188 ABK World Dream Berhasil Dievakuasi Menuju Pulau Sebaru
Jakarta – Sejumlah 188 anak buah kapal (ABK) World Dream yang merupakan warga Negara Indonesia (WNI) berhasil dievakusi dan dari hasil pemeriksaan lanjut oleh tim kesehatan KRI dr. Soeharso dinyatakan tidak ada WNI terindikasi COVID-19.
“Mereka dalam kondisi sehat, suhu tubuh normal tidak ada yg diatas 38 derajat celcius. Selanjutnya mereka akan menjalani masa observasi selama 14 hari di Pulau Sebaru Kecil,” cuit akun @KemenkesRI pada hari Jumat (28/2) pukul 12.40 WIB.
Kronologis Evakuasi Hari Rabu tanggal 26 Februari 2020 pukul 10.55 hingga 13.50 WIB di Perairan Selat Durian, Kepulauan Riau telah dilaksanakan evakuasi terhadap 188 orang WNI ke KRI dr. Suharso 990 oleh Tim Evakuasi gabungan dipimpin oleh Danguskamla Koarmada I, Laksma TNI Yayan Sofiyan, SE. dengan anggota Tim Terpadu 17 orang.
Kapal World Dream sejak Senin 24 Februari 2020 pukul 22.00 WIB, sudah berada di Perairan Selat Durian.
Sementara pada Rabu pukul 06.55 WIB KRI Cut Nyak Dien 375 berangkat dari Dermaga Pelabuhan Batu Ampar mengangkut Tim Evakuasi gabungan dipimpin Danguskamla Koarmada I (Laksma TNI Yayan Sofiyan, SE) menuju titik labuh jangkar Kapal World Dream di Perairan Selat Durian.
Pukul 08.55 WIB, KRI Cut Nyak Dien 375 tiba di area labuh jangkar Kapal World Dream sambil menunggu kedatangan KRI dr. Suharso 990 sebagai kapal pengangkut ABK World Dream. Pada pukul 09.25 WIB KRI dr. Suharso 990 tiba di titik labuh jangkar Perairan Selat Durian.
Pukul 09.50 hingga 10.05 WIB KRI Cut Nyak Dien 375 selesai proses ship to ship (sandar) ke lambung kanan KRI Suharso 990. Proses evakuasi dimulai, diawali transfer bagasi ABK World Dream menggunakan Speed Boat milik World Dream ke KRI dr. Suharso 990 dan dilakukan disinfektan.
Transfer bagasi ke KRI dr. Suharso 990 selesai pada 11.10, speed boat kembali ke Kapal World Dream untuk mengangkut ABK. Mereka mulai dipindahkan pada pukul 11.15.
Proses evakuasi ABK World Dream ke KRI dr. Soeharso selesai pada pukul 11.30 dengan jumlah barang bawaan 207 koli dan 188 orang terdiri dari 172 Laki-laki dan 16 wanita. Kapal World Dream angkat jangkar dan berlayar meninggalkan area perairan Selat Durian menuju ke Philipina.
Sementara terhadap ABK di KRI dr. Soeharso tengah dilaksanakan disinfektan, pengecekan kesehatan (suhu tubuh) dan pengambilan sample darah oleh Tim dari KKP Kelas I Batam dan Balitbangkes/BBLK Jakarta di Palka (ruangan dalam kapal) KRI dr. Suharso 990.
Hasil dari pengecekan suhu tubuh semua ABK rata-rata normal tidak ada yang di atas 38 derajat celcius. Dilakukan pemeriksaan lanjut oleh tim kesehatan KRI dr. Soeharso, dan dinyatakan tidak terindikasi COVID-19.
Hasil pengambilan sampel tenggorokan didapat 188 sampel. Untuk pengambilan sampel darah didapat 70 sampel darah, dan akan dilanjutkan di daerah tujuan (Sebaru).
Selanjutnya petugas medis dan Tim Evakuasi lainnya meninggalkan KRI dr. Soeharso 990 dan on board kembali ke KRI Cut Nyak Dien 375. Pukul 14.30 WIB KRI dr. Suharso yang mengangkut 188 orang WNI/Crew MV. World Dream angkat jangkar dan berlayar meninggalkan Perairan Selat Durian menuju ke Pulau Sebaru, Kep. Seribu, Jakarta.
Ping
BERITA
Komisi III Minta Komnas HAM Tingkatkan Peran, Selesaikan Pelanggaran HAM Berat
Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh memimpin rapat kerja dengan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam rapat ini Komisi III meminta Komnas HAM untuk meningkatkan peran dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam mendukung penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM berat.
“Baik itu penyelesaian yudisial maupun non-yudisial, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” ujarnya di ruang rapat Komisi III, Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2024).
Lebih lanjut Komisi III DPR meminta Komnas HAM untuk segera menyelesaikan peraturan terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi, agar dapat menjadi informasi dan tolak ukur dalam tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan.
Bahkan Komisi III meminta Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk lebih proaktif dan sinergis dalam mengidentifikasi potensi permasalahan, melakukan penanganan, maupun pendampingan terhadap seluruh pihak, dalam penerapan dan penegakan prinsip-prinsip HAM, termasuk perlindungan terhadap perempuan di seluruh sektor dan kegiatan.
Sementara itu di lain pihak, Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro menyampaikan bahwa pihaknya saat ini tengah menyusun rancangan Peraturan Komnas HAM terkait Penilaian Tindak Lanjut Kepatuhan Rekomendasi Komnas HAM. “Sebagai salah satu upaya pemasangan untuk meningkatkan efektivitas dari rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM,” papar Atnike saat rapat.
