Connect with us
Prof. Dr. dr Nila Djuwita F Moeloek, SpM (K), Menteri Kesehatan:

“Terus Terang Kita Memang Harus Menolong”

Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr Nila Djuwita F Moeloek, SpM (K),(Foto: Istimewa)

Upaya menangani kasus luar biasa (KLB) wabah gizi buruk dan campak yang melanda Kabupaten Asmat, Papua, dilakukan pemerintah dengan terus berupaya mencari solusi yang terbaik untuk warga Asmat. Pemerintah telah membentuk dan mengirim tim satuan tugas (satgas) yang terdiri dari unsur TNI, Polri, dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengatasi KLB di Kabupaten Asmat tersebut.

Beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan Nila Moeloek meninjau langsung untuk melihat kondisi anak-anak yang terserang KLB gizi buruk di Kabupaten Asmat tersebut. Salah satu lokasi yang dikunjunginya adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats di Asmat. Di RS itu, Nila mengatakan bahwa terdapat sejumlah ibu dan anak warga Asmat yang sedang dirawat. Kondisi anak-anak yang terkena wabah gizi buruk sangat memprihatinkan. “Terus terang ini memang kita harus menolong,” kata Nila di Jakarta, Senin pekan lalu.

Dengan melihat kondisi anak-anak dan ibu-ibu itu, perempuan yang berlatar belakang dokter ini pun langsung meyakini bahwa di dalam perut buncit anak-anak yang terkena gizi buruk itu terdapat cacing. “Saya bisa mikir ini isinya bukan karena buncit, tapi cacing, jelas. Kami tahu cacing pita ada, itu positif,” tuturnya.

Tak hanya itu saja, Nila juga mengatakan kondisi pernapasan anak-anak korban gizi buruk itu terengah-engah. Menurutnya, pengobatan terhadap anak kurang gizi ini mesti dilakukan secara perlahan. Cacing pita dalam perut anak yang kurang gizi ketika diberi obat cacing akan keluar dari tubuh melalui dubur, mulut, bahkan hidung. “Nah, yang paling berbahaya kalau cacing pita itu masuk ke paru-paru sehingga pengobatan terhadap anak gizi buruk tidak bisa sembarangan,” terang Nila.

Kemenkes telah memeriksa sebanyak 12.398 anak sejak September 2017 sampai 25 Januari 2018. Kemenkes menyatakan telah memberikan pelayanan optimal. Berdasarkan data Kemenkes, sebanyak 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk di Asmat. Selain itu, Kemenkes juga menemukan 25 anak terduga campak serta empat anak yang terkena campak dan gizi buruk.

Wanita kelahiran Jakarta 68 tahun silam ini, Senin pekan lalu, di Ruang Serba Guna Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jalan Medan Merdeka Barat, No. 9 Jakarta Pusat, dalam forum Diskusi FMB 9 yang mengangkat tema, “Memajukan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat Papua.” Di forum itu, Nila menceritakan dengan rinci kondisi terkini KLB gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat kepada wartawan yang juga dihadiri Fakta.News. Berikut kutipannya.

Bisa diceritakan bagaimana kondisi lingkungan dan kesehatan di Asmat?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu mengatakan bahwa pembangunan itu ada dua, yaitu selain pembangunan fisik (Infrastruktur), ada juga pembangunan manusianya (nonfisik). Pembangunan nonfisik ini tidak kalah penting. Jadi, pembangunan kesehatan ini adalah dasar yang menjadi perhatian utama.

Sering kali kasus kesehatan dianggap biasa-biasa saja. Kalau sudah sakit, baru ribut. Nah, yang disalahkan nanti dokternya. Kadang-kadang memang kita lupa dengan kesehatan. Kalau melihat makanan yang enak, matanya lebih dulu melotot sebelum berpikir dampak penyakitnya.

