Tujuh Catatan Wapres Ma’ruf Pascakunjungan Lima Hari ke Papua
Jakarta – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin yang juga merupakan Ketua Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus atau Badan Pengarah Papua (BPP) melakukan kunjungan kerja selama lima hari ke Papua. Dalam kunjungan tersebut Wapres mendatangi Jayapura dan Biak Numfor di Provinsi Papua, Merauke di Provinsi Papua Selatan, Kota Timika di Provinsi Papua Tengah, serta Kaimana di Provinsi Papua Barat.
Wapres menyampaikan, kunjungan kerja (kunker) ke lima daerah di tanah Papua ini merupakan kunjungan terlamanya di dalam negeri.
“Saya sebut kunker Papua ini, ini kalau bahasa agama Islamnya ini saya sedang melakukan ‘tawaf’ di Papua, berputar mengelilingi Papua. Jadi biasanya tawaf itu di Ka’bah, muter-muter Ka’bah tapi saya lagi tawaf di Papua,” ujar Wapres dalam video yang diakses pada kanal YouTube Wakil Presiden, Senin (05/12/2022).
Wapres mengaku sangat senang dapat bertemu serta menjaring aspirasi dari pemerintah daerah (pemda), tokoh adat, tokoh masyarakat, hingga masyarakat Papua dalam rangka percepatan pembangunan kesejahteraan Papua.
“Saya mencatat berbagai kesan, aspirasi, dan saran masukan yang berharga,” imbuhnya.
Secara khusus, Wapres pun mengungkapkan tujuh hal yang ia peroleh dari kunjungan ke Papua kali ini.
Pertama, Wapres mengakui rangkaian kunjungan kerjanya kali ini paling berkesan dan memiliki optimistis yang sangat tinggi dalam memajukan masyarakat Papua.
“Saya sangat terkesan dengan semangat yang optimis, dari berbagai segmen sosial di dalam wujudkan Papua yang sejahtera, adil, dan damai,” kedua.
Kedua, Wapres mengungkapkan bahwa ia merasakan energi positif di tanah Papua, melalui landasan ikatan agama, adat, dan kepemimpinan pemerintah setempat dalam menjaga kerukunan antarumat beragama.
“Saya selaku Ketua BPP akan memperkuat kolaborasi dengan gereja melalui persekutuan gereja-gereja di tanah Papua maupun melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB),” ujarnya.
Ketiga, Wapres mengapresiasi masyarakat Papua yang tekun dan gigih dalam memajukan potensi masing-masing daerah.
“Saya mengapresiasi keinginan kuat untuk mengembangkan komoditas unggulan lokal, seperti sentra kopi di wilayah pegunungan, sentra lumbung pangan di Merauke, kemudian sentra rempah di Fakfak dan di Kaimana, lumbung ikan di Biak,” ujarnya.
Wapres menambahkan, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan mendukung ekspor ikan langsung dari Biak ke Jepang maupun ke Amerika Serikat.
“Saya sudah minta Menteri Kelautan supaya bisa ekspor langsung dari Biak ke Jepang maupun ke Amerika. Ini saya kira, dan juga kebijakan Sail Teluk Cendrawasih-Semenanjung Bomberai Raya, mudah-mudahan ini juga bisa dilaksanakan,” ujarnya.
Keempat, Wapres menyadari pentingnya konektivitas dan infrastruktur sebagai modal utama dalam membangun tanah Papua, sehingga memerlukan perencanaan matang dalam rencana penyelenggaraannya.
“Kehadiran provinsi-provinsi baru menuntut perlunya suatu master plan yang baru juga terkait tentang sistem transportasi terpadu tanah Papua termasuk skenario baru Trans Papua,” kata Wapres.
Wapres pun optimistis, keberadaan daerah otonom baru (DOB) akan memicu percepatan pembangunan di Papua sekaligus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Pemekaran Papua yang sudah ada empat DOB itu merupakan game changer di dalam percepatan pembangunan Papua. Saya berharap provinsi-provinsi baru, kompetitif untuk mempercepat pelayanan dan pembangunan, dengan tetap mengutamakan masyarakat asli Papua,” ujarnya.
Keenam, Wapres meminta jajaran pemerintah terkait untuk segera menyusun rencana aksi terkait pelaksanaan DOB.
“Saya instruksikan kepada para menteri/kepala badan untuk segera membahas solusi-solusi yang detail dan konkret untuk dimasukkan ke Rencana Aksi Tahun 2023-2024 termasuk agenda Sail Teluk Cendrawasih 2023,” ujarnya.
Ketujuh, Wapres juga mengungkapkan rencana untuk kembali berkunjung ke Papua untuk terus mengawal implementasi DOB dan percepatan pembangunan kesejahteraan Papua.
“Insyaallah di tahun 2023, saya akan kembali mengunjungi berbagai daerah di tanah Papua untuk memenuhi undangan berbagai kelompok strategis Papua, sekaligus untuk memantapkan quick win pada tahun 2023 dan 2024,” pungkasnya.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.