Connect with us
DPR RI

Komisi IX Dorong Percepatan Fasilitas Kesehatan RSUD Komodo Jelang KTT ASEAN

Komisi IX Dorong Percepatan Fasilitas Kesehatan RSUD Komodo Jelang KTT ASEAN
Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene saat memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi IX DPR RI di Aula Bupati Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Foto: DPR RI

Jakarta – Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene mendorong percepatan pengadaan fasilitas kesehatan untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Komodo yang sedang ditingkatkan menjadi rumah sakit bertaraf internasional di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Hal tersebut diungkapkannya saat memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi IX DPR RI dengan Bupati Manggarai Barat dan jajarannya serta didampingi perwakilan mitra kerja Komisi IX DPR RI di Aula Bupati Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

“Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang merampungkan pembangunan sejumlah infrastruktur di RSUD Komodo yang dipersiapkan menjadi rumah sakit internasional untuk mendukung Labuan Bajo sebagai destinasi wisata superprioritas sekaligus menjelang perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN bulan Mei ini,” tandas Felly, Jumat (17/02/2023).

Politisi Fraksi Partai Nasdem ini menambahkan, kehadiran rumah sakit bertaraf internasional sangat dibutuhkan di Labuan Bajo yang merupakan daerah tujuan wisata super premium. Namun demikian, pihaknya berharap Pemerintah Daerah (Pemda) juga harus menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan terampil di bidang kesehatan. Peralatan kesehatan yang lengkap dan modern jika tidak didukung SDM yang mumpuni maka akan sayang sekali dan ini menjadi perhatian. “Kita juga berharap keberadaan RSUD Komodo bertaraf Internasional Labuan Bajo bisa menerima pasien BPJS Kesehatan, bukan hanya untuk kalangan turis pariwisata (golongan tertentu) saja yang menggunakan,” imbuh Legislator Dapil Manado, Sulawesi Utara ini.

Felly menilai daerah wisata super premium seperti Labuan Bajo yang banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai negara harus didukung dengan fasilitas kesehatan yang memadai. Karena itu, Komisi IX dorong agar Labuan Bajo segera memiliki rumah sakit bertaraf internasional. Kementerian Kesehatan pun didorong untuk melakukan percepatan pembangunan berbagai infrastruktur RSUD Komodo serta menyiapkan fasilitas peralatan medis yang lebih memadai sehingga rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat itu bisa segera ditingkatkan menjadi rumah sakit bertaraf internasional.

“Apabila fasilitas kesehatan sangat memadai maka wisatawan menjadi lebih tenang selama berwisata karena apabila terjadi sesuatu dengan wisatawan lebih mudah ditangani dengan cepat. Pembangunan RSUD Komodo Wings Internasional di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, menelan anggaran Rp6,4 miliar. Pembangunan RSUD Komodo berkat dukungan Komisi lX DPR RI sehingga kami mengapresiasi kerja Menkes dan jajaran untuk menyelesaikan pembangunan RSUD Komodo menjadi RS internasional sehingga konsep wisata medis bisa berjalan baik di Labuan Bajo,” pungkas Felly.

Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan yang telah membangun RSUD Komodo serta dukungan dari Komisi IX DPR RI  selama ini dalam peningkatan fasilitas kesehatan di Manggarai Barat. Kehadiran RS tersebut tidak hanya meningkatkan layanan kesehatan di Labuan Bajo, namun juga mendukung sektor pariwisata di Labuan Bajo sehingga meningkatkan tingkat kepercayaan para wisatawan baik domestik dan mancanegara yang akan berlibur di Kabupaten Manggarai Barat.

“Terkait dengan kelangkaan dokter spesialis, kami siap untuk mendorong putra-putri daerah untuk mengikuti program beasiswa yang dibuka Kementerian Kesehatan untuk dokter spesialis- subspesialis dan fellowship,” tutupnya.

Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi IX DPR RI dipimpin oleh Ketua Komisi IX DPR Felly Estelita Runtuwene didampingi Wakil Ketua Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati, diikuti oleh Anggota Komisi IX DPR Dewi Aryani, Rahmat Handoyo, Darul Siska, Saniatul Lativa, Sri Meliyana, Ratu Ngadu Bonu Wulla, Hasnah Syams, Nur Yasin, Hasan Saleh dan Netty Prasetiyani.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat

Oleh

Fakta News
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh saat memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.

“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).

Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.

Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.

Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.

Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.

Baca Selengkapnya

BERITA

Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil

Oleh

Fakta News
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily. Foto: DPR RI

Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.

“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).

Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.

Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.

“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.

Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.

“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.

Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.

Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar  siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.

“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.

Baca Selengkapnya

BERITA

Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi

Oleh

Fakta News
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024). Foto: DPR RI

Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.

“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).

Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.

“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.

Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.

“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.

Baca Selengkapnya