Connect with us
Parlemen

Sidang Tahunan 2020 akan Tegakkan Protokol Kesehatan

Sidang Tahunan 2020 akan Tegakkan Protokol Kesehatan
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI Indra Iskandar usai rapat persiapan Sidang Tahunan di Gedung Nusantara, DPR RI Senayan Jakarta, Senin (10/8/2020). Foto : Runi/Man

Jakarta – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI Indra Iskandar meyakini pelaksanaan Sidang Tahunan MPR RI dan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam rangka peringatan HUT ke-75 RI, dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI pada 14 Agustus 2020 mendatang, akan menegakkan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan penyebarluasan Covid-19. Hal tersebut disampaikan Indra saat rapat persiapan Sidang Tahunan di Gedung Nusantara, DPR RI Senayan Jakarta, Senin (10/8/2020)

“Saya pastikan bahwa DPR akan laksanakan protokol kesehatan dengan tegas. Itu menjadi satu keharusan mutlak, dan akan sangat ketat sekali. Undangan Sidang Tahunan dan APBN akan sangat sedikit, hanya sekitar 300 orang dari sekitar seribuan kapasitas Gedung Paripurna. Tempat ruang sidang akan dilonggarkan, bahkan undangan dan setiap yang datang wajib menyerahkan hasil rapid test. Bahkan untuk petugas dan pihak yang berdekatan dengan Presiden harus melakukan tes swab terlebih dahulu,” terang Indra.

Tidak hanya itu, lanjut Indra, dalam Sidang Tahunan kali ini juga dilakukan penyederhanaan tidak hanya dari segi orname atau hiasan. Melainkan juga penggabungan antara Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI. Hal tersebut juga untuk menyederhanakan agar Presiden tidak berpidato sebanyak tiga kali sebagaimana biasanya.

Senada dengan Sekjen DPR RI, Kepala Biro Protokol Setjen DPR RI Suratna  mengatakan, secara prinsip pihaknya sudah siap menggelar kegiatan tahunan tersebut. Undangan pun sudah disebar ke berbagai pihak, baik undangan fisik dan virtual. Undangan fisik sebagaimana yang disebutkan Sekjen DPR RI, ada sekitar 310 orang yang akan hadir langsung di Gedung Nusantara DPR RI.

Sementara itu undangan virtual sebanyak 860 yang terdiri dari 378 Anggota DPR RI, dan 89 Anggota DPD RI, sisanya undangan lainnya. Konfirmasi kehadiran tamu undangan virtual dalam rapat tersebut sudah bisa dilakukan sejak tanggal 7 hingga 10 Agustus 2020. Sedangkan tanggal 10-13 agustus dilakukan konfirmasi ID meeting dan passwords. Setelah itu di hari pelaksanaan tanggal 14 Agustus 2020, dibuka pada pukul 07.00 untuk join meeting dan pukul 12.00 untuk join meeting siang hari.

“Sebagaimana yang disebutkan Bapak Sekjen DPR RI sebelumnya, ada sekitar 310 undangan yang akan hadir secara fisik atau langsung dalam acara tersebut. dari 310 undangan fisik itu, sebanyak 170 orang merupakan Anggota DPR RI yang terdiri dari Pimpinan DPR RI, pimpinan komisi dan fraksi, serta pimpinan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) yang ada di DPR RI. Sementara untuk DPD RI ada sekitar 48 orang yakni terdiri dari pimpinan dan perwakilan provinsi-provinsi yang ada di seluruh Indonesia, dan  Pimpinan MPR sebanyak 20 orang,” jelas Suratna.

Terkait dengan kehadiran tamu-tamu VIP yang notabene merupakan presiden dan wakil presiden terdahulu, Suratna menjelaskan bahwa semuanya hadir secara virtual. Meski demikian tetap ada aspek keprotokolan di dalamnya. Artinya tetap akan ada greeting atau ucapan salam dan penyebutan nama kepada para pemimpin bangsa di era sebelumnya.

