Kerja Nyata KPN Cegah Penyebaran Corona, Bagikan Hand Sanitizer Gratis ke Masyarakat
Jakarta – Organ Relawan Komite Penggerak Nawacita (KPN) dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona, melaksanakan kerja nyata dengan membagikan hand sanitizer atau cairan antiseptik gratis kepada masyarakat. Langkah ini dilakukan karena semakin langkanya hand sanitizer di pasaran, jikalau ada harganya pun melonjak tinggi.
Ada pun pembagian hand sanitizer ini diberikan kepada masyarakat di wilayah Kampung Guji Baru, Kel Duri Kepa, Kec Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan Jalan Tanah Pasir, Kel Penjaringan, Kec Penjaringan, Jakarta Utara.
Salah satu pengurus KPN Robi Maulana mengatakan sebagai organ relawan pendukung Jokowi, KPN tak bisa berdiam diri untuk turut berperan membantu pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran virus Corona kepada masyarakat. Selain pembagian hand sanitizer, KPN juga akan membagikan masker dan cairan disinfektan serta sosialisasi pentingnya hidup bersih dan sehat di sejumlah titik untuk mencegah penyebaran pandemi Corona.
“Kami dari KPN bergerak bersama masyarakat untuk bahu membahu membantu pemerintah mengatasi pencegahan penyebaran virus Corona, salah satunya adalah pembagian hand sanitizer gratis kepada masyarakat terutama lapisan bawah. Harus dipahami bahwa saat ini sangat sulit untuk mendapatkan masker, hand sanitizer hingga disinfektan yang harganya terjangkau untuk dibagikan kepada masyarakat,” ujar Robi, Senin (23/3).
Menurut Robi, KPN sebagai civil society harus berperan dan hadir di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan sosialisasi sekaligus mengajak masyarakat agar tidak panik dan terus meningkatkan pola hidup sehat dan bersih sebagai salah satu cara untuk menangkal serangan Virus Corona.
“Saat ini yang menjadi fokus kami adalah bagaimana melibatkan masyarakat dalam pencegahan penyebaran virus Corona. Kami pahami mungkin sebagian masyarakat sedang panik, tapi kami ajak mereka untuk bergerak bersama memerangi COVID-19, yaitu dengan ikut menjaga pola hidup sehat dan bersih di tengah-tengah pandemi Corona ini,” tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, KPN juga mengajak masyarakat untuk mematuhi imbauan pemerintah dengan melakukan pembatasan sosial atau social distancing. Jika imbauan social distancing tidak dipatuhi, akan semakin banyak warga yang terjangkit virus Corona.
“Kami berharap kita semua untuk disiplin dalam menjaga jarak aman. Yang kita butuhkan sekarang adalah kedisiplinan tentang bagaimana kita bisa menerapkan social distancing, jaga jarak, jangan berdekatan, dilarang berkumpul. Imbauan pemerintah ini tolong dipatuhi,” tandas Robi.
Hal senada juga disampaikan pengurus KPN lainnya Wignyo Prasetyo, menurutnya pembagian hand sanitizer ini merupakan inisiatif dari KPN dengan membuat dan mendistribusikan swadaya. Hand sanitizer tersebut dibagikan untuk masyarakat yang memang membutuhkan dan berinteraksi langsung karena aktivitasnya melayani warga.
“Ini memang inisiatif relawan, karena berbagai kebutuhan kesehatan langka di lapangan. Hand sanitiser susah dicari, kalaupun ada tapi sedikit dan mahal. Maka kita dari KPN membuat sendiri swadaya, dan kita distribusikan buat mereka yang terpaksa harus keluar rumah. Seperti ketua RT, karyawan retail atau warung kelontong,” ungkap Wignyo.
“Buat para karyawan toko retail atau warung-warung kita letakkan saja di meja kasir mereka. Mereka tiap hari melayani orang, rentan penularan. Juga buat ketua RT yang tiap hari keluar rumah mengurus warga,” imbuhnya.
Tak hanya itu, lanjut Wignyo, KPN saat ini juga sedang buat wastafel untuk ditempatkan di beberapa tempat terbuka.
“Mungkin juga nanti penyemprotan disinfektan di sarana-sarana publik,” pungkas Wignyo.
(chrst)
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.