KIT Batang Berpotensi Jadi Sentra Industri Baru di Jawa
Jakarta – Ketua IKAUNDIP DPD DKI Jakarta DR. Noor Rachmad S.H., M.H menilai pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang punya potensi yang sangat besar dan sejumlah keunggulan untuk bisa menjelma menjadi sentra industri baru di tengah Pulau Jawa.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua IKAUNDIP DPD DKI Jakarta DR. Noor Rachmad S.H., M.H dalam Webinar Beranda e-talk series ke 2 bertema “Prospek Ekonomi Pembangunan Kawasan Industri Batang,” Kamis (1/10/2020).
“Saat ini KIT Batang memiliki sejumlah keunggulan. Diantaranya lokasinya yang strategis, terintegrasi akses Tol Trans Jawa dan doble track kereta api. Terintegrasi akses pelabuhan, tersedia cukup tenaga kerja terampil dan kompetitif, infrastruktur publik yang terintegrasi (misalnya: air, listrik, gas, telekomunikasi). Serta berkonsep, “Smart & Sustainable Industrial Estate”, dan dukungan penuh dari pemerintah pusat serta daerah,” ujar Noor Rachmad.
Selain itu jika dibandingkan dengan sejumlah daerah lainnya, Batang dinilai memiliki kesiapan yang cukup lebih baik. Dari rencana luas lahan pembangunan mencapai 4326,8 Ha, lahan yang sudah clean and clear bisa siap pakai mencapai seluas 450 Ha.
Hal ini, masih menurut Noor Rachmad, berbeda dengan pembangunan kawasan industri di sejumlah daerah lain.
“Proses pembebasan lahan seharusnya baru dapat dilaksanakan setelah tahap penyusunan dokumen perencanan dan perizinan diselesaikan. Sedangkan pada kasus Batang, seluruh atau sebagian lahan ternyata telah terlebih dahulu dimiliki dari awal. Sehingga waktu pembangunan untuk tahap I (Pertama) bisa menjadi lebih singkat,” tutur Noor Rachmad, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidum) Kejaksaan Republik Indonesia.
Dalam penilain keunggulan KIT Batang, Noor Rachmad juga melihat dari sisi timing pembangunannya. Menurutnya, momentum pembangunan KIT Batang bisa dikatakan cukup tepat.
Setelah selama beberapa tahun ke belakang Provinsi Jawa Tengah telah menjadi pilihan investor dan menjadi primadona investasi. Pembangunan kawasan industri terpadu di tahun 2020 diklaim akan bisa menjadi alternative pilihan yang utama bagi para calon investor.
Pada tahun 2020 juga terjadi sejumlah peristiwa yang kemudian bisa berpotensi terjadinya economic distancing dari China. Terutama karena adanya trade war antara Amerika Serikat dengan negara China.
Di masa pandemi, ternyata membuka sebuah luka yang dalam bagi negara di seluruh dunia, pada potensi bahaya dari adanya ketergantungan supply produk hanya pada satu negara (China). Untuk itu Indonesia harus bisa menangkap peluang adanya relokasi industri keluar dari China.
“Meski demikian KIT Batang untuk bisa sukses dan menjadi sentra industri di tengah pulau jawa, diperlukan dukungan dan sinergitas antara pusat dan daerah serta antar lintas sektoral. Sinergi kebijakan dari deregulasi perundangan yang dilakukan dengan perancangan Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibuslaw) dengan kebijakan pada sector riil dengan pembangunan KIT Batang,” paparnya.
Dengan semakin kuatnya sinergitas antara Bupati, Gubernur dan Pusat, Noor Rachmad optimis KIT Batang akan bisa berkontribusi tidak semata untuk tingkat nasional, tetapi juga ditingkat global.
Untuk dapat mendorong percepatan pembangunan KIT Batang dan penguatan sinergitas antar struktur dan instansi pemerintahan. IKAUNDIP DPD DKI Jakarta, dan Ikatan Alumni Planologi UNDIP sebagai penyelenggara Webinar Prospek Ekonomi Pembangunan KIT Batang, akan merumuskan hasil webinar untuk dijadikan usulan rumusan kebijakan kepada pemerintah.
Webinar yang diselenggarakan IKAUNDIP DPD DKI Jakarta dan Ikatan Alumni Planologi UNDIP, bekerjasama dengan BKPM juga dihadiri Ikmal Lukman, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM.
Sejumlah narasumber lainnya juga hadir, seperti DR. Wihaji S.Ag. M.Pd., Bupati Batang; Mohammad Saleh, S.T., Ketua Komisi A DPRD Provinsi Jawa Tengah; Ignatius Warsito, Direktur Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia; dan Yul Ari Pramuharjo Direktur Strategis Korporasi & HCM PT. PP (Persero) Tbk.
Sedangkan para penanggapnya, terdiri dari DR. Iwan Rudiarto, M.Sc. Ketua Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) / Dosen Planologi UNDIP; Firman Bakri Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO); Iryanto Hutagaol, S.E. Komisaris PT Industri Gula Nusantara (PT. IGN).
Serta dimoderatori Koeshartanto Koeswiranto, Wakil Ketua IKAUNDIP DPD DKI Jakarta yang juga menjabat sebagai Direktur SDM PT. Pertamina (Persero).
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.