“Memang akan sangat banyak orang atau undangan yang hadir secara virtual nantinya, dan kami yang dibantu oleh pihak PT Telkom sudah menyiapkan dengan baik jaringan internet sebagai pendukungnya. Sehingga ketika terjadi kelebihan beban atau masalah lainnya, insyaAllah dapat segera teratasi,” pungkas pria yang biasa disapa Ratno ini sambil memohon doa agar pelaksanaan acara akbar tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar. (ayu/es)

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Wacana Kenaikan Tarif KRL Ancam Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Oleh

Fakta News
Wacana Kenaikan Tarif KRL Ancam Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Anggota Komisi V DPR RI Toriq Hidayat. Foto: DPR RI

Jakarta – Wacana kenaikan tarif Commuter Line oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menempatkan masyarakat Jabodetabek pada tantangan baru yang mengancam kesejahteraan ekonomi mereka. Hal tersebut pun lantas menuai sorotan dari Anggota Komisi V DPR RI Toriq Hidayat.

“Kenaikan tarif KRL Jabodetabek akan memberikan dampak yang signifikan. Terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR). Kenaikan tarif bisa memperberat beban ekonomi mereka. Dan Ini juga dapat mengakibatkan kesenjangan sosial dan ekonomi yang lebih besar,” ujar Toriq dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, Senin (29/4/2024).

Politisi Fraksi PKS tersebut menegaskan bahwa kenaikan tarif tidak sejalan dengan kondisi ekonomi masyarakat, terutama masa pasca pandemi dan ketidakpastian ekonomi yang menyertainya. Dalam beberapa bulan terakhir, harga-harga bahan pokok terus melonjak secara dramatis.

“Kami tahu betul paska pandemi masyarakat terpaksa mengalokasikan sebagian besar pendapatan mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kenaikan tarif hanya akan menambah beban ekonomi mereka. Terutama mereka yang bergantung pada angkutan publik ini setiap hari,” tandasnya.

Terkait hal itu, Toriq menegaskan akan berupaya keras menyerukan kepada Kementerian Perhubungan selaku regulator agar mendengarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Serta, kemudian meninjau kembali rencana kenaikan tarif ini dan mencari solusi yang lebih adil dan berkelanjutan.

“Kami akan terus memantau perkembangan situasi ini. Dan memastikan bahwa keputusan terkait tarif transportasi publik nantinya harus ada partisipasi aktif dari publik dan memperhitungkan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh” tutup Toriq.

Sebagaimana diketahui, PT KAI Commuter (KCI) telah mengusulkan kenaikan tarif KRL Jabodetabek yang belum berubah sejak 2016. Saat ini usulan tersebut masih dibahas Pemerintah. Direktur Operasi dan Pemasaran KCI Broer Rizal mengatakan, pihaknya masih menunggu keputusan Pemerintah untuk menaikkan tarif KRL Jabodetabek.

Pasalnya, ketentuan tarif KRL Jabodetabek merupakan kewenangan Kemenhub selaku regulator. “Itu kebijakan dari Pemerintah ya. Kalau kami hanya eksekutor untuk melaksanakan apa yang menjadi keputusan Pemerintah. Usulan dan pembahasannya sudah dilakukan di Kemenhub,” ujarnya saat konferensi pers Angkutan Lebaran 2024 di Jakarta, Selasa lalu (24/4).

Baca Selengkapnya

BERITA

Sukamta: Kota Yogya Perlu Siapkan Peta Jalan Penanganan Sampah Jangka Panjang

Oleh

Fakta News
Sukamta: Kota Yogya Perlu Siapkan Peta Jalan Penanganan Sampah Jangka Panjang
Anggota DPR RI Sukamta. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota DPR RI dari Dapil Provinsi DIY Sukamta menilai Kota Yogyakarta perlu menyiapkan peta jalan (roadmap) untuk penanganan sampah jangka panjang yang menyangkut peningkatkan kasadaran masyarakat. Edukasi secara terus menerus harus dilakukan baik di sekolah, rumah tangga, dan masyarakat.

Tak hanya itu peraturan yang kuat untuk pengurangan sampah juga sangat dibutuhkan. Sukamta mencontohkan perlunya kebijakan kantong plastik berbayar atau larangan penggunaaan kantong belanja plastik sekali pakai. Adapun jangka pendeknya saat ini bisa dengan optimalisasi penampungan di TPST Piyungan.

“Kalau saya dengar, TPST ini kalau ada alat dan SDM yang memamadai masih bisa dimanfaatkan secara optimal untuk sementara waktu hingga 200-300 ton per hari. Pemkot bisa komunikasikan hal ini dengan Pemda DIY. Rencana optimalisasi 3 TPS 3R di Nitikan, Karangmiri dan Kranon bisa segera direalisasi, meski daya tampung 3 TPS ini masih terbatas,” kata Sukamta sebagaimana keterangan kepada media, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Di sisi lain, Politisi Fraksi PKS ini, menilai di level provinsi, di area perkotaan saat ini masih sering ditemukan sampah di jalan maupun tempat penampungan yang penuh. Menurutnya, Pemerintah perlu memberikan honor kepada para petugas pengambil sampah sebagai salah satu upaya mencegah buang sampah sembarangan.

