Connect with us

TNI dan Polri Siap Cegah Potensi Ancaman di KTT G20

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan bersama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengecek Pasukan Pengamanan VVIP KTT G20, di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala, Renon, Denpasar, Bali, Senin (7/11/2022)

Jakarta – Panglima Jenderal TNI Andika Perkasa memimpin Apel Gelar Pasukan Pengamanan VVIP KTT G20, di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala, Renon, Denpasar, Bali, Senin (7/11/2022). Apel yang diikuti sebanyak 3.700 pasukan TNI/polri dan gelar alat utama sistem senjata (alutsista) tersebut bertujuan cek lapangan kesiapan seluruh satuan tugas yang tergabung dalam Komando Gabungan Terpadu Pengamanan (KOGABPADPAM).

Pada gelar pasukan tersebut TNI/polri siap memaksimalkan kekuatan bersama untuk kelancaran seluruh rangkaian pengamanan, tanpa potensi ancaman selama KTT G20 di Bali digelar.

Andika meminta semua pasukan harus mengenal medan di titik masing-masing, khususnya ketika ada dinamika saat konferensi. Hal ini mengingat kawasan yang dipergunaan konferensi minim daratan dan dekat dengan perairan.

“Semua harus siap dan tidak bergerak di titik masing-masiang sampai seluruh kegiatan G20 ini selesai,” kata Panglima TNI saat memberikan arahan di depan seluruh pasukan peserta apel.

Ia pun memerintahkan semua Satgas, baik pasukan pengamanan di laut, udara dan darat untuk siap di posisi masing-masing, pukul 07.30 Wita, mulai Selasa (8/11/2022).

Dengan tegas Panglima meminta Satgas segera siaga setelah menyurvei, mengenali tempat tugas masing-masing secara detail, dan melakukan simulasi. Dua hari mendatang, ia menyatakan akan kembali memeriksa kesiapsiagaan seluruh gabungan pasukan TNI/polri. Bahkan, Presiden juga dijadwakan datang untuk melakukan cek seluruh kesiapan pengamanan G20.

Ia menegaskan jika ditemukan masalah seperti kekurangan peralatan atau perlengkapan harus langsung segera diatasi. Hal ini menjadi atensi guna meminimalisir kesalahan sekecil apa pun selama bertugas.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Kepolisian RI (Kapolri), Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo turut mengingatkan kembali pesan Presiden agar semua pasukan serius dalam bertugas agar semua berjalan dengan baik dari sisi penyelenggaraan dan pengamanan.

“Presiden meminta tidak boleh ada letupan sekecil apa pun. Kuncinya adalah soliditas dan sinergisitas TNI/polri dikedepankan,” kata Kapolri.

Turut hadir Bersama Panglima TNI dan Kapolri, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut pun menegaskan jika TNI/polri harus siap menutup segala celah potensi ancaman sekecil apapun selama berlangsungnya konferensi G20 ini, di Bali.

“Presiden berpesan agar tidak ada kesalahan sekecil apa pun. Presiden juga berpesan seluruh kekuatan TNI/Polri harus bersatu padu mengamankan kegiatan ini. Bagaimana mengamankan tidak ada letusan. Kegiatan ini memang bukan pekerjaan mudah, tetapi juga bukan pekerjaan yang tidak bisa kita lakukan,” tegas Luhut, di depan ribuan peserta apel gelar pasukan.

Ia mengakui jika TNI/Polri memiliki banyak pengalaman dalam pengamanan dan menghadapi segala potensi ancaman sekecil apa pun karena sinergi sebagai tim yang baik. Karenanya, Luhut meminta seluruh pasukan untuk bangga dengan bangsa Indonesia yang memimpin konferensi bertaraf internasional, KTT G20.

Rasa kebanggaan terhadap kemampuan Indonesia, harus terus ditanamkan sebagai prajurit TNI/polri. Ia menyinggung perhelatan G20 2022 menjadi penting bagi posisi Indonesia di mata dunia. Apalagi, lanjutnya, Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang mampu bertahan di tengah ancaman krisis global akibat perang Rusia melawan Ukraina.

Hal ini, lanjutnya, membuktikan perekonomian nasional masih baik. Terbukti, adanya penurunan angka inflasi dan naiknya pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga sebesar 5,72 persen. Bahkan, Indonesia termasuk negara primadona dunia untuk investasi.

Pada kesempatan tersebut, Luhut menginformasikan tercatat 16 kepala negara memastikan hadir pada KTT G-20 di Bali. Sementara beberapa negara lain, masih menunggu konfirmasi kehadiran. Menyoal pengamanan VVIP, Luhut menegaskan tidak ada perbedaan antara negara satu dengan lainnya.