Kesehatan memang memerlukan sarana dan prasarana (fisik), mulai dari puskesmas hingga rumah sakit (RS). Tentu ini dilakukan dengan sistem yang berjenjang. Artinya, tidak semua orang sakit langsung masuk rumah sakit. Kemudian, kami juga perlu obat-obatan di dalamnya maupun alat kesehatannya serta sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga kesehatan. Saya kira ini memang tugas dari Kemenkes terkait penyediaan fasilitas kesehatan.

Menteri-Nila-ke-Asmat-

Menkes saat berkunjung ke Asmat, Papua (Foto: Net.Z)

Apakah Kemenkes sudah memberikannya secara merata?

Memang sampai 2018 ini kami masih terus berupaya. Sejak era pemerintahan Presiden Jokowi melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yaitu BPJS dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) sudah kami terbitkan. Saya kira orang Indonesia memang lebih beruntung karena 92,4 juta jiwa preminya dibayarkan oleh pemerintah. Mereka bisa pergi ke fasilitas kesehatan (faskes) seperti puskesmas atau RS.

Namun, karena masih masa transisi sedangkan yang sakit sudah lebih banyak, sering muncul ribut-ribut. Banyak yang bilang mengantre terlalu lama dan sebagainya. Kami kejar-kejaran.

 

Untuk kasus KLB gizi buruk yang melanda wilayah Asmat, bagaimana langkah cepat untuk beberapa pekan ke depan untuk penanggulangan gizi buruk di Asmat?

Pertama, kami mengirim tenaga kesehatan. Sebab, dengan kondisi kesehatan lingkungan yang ada di sana, air pun jadi masalah. Terkait kesehatan lingkungan (kesling), kami mencoba melakukan penjernihan air. Saya kontak langsung Menteri ESDM Ignasius Jonan karena dia punya bor air dan BBM. Jadi, mana yang bisa dikerjakan dalam kondisi darurat, mari kita kerjakan bersama. Untuk urusan transportasi, BBM sudah sampai untuk transportasi di sana dan itu sudah dikirim sebanyak 24 ton BBM.

Baca Selengkapnya
Tulis Komentar

BERITA

Komisi VI Dorong Bali Jadi Destinasi Wisata Premium

Oleh

Fakta News
Komisi VI Dorong Bali Jadi Destinasi Wisata Premium
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji saat bertukar cenderamata usai memimpin Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI Ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Foto: DPR RI

Denpasar – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji mendorong pengembangan sektor pariwisata beserta sarana transportasi dan infrastruktur pariwisata di Provinsi Bali menjadi destinasi wisata premium. Hal tersebut diungkapkannya saat Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI Ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali dengan tema Pengembangan Sektor Pariwisata Provinsi Bali beserta Dukungan Sarana Transportasi dan Infrastuktur di Provinsi Bali, Senin (22/4/2024).

“Kita mendapatkan penjelasan dari mitra kerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang Pariwisata, Transportasi dan juga infrastruktur bahwa mereka sudah mulai pulih kembali setelah pandemi Covid-19. Ada yang sudah 95 persen, adapula yang sudah 100 persen dari tahun 2019 lalu. Kondisi ini tentu menggembirakan tapi jangan pula mudah berpuas diri karena kita masih harus berpacu dengan waktu di mana sektor pariwisata merupakan penghasil devisa negara cukup besar,” ungkap Sarmuji usai pertemuan dengan jajaran Direksi BUMN Pariwisata, Transportasi dan Infrastruktur.

Politisi Partai Golkar ini menambahkan negara kita punya potensi wisata yang lengkap, mulai dari pesona alamnya, keramahtamahan masyarakat, keanekaragaman budaya. Hanya saja ada banyak hal yang harus dibenahi, misalnya destinasi wisata kita jangan hanya bertumpu di Bali saja tapi perlu juga dikembangkan daerah-daerah tujuan wisata lainnya.

“Khusus Bali yang sudah pulih kembali setelah pandemi kita berharap agar bisa menjadi destinasi wisata yang premium. Karena daya dukung lingkungan di Bali juga pasti terbatas, dengan jumlah wisatawan yang kian hari kian banyak tentu akan menyulitkan jika tidak secara terencana kita naikkan level wisata di Bali menjadi level premium,” tandasnya.

