Mensos Risma Bantu Penerima Manfaat PENA Sulap Kemasan Produk Jadi Menarik dan Kekinian
Jakarta – Menteri Sosial Tri Rismaharini membantu menyulap produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) milik Penerima Manfaat (PM) program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) menjadi kemasan yang menarik dan kekinian. Hal ini dilakukan Mensos untuk memperkuat promosi produk UMKM mereka agar lebih menarik dan memperluas jangkauan pasar.
“Kita sudah mulai satu bulan lalu untuk membantu produk mereka bisa masuk ke pasar yang lebih luas dan lebih naik kelas,” kata Mensos di Jakarta, Selasa (29/8/2023).
Mensos mengatakan untuk dapat merambah pasar lebih luas dan meningkatkan nilai jual produk, diperlukan branding dan packaging yang menarik.
“Karena kalau mau masuk kelas menengah atas, tentunya branding dan packaging nya harus bagus. Itu akan membantu meningkatkan nilai dari produk itu,” ujarnya.
Sebagai langkah awal, terdapat 10 produk UMKM milik PM di Jakarta yang disulap kemasannya melalui kolaborasi dengan organisasi independen desain grafis Tata Rupa Nusantara.
“Alhamdulillah, kami dibantu tiga studio dan teman-teman yang membantu mendesain brand dan mengolah packaging,” ucap Risma.
Tak berhenti sampai di situ, Mensos juga mengupayakan agar PM dapat memasarkan produk secara digital.
“Untuk memudahkan itu, kami bekerja sama dengan Meta agar mereka bisa menyerap ilmu dan memasarkan produknya secara digital,” kata Risma.
Karena mereka telah memiliki branding, lanjutnya, mereka akan masuk ke era pemasaran baru. “Yang dulu, mungkin cara berjualannya dari bus ke bus (antarkota). Saat ini, mereka akan menjual produk dengan model baru,” kata perempuan yang sebelumnya sukses membina ibu-ibu melalui Pahlawan Ekonomi di Surabaya ini.
Sebut saja, penerima program PENA asal Depok, Nurmawati. Perempuan 46 tahun yang dikenal dengan ‘Nurma Jahit’ lantaran kreativitasnya dalam menjahit dan membuat karya dari sisa kain perca, menjual produk kriya dengan nama Tartik Collection.
Sebelumnya, produk kriyanya hanya dikemas dalam plastic zipper bening, dilengkapi print out nama brand dengan desain sederhana. Kini, dengan sentuhan tangan-tangan ajaib desainer, kemasan produknya dipercantik menggunakan pouch, dengan sleeve branding dan brand tag. Produk kriya Tartik Collection pun tampak lebih mentereng.
Nurma pun tidak menyangka kesiapannya untuk graduasi atau keluar dari kemiskinan dibarengi dengan fasilitasi branding dan packaging untuk produknya dari Kemensos.
“Masya Allah, rejeki luar biasa karena saya nggak nyangka dibantu didesainkan untuk produk kriya saya. Saya pikir, setelah graduasi sudah stop di situ, tapi ternyata Kemensos masih memberikan fasilitas menaikkan branding supaya produk kita bisa naik kelas,” ungkapnya.
Sejak kick off Graduasi PENA dilakukan pada 2 Agustus lalu, 10 dari 1.191 PM yang menyatakan diri siap keluar dari kemiskinan dengan usaha dan produk masing-masing, telah melakukan konsultasi secara berkala dengan desainer produk setiap minggu selama empat kali.
Pada pertemuan keempat yang berlangsung di Gedung Aneka Bhakti Kemensos, Selasa (29/8/2023), ditetapkan hasil akhir branding dan desain kemasan produk, yang selanjutnya akan dipakai untuk berjualan. Dari 10 produk UMKM tersebut, 9 diantaranya merupakan produk UMKM makanan dan 1 produk UMKM kriya.
Pada kesempatan itu, Mensos juga menyerahkan 1.000 kemasan kepada 10 produk UMKM PENA yang telah dibantu proses perancangan logo dan kemasan produknya untuk meningkatkan nilai jual produk dan penghasilannya.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.