Luhut pun meminta seluruh rakyat Indonesia untuk sama-sama mendukung kesuksesan hajatan besar bangsa ini. Optimisme dan kebanggaan harus selalu disebarkan. “Kita harus bangga karena Indonesia ini negara besar, bukan negara ecek-ecek,” tegasnya.

Usai gelar pasukan, Panglima TNI bersama Menteri Luhut dan Kapolri berkeliling memeriksa kesiapan pasukan, di lapangan Renon. Lalu rombongan mengajak media untuk melihat kesiapan Satgas udara ke lapangan udara TNI Angkaran Udara, I Gusti Ngurah Rai Bali.

Ada sekitar 18.000 pasukan gabungan yang akan terlibat dalam pengamanan KTT G20 Bali. Kemudian, sebanyak 13 kapal KRI bersiaga di perairan sekitar Hotel Apurva Kempinski dan kawasan Nusa Dua. Selain itu, sebanyak 15 helikopter, dua pesawat tempur F16, dua pesawat Sukhoi (Sukhoi 27 dan 30) juga telah bersiap.

Sementara Satgas darat mengerahkan kendaraan lapis baja jenis panser Anoa. Kendaraan ini disiagakan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada para delegasi.

Pada gelar apel, TNI dan Polri mengerahkan 3.700 personel. Mereka tergabung dalam satgas Badan Intelijen Strategis (Bais), satgas pengamanan wilayah (pamwil), satgas VVIP, satgas pasukan khusus, satgas laut, satgas udara, satgas bandara/pelabuhan/instalasi, satgas medis, satgas komunikasi elektronik, satgas penerangan, satgas evakuasi, satgas VVIP, satgas VIP, satgas korps musik, satgas satuan setingkat kompi.

Adapun alutsista yang digelar di lapangan melibatkan tiga angkatan TNI serta tim gabungan lainnya. Yaitu, di antaranya sepeda motor listrik dan mobil listrik, kendaraan Jammer, mobil Chamber, kendaraan operasional Basarnas, smart hunter satgas udara, J-Force Passus, Jihandak Paspampres, Baracuda Polri, kendaraan satwa paspampres, kendaraan taktis Anoa Paspampres, mobil siaga BPBD Bali.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

DPR RI Minta Jepang Ajarkan ‘Smart Farming’ kepada Petani Muda Indonesia

Oleh

Fakta News
DPR RI Minta Jepang Ajarkan ‘Smart Farming’ kepada Petani Muda Indonesia
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, saat menerima delegasi dari partai berkuasa di Jepang, Liberal Democratic Party (LDP), di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara III, DPR RI, Jakarta, Jumat (3/5/2024). Foto: DPR RI

Jakarta – DPR RI, melalui Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel, meminta Jepang untuk menerima petani muda Indonesia untuk belajar bertani dengan metode smart farming di negara tersebut. Hal itu ia sampaikan saat menerima delegasi dari partai berkuasa di Jepang, Liberal Democratic Party (LDP), di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara III, DPR RI, Jakarta, Jumat (3/5/2024).

“Bukan untuk bekerja dan juga bukan untuk sekolah, tapi belajar praktik bertani yang baik dan berkualitas serta smart farming kepada petani muda Indonesia. Cukup satu tahun saja,” kata Gobel.

Gobel mengatakan, dunia sedangkan dihadapkan pada krisis pangan akibat perubahan iklim dan konflik geopolitik dunia. Perubahan iklim berdampak pada hadirnya cuaca panas yang tinggi atau curah hujan yang berlebihan dan tidak pasti. Sedangkan, konflik geopolitik berdampak pada kenaikan harga pupuk yang tinggi.

“Semua itu berakibat Indonesia melakukan impor beras dengan jumlah yang sangat besar. Padahal Indonesia adalah negara agraris, memiliki lahan yang luas, tanah yang subur, dan jumlah petani yang besar. Namun faktanya Indonesia harus impor beras dari berbagai negara seperti Myanmar, Vietnam, Thailand, India, dan Cina,” jelas Politisi Fraksi Partai NasDem itu.

Di sisi lain, kata Gobel, Jepang adalah negara yang memiliki keunggulan teknologi sehingga bisa menghasilkan produktivitas pertanian yang besar dan kemampuan menghadapi perubahan iklim. Selain itu, katanya, produk pertanian Jepang dikenal dengan cita rasa yang lezat dan memiliki harga yang bagus. Ia juga meminta Jepang mengajarkan pembuatan pupuk organik dan smart farming. Teknologi penggilingan beras Jepang, katanya, juga menghasilkan beras yang berkualitas.

