PON XX Papua Tahun 2021 Resmi Ditutup, Wapres Apresiasi Sukses Penyelenggaraan di Bumi Cendrawasih
Jayapura – Mengawali rangkaian kerja di Jayapura, Wapres Ma’ruf Amin bergegas menuju Stadion Lukas Enembe Kabupaten Jayapura Provinsi Papua untuk menutup Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Tahun 2021, Jumat (15/10/21).
“Selamat dan apresiasi setinggi-tingginya kepada pemerintah daerah dan masyarakat Papua atas penyelenggaraan PON XX yang sukses,” ucap Wapres.
Acara dibuka pukul 19.00 dengan penampilan tarian dari Tanah Papua, dilanjutkan dengan kemunculan para atlet, judging official, dan relawan dari 37 cabang olahraga, serta arak-arakan defile dari 34 provinsi yang berlaga di PON XX Tahun 2021.
Menurut Wapres, penyelenggaraan PON XX Tahun 2021 di Tanah Papua yang berjalan dengan sukses menjadi catatan sejarah ajang olahraga nasional.
“Sejarah mencatat bahwa PON yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di Bumi Cendrawasih, Tanah Papua berlangsung dengan sukses,” tambahnya.
Lebih jauh, Wapres mengakui tidak mudah dalam menyelenggarakan PON XX Tahun 2021 di masa pandemi Covid-19, terlebih lokasi pelaksanaan yang tersebar di Jayapura, Mimika, dan Merauke, serta pembangunan infrastruktur yang sangat masif dilakukan dalam rangka menyambut ajang olahraga bergengsi ini.
“Bagi saya, ini merupakan PON tersulit yang bisa diselenggarakan. Dan warga Papua berhasil menyelenggarakan dengan sempurna,” kata Wapres.
Lebih jauh, kesuksesan pengelenggaraan PON XX Tahun 2021 diakui Wapres menjadi pembuktian diri bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kokoh dan mampu bersinergi dalam menyukseskan gelaran PON XX Tahun 2021.
“Kita membuktikan bahwa solidaritas, sportivitas, persatuan, dan kesatuan merupakan kunci kesuksesan bersama. Ini harus selalu kita jaga dan rawat bersama,” tutur Wapres.
Mengakhiri sambutannya, Wapres menutup rangkaian PON XX Tahun 2021 dan memberikan ucapan selamat kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi menyukseskan pagelaran ini.
“Terima kasih dan penghargaan tinggi secara khusus saya sampaikan kepada Gubernur Papua, Bapak Lukas Enembe, selaku Ketua Panitia Nasional PON XX Tahun 2021 atas keberhasilannya menyelenggarakan PON XX Tahun 2021 dengan baik, aman, dan penuh prestasi,” ujarnya.
“Dengan mengucap alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka Pekan Olahraga Nasional Nasional (PON) XX Tahun 2021 secara resmi saya nyatakan ditutup,” pungkas Wapres.
Adapun juara umum PON XX 2021 diraih oleh Jawa Barat dengan perolehan medali 133 emas, 105 perak, dan 115 perunggu (total 353 medali).
Peringkat kedua diperoleh DKI Jakarta dengan 110 medali emas, 91 perak, dan 100 perunggu (total 301 medali).
Kemudian, Jawa Timur berada pada peringkat ketiga dengan 110 emas, 89 perak, dan 88 perunggu (total 287 medali).
Sedangkan tuan rumah Papua berhasil meraih peringkat keempat dengan raihan medali 93 emas, 66 perak, dan 102 perunggu (total 261 medali).
Penutupan PON XX Tahun 2021 ditandai dengan pengembalian bendera PON dari Gubernur Papua Lukas Enembe kepada Ketua KONI Pusat, yang diserahkan kepada Provinsi Aceh sebagai tuan rumah penyelenggaraan PON XXI Tahun 2024.
Acara dilanjutkan dengan hiburan seni tari pertunjukkan dari tuan rumah PON XXI Aceh dan Sumatra Utara. Selain itu, acara turut dimeriahkan pula oleh pertunjukkan musik dari penyanyi lokal dan nasional.
Turut hadir bersama Wapres, Menko Polhukam Mahfud MD, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, serta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.