Legislator Dapil Jawa Timur VI melanjutkan, konsep wisata premium yang dimaksud mengacu kepada layanan yang berkualitas tinggi dan kental dengan keunikan alam, sosial, budaya, dan masyarakat. Dengan begitu, wisatawan bisa mendapat pengalaman bernilai tinggi dengan tetap memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup.

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menetapkan sepuluh Destinasi Wisata Prioritas (DSP) di luar Bali antara lain Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di NTB, Labuan Bajo di NTT, Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur, Kepulauan Seribu di Jakarta, Danau Toba di Sumatera Utara, Wakatobi di Sulawesi Utara, Tanjung Lesung di Banten, Morotai di Maluku Utara, dan Tanjung Kelayang di Kepulauan Bangka Belitung.

Baca Selengkapnya

BERITA

Gobel Sampaikan Apresiasi Masyarakat Gorontalo Terhadap Program Bantuan Presiden

Oleh

Fakta News
Gobel Sampaikan Apresiasi Masyarakat Gorontalo Terhadap Program Bantuan Presiden
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel saat berbincang dengan Presiden RI Jokowi yang baru tiba di Bandara Djalaludin, Gorontalo, Minggu (21/4/2024). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Gorontalo – Presiden RI Jokowi belum lama ini menggelar kunjungan kerja ke Gorontalo untuk meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato, panen jagung di Pohuwato, meninjau pembangunan Waduk Bulango Ulu, serta sejumlah agenda lainnya. Terkait hal itu, Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menyampaikan apresiasi dan terima kasih dari masyarakat kepada Presiden yang telah menggelontorkan berbagai program bantuan dan proyek strategis nasional ke Provinsi Gorontalo.

“Alhamdulillah bisa menyambut kedatangan beliau (Jokowi) bersama rombongan yang akan melakukan kunjungan kerja serta beberapa agenda lainnya di Gorontalo. Semoga Gorontalo memberikan kesan yang indah bagi Pak Presiden,” ungkap Gobel dalam keterangan resmi yang diterima Parlementaria, Selasa (23/4/2024) sebagaimana perbincangan santai keduanya saat Jokowi tiba di Bandara Djalaludin, Gorontalo, Minggu (21/4/2024).

“Begitu banyak program yang telah diberikan Presiden Jokowi untuk Gorontalo, diantaranya Proyek Strategis Nasional Waduk Bulango Ulu, Program Pertanian, Proyek Bandar Udara dan Pelabuhan Anggrek untuk menopang pertumbuhan ekonomi di Gorontalo,” sambung Politisi Fraksi Partai NasDem ini yang akan kembali menjadi wakil rakyat dari Dapil Gorontalo untuk periode 2024-2029.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi selepas dari Bandara Djalaludin menuju Kota Gorontalo dan bermalam di sana. Keesokan harinya, Presiden melanjutkan kegiatan meresmikan Bandara Panua Pohuwato di Kabupaten Pohuwato dan Inpres Jalan Daerah di Provinsi Gorontalo.

Turut hadir menyambut kedatangan Presiden Jokowi diantaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Pj Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya, Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Candra Wijaya, Kapolda Gorontalo Irjen Pudji Prasetijanto Hadi, Danlantamal VIII Laksma TNI Nouldy Jan Tangka, Danlanud Sam Ratulangi Marsma TNI Ramot CP Sinaga, dan Kajati Gorontalo Purwanto Joko Irianto.