“Menurut kami perlu ada stimulan atau honor untuk para petugas pengambil sampah rumah tangga, di level RT, RW dan kampung. Ini supaya masyarakat tidak buang sembarangan,” kata Anggota Komisi I DPR RI tersebut.

Sukamta meyakini dengan adanya dana stimulan atau honor tersebut maka para petugas pengambil sampah akan menjalankan tugasnya dengan baik khususnya pengambilan sampah dengan sistem terpilah. “Selama ini warga sudah diminta memilah, akan tetapi (saat) di  (tempat) pembuangan dicampur lagi. Ini perlu jadi perhatian, sehingga perlu ada petugas khusus memilah,” ujarnya.

Sukamta menegaskan dirinya banyak mendapatkan aspirasi dari masyarakat terkait penanganan sampah di Jogja. Hal ini kembali mencuat setelah rencana penutupan TPST secara permanen, sehingga banyak ditemukan sampah di pinggir jalan, salah satunya di perbatasan antara Kota Jogja dengan Bantul atau sebelah utara Gembira Loka.

Baca Selengkapnya

BERITA

Pemerintah Perlu Lakukan Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah

Oleh

Fakta News
Pemerintah Perlu Lakukan Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah
Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini. Foto: DPR RI

Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini meminta pemerintah melakukan upaya untuk meredam konflik yang ada di Timur Tengah, salah satu caranya melalui jalur diplomasi.

“Pemerintah perlu mengambil pendekatan diplomasi yang kuat dengan mempromosikan perdamaian dan menekankan pentingnya dialog multilateral,” kata Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini dalam keterangan kepada media, di Jakarta, Sabtu (27/4/2024).

Menurut Helmy, konflik tersebut harus diredam lantaran dampaknya sangat berpengaruh ke Indonesia, salah satunya dari segi perekonomian. “Stabilitas perekonomian Indonesia bisa terganggu lantaran terjadi fluktuasi harga minyak dan gangguan dari segi perdagangan,” ujar Politisi Fraksi PKB ini.

Jika kondisi ini dibiarkan, dia meyakini masyarakat akan merasakan dampak langsung lantaran tercekik harga kebutuhan pokok yang melambung. “Dengan memperkuat kerja sama internasional, meningkatkan keamanan domestik, dan memperkuat resiliensi ekonomi, Indonesia dapat mengurangi dampak negatif dari konflik di Timur Tengah,” kata Helmy.

Senada, Anggota Komisi I DPR RI Muhamad Farhan menjelaskan dampak dari konflik di Timur Tengah yang harus diwaspadai Indonesia.

Beberapa di antaranya terhambatnya impor minyak mentah dan bahan pangan dasar seperti beras, kedelai, dan gandum, jika perairan Teluk Persia, Hormuz dan Suez terganggu akibat dampak konflik itu. “Sebab akan mempengaruhi arus masuk kebutuhan pokok, akibatnya harga akan naik dan inflasi tinggi,” kata Farhan.

Maka dari itu, kata dia, Indonesia juga perlu melakukan antisipasi dengan mengeluarkan kebijakan ekonomi guna menghindari harga pangan yang tinggi.

Di tengah agresi Israel ke Jalur Gaza yang terus berlangsung sejak 7 Oktober 2023, kata Farhan, kawasan Timur Tengah semakin memanas akibat eskalasi perseteruan antara Iran dan Israel.

Permusuhan terbaru antara kedua musuh bebuyutan tersebut dipicu serangan Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.

Iran menuding Israel bertanggung jawab atas serangan fatal terhadap fasilitas diplomatiknya yang menewaskan sedikitnya tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, termasuk dua jenderal penting.

Iran kemudian melancarkan serangan balasan dengan menembakkan puluhan rudal balistik dan ratusan pesawat nirawak ke Israel pada 13 April. Israel mengklaim serangan itu berhasil digagalkan dan hanya menyebabkan kerusakan ringan pada sebuah pangkalan militernya.

Baca Selengkapnya