Walaupun sudah melakukan impor beras dengan jumlah sangat besar, kata Gobel, secara ironis harga beras di Indonesia tetap tinggi.

“Harga beras premium di Indonesia mendekati harga beras di Jepang. Padahal kualitasnya sangat berbeda. Tentu ini memprihatinkan,” kata pria yang pernah ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Utusan Khusus untuk Jepang tersebut.

Selain itu, katanya, karena jumlah petani di Indonesia sangat besar maka membangun pertanian akan secara otomatis akan meningkatkan kesejahteraan penduduk Indonesia.

“Jumlah penduduk Indonesia juga sangat besar. Jadi memecahkan masalah kebutuhan pokok ini akan sangat fundamental bagi kemajuan dan stabilitas Indonesia. Untuk itu, saya berharap Jepang dan Indonesia bisa meningkatkan kerja sama yang lebih erat di bidang pertanian ini,” jelasnya.

Selain itu, Gobel juga menyampaikan tentang pentingnya Jepang membagi teknologinya dalam pengolahan air bersih. Hingga saat ini, katanya, masalah penyediaan air bersih yang sehat masih merupakan tantangan besar bagi Indonesia.

“Air bersih higienis sangat penting dalam mengatasi stunting dan penyakit kulit. Dua hal ini masih merupakan problem mendasar bagi masyarakat lapis bawah Indonesia dan bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Jepang memiliki kemampuan dan teknologi pengolahan air bersih yang sehat,” katanya.

Jika masalah pertanian dan penyediaan air bersih bisa diatasi Indonesia, kata Gobel, maka ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih baik lagi. “Ini tentu saja juga akan baik bagi ekonomi kawasan di Asia Tenggara dan akan memiliki dampak yang baik pula bagi ekonomi Jepang. Jadi ini kerja sama yang sifatnya saling menguntungkan,” katanya.

Adapun Delegasi Jepang itu dipimpin oleh Ketua Badan Riset Kebijakan LDP, Tokai Kisaburo. Sedangkan anggota delegasinya antara lain Ketua Harian Badan Riset Kebijakan LDP Shibayama Masahito dan Kepala Sekretariat Badan Riset Kebijakan LDP Nakai Toyoron. Hadir pula Wakil Dirjen untuk urusan Asia Tenggara dan Asia Barat Daya Kementerian Luar Negeri Jepang Hayashi Makoto serta Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasushi Masahi.

Baca Selengkapnya

BERITA

Tindakan Penyimpangan Turis Nakal di Bali Harus Ditangani secara Bijaksana

Oleh

Fakta News
Tindakan Penyimpangan Turis Nakal di Bali Harus Ditangani secara Bijaksana
Anggota Komisi III DPR RI I Wayan Sudirta dalam foto bersama usai mengikuti pertemuan Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI di Denpasar, Bali. Foto: DPR RI

Denpasar – Tim Komisi III DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Reses ke Denpasar, Bali. Salah satu yang disoroti Komisi III dalam Kunker Reses ini adalah banyaknya turis yang melakukan tindakan penyimpangan, seperti pelanggaran adat maupun tindakan semena-mena lainnya. Tak ayal,  tindakan tersebut kerap menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi III DPR RI I Wayan Sudirta berharap kepada Kapolda Bali Ida Bagus Kade Putra Narendra agar penanganan yang bijak terhadap pelanggaran, sambil tetap memperhatikan dan menghormati adat serta budaya Bali.

Oleh karena, menurut I Wayan, bahwa Bali memiliki cara tersendiri untuk menangani turis yang berulah. Sehingga, tidak bisa serta merta langsung dilakukan deportasi.

“Karena bagaimana pun orang Bali hidup dari sektor pariwisata. Sehingga sudah tidak asing dengan keberadaan turis. Namun, jangan juga sampai terlalu lemah karena turis yang berulah akan mengotori pariwisata-pariwisata yang ada, sehingga malah Bali bisa jatuh perekonomiannya. Jadi harus dicari solusi yang bijak,” ungkap I Wayan dalam pertemuan di Denpasar, Bali, Jumat (3/5/2024).

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu pun menyampaikan apresiasinya terhadap Kapolda Bali beserta segenap jajarannya karena telah berhasil menangani banyak kasus dengan pendekatan restorative justice. Selain itu, Polda Bali juga dinilai telah bekerja sama baik dengan lembaga imigrasi yang berada di bawah lingkup Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham Provinsi Bali dalam penanganan kasus penyimpangan turis.

