hollywood
Siapa tak mau memiliki karier di panggung Hollywwood? Sebagian besar selebritas mungkin bermimpi untuk ke sana. Indonesia pun sudah menorehkan beberapa nama. Sebut saja mulai dari Joe Taslim di film Fast and Furious 6 dan Star Trek Beyond; Iko Uwais, Cecep Arif Rahman, dan Yayan Ruhian di Star Wars: The Force Awakens; atau Cinta Laura sebagai pemeran utama dalam film The Ninth Passenger. Pelan-pelan tapi pasti, orang-orang berbakat Tanah Air mulai bermunculan dan terbukti mampu bersaing dengan selebritas jajaran atas.
Namun ada satu yang sepertinya agak luput dari popularitas, tapi memiliki segudang prestasi di kancah Hollywood. Bahkan di deretan artis lokal pun, namanya masih kalah tenar. Ya, dialah Savira Windyani, si ratu stuntwoman asal Indonesia.
Putri Pribumi ini sebenarnya sudah menembus perfilman Hollywood saat berusia muda. Awal kariernya bermula di pertunjukkan Broadway—yang juga memiliki nilai prestise tak remeh di Amerika Serikat. Siapa sangka, berawal dari pertunjukkan tersebut, perjalanan karier Savira di Hollywood termasuk cemerlang. Namun, layaknya orang-orang sukses lainnya, jalan Savira hingga titik kesuksesan seperti sekarang pun tidak mudah.
Awal Mula
Bernama lengkap Savira Windyani Putri, dara cantik ini lahir pada 19 tahun yang lalu dari keluarga pekerja keras. Melalui didikan kedua orangtuanya, Vira, sapaannya, belajar bagaimana bertahan di situasi yang berat. Bangkit adalah menu pelajaran utama yang ia ingat dari orangtuanya.
Tumbuh besar di Malaysia selama 14 tahun, Vira kemudian pindah ke Los Angeles, AS, pada 2014. Meski demikian, ketertarikannya pada dunia akting sebenarnya sudah muncul saat ia pertama kali mengikuti audisi pada usia 9 tahun. Ia tampil dalam pertunjukkan The King and I bersama Broadway Asia. Meski sempat tak percaya diri, ibunda tercintanya terus mendorong Vira hingga akhirnya berhasil pada audisi pertama.
Tahun berganti, Vira lantas disekolahkan di American Academy of Dramatic Arts (AADA) di Los Angeles. Perlu diketahui, sekolahnya merupakan salah satu sekolah akting pertama di Amerika. Di sanalah ia mengasah potensi akting panggung hingga layar lebar, menari, bermusik, sampai menghapal dialog berbahasa Inggris dengan dialek Amerika. Seperti pernah ia utarakan di laman Instagram @savirawindyani, pelajaran paling menarik saat di AADA adalah stage combat.
Stage combat merupakan koreografi perkelahian dengan tangan kosong atau senjata seaman mungkin. Maka tak heran bila di tahun kedua pendidikannya, dia bergabung dalam tim stunt bernama Swordfight Inc.
Beralih ke Stuntwoman
Sebelum lulus, Vira ternyata sudah menandatangani kontrak dengan salah satu manajemen artis untuk menjadi stuntwoman. Meski hanya sebagai pemeran pengganti, Savira mengaku sudah merasa sangat senang dan bangga. Ia menyadari bahwa ada banyak cara dan pintu menuju Hollywood. Tidak harus langsung menjadi artis peran, tapi bisa juga dari balik layar. Entah itu menjadi kru atau bahkan pemain pengganti seperti yang ia jalani.
Ujian justru datang saat dirinya mampu menyelesaikan pendidikan dua tahun lebih cepat dari biasanya. Kala itu Savira kebingungan karena belum ada tawaran film yang didapat. Sementara di waktu bersamaan, Vira harus bisa menunjukkan bukti memiliki pekerjaan di Amerika demi mendapat visa kerja sementara. Hingga akhirnya penantian itu datang saat sebuah agensi tertarik pada bakatnya di pertunjukkan akhir tahun ajaran AADA. Dari sanalah namanya mulai “direkomendasikan” beberapa agensi.
Secara mengejutkan, nama Savira kemudian muncul di kredit film The Origins (2014), Tarantino Suicide Squad (2016), Deadpool Musical (2017), sampai Ink & Rain (2017) sebagai stuntwoman. Terbaru, Savira dipastikan mendapat peran utama di film produksi Blumhouse Production, produsen film Get Out (2017).
Selain itu, Savira juga bermain dalam drama musikal Beauty and the Beast, West Side Story, Seussical the Musical, Hairspray the Musical, dan Tarzan the Musical and Chicago.
Banyaknya agensi yang tertarik padanya tidak hanya karena Savira memiliki bakat akting. Postur tubuhnya yang kecil seperti anak usia 16 tahun menjadi alasan lainnya. Namun yang paling hebat tentu saja karena perjalanan karier Savira di Hollywood dilakukan tanpa mengandalkan koneksi.
Fokus, kerja keras, tekat baja, jadi sarapan batin yang rutin ia konsumsi. Jatuh adalah hal biasa baginya. Sedangkan bangkit adalah anugerah yang sangat ia syukuri dan nikmati.
Pada akhirnya, artis tidak menjadi tujuan utamanya. Menurutnya, artis yang sukses adalah artis yang tidak pernah berhenti berakting dan berusaha menunjukkan performa terbaiknya. Bukan karena hal lain, melainkan mutlak karena kemampuannya.
Setidaknya, apa yang sudah dilakukan Savira bisa memberikan generasi muda lainnya untuk tidak berhenti belajar di mana pun itu. Bahkan di panggung Hollywood sekalipun, kerja keras merupakan kendaraan satu-satunya untuk bisa mencapai puncak kesuksesan.
Kehadiran Savira Windyani di perfilman Hollywood, setidaknya bisa mengangkat nama Indonesia di panggung sana. Sekaligus menjadi duta kabar bahwa di Indonesia, banyak segudang artis bertalenta yang menanti kesempatan untuk membuktikan kapasitasnya.
W. Novianto
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.