Menurutnya rekomendasi yang diberikan oleh Komnas HAM dari hasil pemantauan, mediasi, maupun kajian tidak selalu ditindaklanjuti oleh stakeholders maupun kementerian/lembaga karena dianggap tidak mengikat. “Sejumlah kasus juga menunjukkan fungsi mediasi Komnas HAM masih belum dipahami sebagai sebuah solusi strategis,” ucap Atnike.
BERITA
Anggaran Pendidikan Kemenag Dinilai Masih Kecil
Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menilai besaran anggaran pendidikan yang diterima Kemenag (Kementerian Agama) untuk mendanai seluruh lembaga pendidikan Islam dan keagamaan masih timpang dibanding kementerian lain.
“Soal anggaran pendidikan di bawah Kementerian Agama harus betul-betulan keadilan anggaran. Kalau kita dengar pidato Menteri Keuangan (Sri Mulyani) dalam rapat paripurna, ya anggaran pendidikan Rp630 triliun, tapi kalau Kemenag hanya dapat Rp35 triliun, buat saya mengkhawatirkan,” kata Kang Ace, sapaannya, dalam keterangan persnya, Rabu (29/5/2024).
Politisi Partai Golkar itu menyatakan, selain Sekretariat Jenderal (Sekjen) Kemenag, anggaran terbesar juga diberikan kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag sebesar Rp35 triliun.
Ada satu hal yang sangat penting untuk didiskusikan bersama adalah soal berbagai hal terkait anggaran pendidikan nasional. Dari penjelasan Plt Dirjen Pendis, berapa persen KIP Kuliah untuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTKAI) dan perguruan tinggi agama lain.
“Apakah PIP, KIP, apakah sudah mencerminkan suatu keadilan anggaran? Rehab ruang kelas juga belum mencerminkan keseluruhan,” ujar dia.
Kang Ace melihat dari total anggaran pendidikan Rp630 triliun di APBN, Kemenag hanya mendapatkan Rp35 triliun, artinya belum mencerminkan suatu kesetaraan anggaran.
“Padahal anak-anak madrasah, yang kuliah di UIN, STAIN, STAI atau di manapun, mereka juga anak-anak bangsa yang sama untuk mendapatkan perlakuan sama dalam akses pendidikan,” tutur Kang Ace.
Ace mengatakan, keputusan tepat telah diambil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menunda status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Itu keputusan yang tepat. Kalau tidak, meresnya sama mahasiswa. Berat,” ucap dia.
Jujur saja, ujar Ace, hampir sebagian besar siswa dan mahasiswa yang sekolah di bawah Kemenag berlatar belakang sosial ekonomi kelas menengah bawah. Namun penyaluran program KIP dan PIP untuk mereka juga sedikit.
“Itu anehnya. Jadi ada yang salah dari proses pendataan penyaluran program negara untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan itu,” ujar Kang Ace.
BERITA
Imbas Kebakaran Smelter Nikel PT KFI, Komisi VII akan Audit Investigasi
Kutai Kartanegara – Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru mengatakan, pihaknya akan segera melakukan audit investigasi terhadap pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industri. Hal tersebut imbas dari peristiwa dua kali ledakan di pabrik smelter PT KFI yang menewaskan pekerja asing dan lokal belum lama ini.
“Kami akan panggil PT KFI beserta seluruh jajaran direksinya, untuk datang ke Gedung Senayan dan kami akan melakukan audit investigasi. Secara mekanisme, bisa dengan membuat panja nikel atau kita panggil secara khusus di Rapat Dengar Pendapat (RDP). Kami juga tentunya akan melibatkan Kementerian Perindustrian dan Kementerian KLHK dari sisi amdalnya, supaya benar-benar kita melihat secara komprehensif sebab terjadinya ledakan,” ujarnya saat memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR mengunjungi PT KFI di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (29/5/2024).
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, pihaknya menilai, hasil dari temuan dilapangan seperti sarana untuk keselamatan kerja dan sebagainya juga masih jauh dari kurang. Walaupun mereka sudah mendatangkan tim dari Kementerian Industri untuk mekanisme aturan pedomannya, tetapi pihaknya menemukan fakta di lapangan masih belum sesuai dengan harapan.
“Saya berpesan agar tidak terulang terjadi kebakaran atau ledakan, yang paling penting ini adalah mesin yang ada di setiap semelter itu perlu dicek selalu setiap periodik. Kemudian, kalibrasi mesin itu juga penting karena dengan begitu kita akan tahu ukuran mesin ini sesuai dengan kapasitasnya dia berproduksi atau tidak. Sehingga, Insya Allah dengan adanya perawatan yang berkala dan pengawasan yang kita lakukan ini Insya Allah tidak akan terjadi kembali,” jelas Nasyirul.
Selain itu, kami juga tidak menemukan alat pemadam kebakaran sepanjang jalan menuju lokasi meledaknya smelter. Kemudian, rambu-rambu yang ada juga masih sangat terbatas sekali, sehinhha dianggap tidak layak untu perusahaan smelter. “Jadi ini harus segera diperbaiki,” imbuhnya.
“Kita menemukan sesuatu yang di luar dugaan, ketika PT KFI lagi dibangun ada proses namanya commissioning atau uji coba tetapi sudah menimbulkan kejadian terjadinya ledakan. Padahal masih tahap uji coba, tetapi dua tenaga kerja asing dan dua pekerja lokal turut menjadi korban akibat ledakan di smelter nikel tersebut,” ucapnya lagi.