“Saya juga tentunya mengapresiasi Kapolda Bali dan segenap jajaran atas kinerjanya. Bagaimana mereka mengawasi, serta menindak pelaporan-pelaporan yang ada rerlebih mengedepankan restorative justice sebagai jalan keluar penanganan kasus,” pungkasnya.

Menanggapi masukan tersebut, Kapolda Bali Ida Bagus Kade Putra Narendra juga sepakat dengan gagasan I Wayan Sudirta bahwa penanganan terhadap turis yang berulah harus dilakukan dengan hati-hati. Khususnya, mempertimbangkan dampaknya terhadap sektor pariwisata dan kelestarian budaya Bali.

“Kami akan bekerja sama, jika diperlukan lintas sektoral untuk menemukan solusi yang menghormati adat, budaya, dan kepentingan ekonomi masyarakat Bali,” ujar Ida Bagus.

Kunjungan kerja reses ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju penanganan yang lebih baik terhadap turis nakal di Bali. Dengan pendekatan yang bijaksana dan kolaborasi lintas sektoral antara Kapolda Bali, institusi terkait, serta pemerintah daerah, diharapkan akan tercipta lingkungan pariwisata yang lebih aman, nyaman, dan berkelanjutan bagi wisatawan dan masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya

BERITA

Peredaran Narkoba Beralih ke Ranah Daring, Johan Budi Minta Perkuat BNNP

Oleh

Fakta News
Peredaran Narkoba Beralih ke Ranah Daring, Johan Budi Minta Perkuat BNNP
Anggota Komisi III DPR Johan Budi saat bertukar cenderamata usai Rapat Kerja Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) di Denpasar, Bali, Kamis (02/05/2024). Foto: DPR RI

Denpasar Komisi III DPR RI mengungkapkan kekhawatirannya terhadap meningkatnya modus operandi peredaran narkoba yang beralih ke ranah daring (online) melalui platform media sosial dengan menggunakan modus kamuflase. Pernyataan ini disampaikan Anggota Komisi III DPR Johan Budi dalam Rapat Kerja Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) di Denpasar, Bali, Kamis (02/05/2024).

“Menarik sekali yang disampaikan BNN Provinsi Bali. Mereka menjelaskan adanya jual beli narkoba melalui online. Nah ini cukup mengagetkan buat saya, kok bisa narkoba ini diperjual belikan melalui online, hal ini terungkap ketika BNNP Bali menangkap tersangka di lapangan,” ungkapnya.

Dalam konteks ini, Johan Budi menekankan perlunya penguatan pada Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menghadapi perubahan modus operandi tersebut. Menurutnya, modus operandi peredaran narkoba akan selalu berubah-ubah. Untuk itu, perlu penguatan-penguatan kepada BNN agar lebih maksimal dalam memberantas peredaran narkoba ini. Selain itu, lanjutnya, kekurangan sumber daya manusia menjadi salah satu faktor, terutama di daerah, ada sebagian yang juga pegawainya atau penyidiknya cuma sedikit.

“Ini problem laten yang perlu segera diperbaiki. Saya sendiri ketika rapat dengan BNN di Komisi III mengusulkan, agar BNN ini diberi penguatan, termasuk penyediaan sumber daya manusia, infrastruktur yang ada di daerah, termasuk soal rehabilitasi,” pungkas Legislator Dapil Jatim VII ini.

Johan menambahkan, pusat rehabilitasi narkoba ini juga menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan restorative justice bagi para pengguna narkoba. Pengguna narkoba, tambahnya, di beberapa negara itu dikategorikan sebagai korban, bukan pelaku, bukan tersangka, sehingga pusat rehabilitasi menjadi penting. Jadi yang sebetulnya tersangka itu seharusnya pengedar dan bandar.

“Menurut saya untuk pengguna narkoba dapat diselesaikan melalui restorative justice, dengan mendapatkan kesempatan untuk dilakukan rehabilitasi medis ataupun sosial, tanpa harus menunggu putusan dari pengadilan,” tutup Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

Johan berharap pertemuan Kunker Reses ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga terkait. Selain itu juga untuk mengimplementasikan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi peredaran narkoba yang semakin canggih dan menyebar melalui platform digital. Langkah-langkah preventif dan represif yang terintegrasi diharapkan dapat mengurangi dampak negatif peredaran narkoba di masyarakat.

Baca Selengkapnya