Baca Selengkapnya

BERITA

Peserta Magang Di Rumah Rakyat Diharapkan Jadi “Duta” untuk DPR RI

Oleh

Fakta News
Peserta Magang Di Rumah Rakyat Diharapkan Jadi “Duta” untuk DPR RI
Kepala Pusat Teknologi Informasi (Pustekinfo) Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI, Djaka Dwi Winarko foto bersama usai Kuliah Umum MDRR di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (22/4/2024). Foto : DPR RI

Jakarta – Kepala Pusat Teknologi Informasi (Pustekinfo) Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI, Djaka Dwi Winarko menjelaskan mahasiswa yang tergabung dalam program Magang di Rumah Rakyat (MDRR) diharapkan dapat menjadi duta-duta DPR. Dimana para pemuda dan pemudi ini dapat menyampaikan informasi secara utuh tentang DPR kepada masyarakat luas.

“Mahasiswa MDRR ini merupakan orang-orang pilihan dari sekian ribu mahasiswa dari seluruh Indonesia. Selain pengalaman untuk mahasiswa itu sendiri, sejatinya MDRR Ini menjadi sebuah kesempatan kita untuk memberikan pemahaman mengenai apa itu DPR secara langsung. Karena dia melihat praktek-praktek kerja anggota DPR dan juga termasuk supporting system di Setjen DPR,” ujar Djaka usai Kuliah Umum MDRR di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (22/4/2024).

Dengan demikian, lanjutnya, pihaknya berharap peserta MDRR ini yang notabene mempunyai pengalaman secara utuh mengenai DPR, cara kerja, prosedur kerjanya, dinamika yang ada di DPR ini dapat memberikan pengalamannya tersebut. Serta, informasi yang dilihatnya secara langsung tentang DPR secara utuh kepada teman, keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Dijelaskan Djaka, dalam Kuliah Umum kali ini, Pustekinfo diberi kesempatan untuk memberikan informasi dan sharing, serta diskusi seputaran IT di DPR RI.  Misalnya terkait peran dan fungsi Pustekinfo diantarahnya memastikan bahwa layanan-layanan, kerja, dan proses-proses di DPR itu bisa terfasilitasi dengan menggunakan teknologi informasi. Dengan kata lain, tujuan dari kuliah umum hari ini menurut Djaka adalah memberikan pemahaman-pemahaman bagaimana sebetulnya peran dari Pustekinfo dalam proses kerja di DPR RI.

Dalam kesempatan itu, pria yang juga menjabat sebagai Plt Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi Sumber Daya manusia Legislatif (Pusbangkom) ini juga memaparkan bahwa sejak tahun 2010 dimana layanan IT DPR berdiri itu memiliki ratusan aplikasi yang tersebar di berbagai unit kerja di DPR RI. Namun, lama kelamaan banyaknya aplikasi yang tersebar di berbagai unit kerja tersebut malah “merepotkan” DPR sendiri. Hingga kemudian pihaknya bersama Tim Pustekinfo bekerjasama dengan Universitas Indonesia di bawah pimpinan Profesor Yudo membuat strategi tersendiri yang disebut Rencana Induk Teknologi dan Informasi dan Komunikasi (RITIK).

“RITIK ini semacam cetak birunya, guidance bagaimana teknologi informasi itu dikembangkan ke depannya. Tadi kita sampaikan bahwa kita sudah ada RITIK mulai tahun 2020 sampai 2025 dan ini juga kita evaluasi setelah itu nanti akan kita rubah lagi atau kita kembangkan lagi menjadi RITIK 2024-2027. karena apa? karena teknologi informasi dan perkembangan sangat cepat, untuk kita bisa mengantisipasi perkembangan seperti apa, dari sisi teknologinya seperti apa, aplikasinya, infrastruktur, termasuk juga Sumber daya manusianya,” paparnya.

Djaka menambahkan, melalui RITIK, pihaknya akan terus mengintegrasikan ratusan aplikasi yang ada di DPR menjadi 15 klaster besar. “Sejauh ini dari 120 an aplikasi yang ad adi DPR telah diintegrasikan menjadi 50 an aplikasi. Ke depan aplikasi sejenis akan terus diintegrasikan lagi sehingga menjadi 15 aplikasi besar yang ada di DPR RI,” pungkasnya.

Baca Selengkapnya