PLN Akan Mencaplok Tambang Batubara
Jakarta – Demi mengamankan pasokan batubara, PT PLN (Persero), BUMN yang bergerak di sektor kelistrikan, berencana mengakuisisi perusahaan tambang batubara. Menurut Direktur Pengadaan PLN, Supangkat Iwan Santoso, rencana PLN mencaplok tambang batubara ini sudah mendapat dukungan penuh dari pemerintah. “PLN sudah diberi lampu hijau oleh pemerintah, silakan kalau mau akuisisi tambang,” kata Iwan saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di Jakarta, Jumat (4/8/2017).
Seperti diketahui. pada Januari 2016 silam, PT PLN (persero) mengajukan permohonan kuota batubara untuk pembangkit listrik mencapai 81 juta ton. Volume tersebut meningkat 14,73% dari realisasi penyerapan batubara 2015 sebanyak 70,6 juta ton. Kebutuhan 81 juta ton batubara itu, untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN dan pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP).
Perkiraan kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri oleh pemakai batubara, tahun 2017 ditetapkan sebesar 107.919.939 ton. Perhitungan itu, didasarkan atas rencana pengutamaan pemasokan kebutuhan batubara yang disampaikan oleh pemakai batubara.
Untuk diketahui, perkiraaan kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri oleh pemakai batubara tahun 2017 diantaranya;
- Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang sudah beroperasi milik PLN sebesar 66.889.000 atau 61,98 persen dengan 3.800-7.000 KKAL/KG
- PLTU yang sudah beroperasi IPP sebesar 16.483.000 (15,27%) dengan 3.800-5.900 KKAL/KG
- Program PLTU 35 GW sebesar 2.422.000 (2,24%) dengan 3.200-5.900
- PLTU sewa sebesar 601.000 (0,56%) dengan 4.000-4.500 KKAL/KG
- PLTU untuk operasional Badan Usaha Pertambangan Mineral/Batubara sebesar 1.879.862 (1,74%) dengan 4.100-6.727 KKAL/KG.
Nah, dengan kebutuhan yang besar itu, kekhawatiran PLN bahwa tak terpenuhinya kebutuhan batubara PLN untuk tahun 2017 ini, seperti diungkapkan Iwan, karena sebagian besar produksi batubara Indonesia diekspor, padahal kebutuhan untuk kelistrikan di dalam negeri makin meningkat. Harga batubara di pasar pun naik turun, di luar kendali PLN.
Sebagian Besar dari Pembangkit Batubara
Karena itu, jika PLN tak menguasai hulu sampai hilir, mulai dari tambang batubara sampai PLTU, bisa-bisa PLTU yang dioperasikan PLN kekurangan suplai batubara. Padahal, menurut Iwan, hampir 60% listrik yang diproduksi PLN berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang berbahan bakar batubara, itulah sebabnya jaminan pasokan amat penting.
“Kalau kami hanya mengandalkan batubara di pasar, harganya naik turun. 55% pasokan listrik sekarang dari pembangkit batubara. Harga di luar kendali PLN. Jadi PLN berupaya secara jangka panjang pasokan bisa kita amankan,” ujarnya.
Untuk itulah, PLN ingin menguasai sendiri tambang-tambang batubara untuk paling sedikit 20% dari kebutuhan. Dengan kebutuhan sebanyak 80 juta ton batubara per tahun, maka PLN perlu mencaplok sejumlah tambang hingga total produksinya 16 juta ton per tahun.
Rencananya, PLN nantinya membangun PLTU mulut tambang di tambang-tambang batu bara yang dikuasainya. Berdasarkan peraturan dari pemerintah, pemilik PLTU mulut tambang memang harus memiliki saham sekurang-kurangnya 10% di perusahaan yang memegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) setempat.
Penguasaan sumber-sumber batubara, juga membuat PLN bisa mendapatkan bahan bakar dengan harga lebih efisien. Bila biaya bahan bakar turun, biaya pokok penyediaan (BPP) listrik pun lebih rendah, tarif listrik PLN ke masyarakat bisa jadi lebih murah.
Saat ini, PLN sedang melihat-lihat dulu, tambang batubara mana saja yang cocok untuk PLTU mulut tambang dan perlu dikuasai. Kalau cocok, PLN segera akuisisi perusahaan yang memegang IUP tambang batu bara tersebut. “Diharapkan tahun ini sudah ada progres. Kami belum tentukan target secara pasti, tapi kami jajaki (akuisisi perusahaan tambang) banyak yang senang. Saya belum bisa sebutkan perusahaan mana saja karena belum deal,” tuturnya.
M Riz
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.